Artikel

Derita Sakaratul Maut Karena Mengutamakan Istri Daripada Ibu

2 Mins read


Penulis: Nurul Hafizoh*

Pada zaman Rasulullah SAW hiduplah seorang pemuda yang bernama Alqomah yang sangat rajin beribadah. Suatu hari dia tiba-tiba sakit parah, lalu istrinya menyuruh orang memanggil Rasulullah dan mengatakan suaminya sakit kuat dan dalam sakaratul maut. 

Ketika berita ini sampai kepada Rasulullah, maka Rasulullah menyuruh Bilal, Ali, Salamam dan Ammar supaya pergi melihat keadaan Alqamah. Ketika mereka sampai di rumah Alqamah, mereka terus mendapatkan Alqamah sambil membantunya membacakan kalimat La-ilaa-ha-illallah, tetapi lidah Alqamah tidak dapat menyebutnya.

Ketika sahabat mendapati bahwa Alqamah pasti akan mati, maka mereka menyuruh Bilal supaya memberitahu Rasulullah, maka Bilal menceritakan segala hal yang berlaku kepada Alqamah. Lalu Rasulullah bertanya kepada Bilal, “wahai Bilal apakah ayah Alqamah masih hidup?” Jawab Bilal “tidak, ayahnya sudah meninggal, tetapi ibunya masih hidup dan sangat tua usinya”. 

Kemudian Rasulullah berkata kepada Bilal, “pergila kamu kepada ibunya dan sampaikan salamku, dan katakan kepadanya kalau dia bisa berjalan, suruh dia datang menemuiku, kalau dia tidak dapat berjalan katakan aku akan kerumahnya”.

Maka ketika Bilal sampai kerumah ibu Alqamah, lalu ia berkata seperti yang Rasulullah kata kepadanya, maka berkata ibu Alqamah “aku lebi patut pergi berjumpa Rasulullah”. Lalu ibu Alqamah mengangkat tongkat terus berjalan menuju kerumah Rasulullah. Maka bertanya Rasulullah kepada ibu Alqamah “jelaskan kepada ku perkara yang sebenar tentang Alqamah, jika kamu berdusta niscaya akan turun wahyu kepadaku”. 

Berkata Rasulullah lagi “bagaimana keadaan Alqamah?”, jawab ibunya “ ia sangat rajin beribadah, ia sholat, berpuasa dan sangat suka bersedekah sebanyak-banyaknya sehingga tidak diketahui banyaknya”. Bertanya Rasulullah “bagaimana hubungan kamu dengan dia?” jawab ibunya “aku murka kepadanya” lalu Rasulullah bertanya “mengapa?” jawab ibunya “karena ia mengutamakan istrinya dari aku, dan menurut kata-kata istrinya sehingga ia menentangku”.

Baca...  Ketika Plato Bersabda Tentang Realitas Murni

Maka berkata Rasulullah “murka kamu itulah yang telah mengunci lidahnya dari menucap La-ilaa-ha-illallah” kemudia Rasulullah menyuruh Bilal mencari kayu api untuk membakar Alqamah. Ketika ibu Alqamah mendengar perintah Rasulullah lalu ia bertanya “wahai Rasulullah, kamu hendak membakar putraku di depan mataku? 

Bagaimana hatiku dapat menerimanya”. Kemudian berkata Rasulullah “wahai ibu Alqamah siksa Allah lebih berat dan kekal, oleh karena itu jika kamu mau Allah mengampuni dosan anakmu, maka hendakla kamu mengampuninya. Demi Allah yang jiwaku ditangannya, tidak akan guna sholatnya, sedekahnya selagi kamu murka kepadanya. Ya Rasulullah aku persaksikan kepada Allah dan langit dan kau ya Rasulullah dan mereka-mereka yang hadir disini bahwa kau ridha pada anakku Alqamah.

Maka Rasulullah mengarahkan Bilal pergi melihat Alqamah sambil berkata “pergila kamu wahai Bilal, lihat apakah Alqamah dapat mengucapkan La-ilaa-ha-illallah atau tidak. Berkata Rasulullah lagi kepada Bilal “aku khawatir jika ibu Alqamah mengucapkan itu semata-mata karena aku dan bukan dari hatinya”. Maka ketika Bilal sampai di rumah Alqamah tiba-tiba terdengar suara Alqamah mengucapkan La-ilaa-ha-illallah.

Lalu Bilal masuk sambil berkata “wahai semua orang yang berada disini, ketahuilah sesungguhnya murka ibunya telah menghalangi Alqamah dari dapat mengucapkan kalimat La-ilaa-ha-illallah, karena ibunyalah maka Alqamah dapat menyebut kalimat syahadat. Maka matilah Alqamah pada waktu setelah dia mengucap.

Maka Rasulullah sampai di rumah Alqamah sambil berkata “segeralah mandi dan kafankan”, lalu disholatkan oleh Rasulullah. Sesudah dikuburkan maka berkata Rasulullah sambil bediri dekat kubur, “hai sahabat Muhajirin dan Anshar, barang siapa yang dilaknat oleh Allah dan tidak diterimanya dari padanya ibarat Fardhu dan sunnahnya.

*) Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Baca...  Amul Jama'ah: Titik Balik Sejarah Islam dan Warisan Sayyidina Hasan

Editor: Adis Setiawan

2450 posts

About author
Merupakan media berbasis online (paltform digital) yang menyebarkan topik-topik tentang wawasan agama Islam, umat Islam, dinamika dunia Islam era kontemporer. Maupun membahas tentang keluarga, tokoh-tokoh agama dan dunia, dinamika masyarakat Indonesia dan warga kemanusiaan universal.
Articles
Related posts
Artikel

Menikmati Pengalaman Wisata Halal di Hokkaido, Jepang

3 Mins read
Bagi wisatawan Muslim yang ingin menjelajahi keindahan alam Jepang tanpa mengabaikan prinsip halal, Hokkaido kini semakin ramah terhadap kebutuhan wisatawan Muslim. Pulau…
Artikel

Mengenal Pemikiran Al-Muhasibi

4 Mins read
Kuliahalisalam.com-Muhasibi lahir di Basra, Irak pada tahun 165 H/781 M dan wafat di Baghdad, Irak tahun 243 H/857 M. Ia sufi dan…
ArtikelEsai

Ekspresi Umat Beragama Kontemporer

3 Mins read
KULIAHALISLAM.COM – Setiap umat Islam memang memiliki hak-hak dan kewajiban yang sama dalam menyebarkan ajaran agama, baik saat aktivitas interaksi sosial di…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights