Kota Bandung, 10 Mei 2024 bertepat dikantor DPC Gerindra Kota Bandung jam 16.30 WIB Reza Arfah diantar pendukungnya untuk maju menjadi Calon Walikota Bandung Periode 2024-2029.
Diwawancarai seusai pendaftaran Calon Walikota Bandung menurutnya berangkat dari kesadaran dan harapan bersama para pemuda Kota Bandung yang secara konstitusi memiliki hak untuk mengambil peran dalam struktur eksekutif, yakni pencalonan Walikota Bandung.
“Dimana, kerap kali anak-anak muda dibatasi ruang gerak dan berpikirnya, terkhusus dalam kontestasi politik. Bisa dikatakan, anak muda sering diposisikan sebatas menjadi pasar dan alat politik untuk meraup suara saja,” ujar Reza Arfah.
Atas dasar Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang maka dari itu Reza menyusun gagasan Nyaah ka Bandung.
“Maka dari itu, disusunlah gagasan Nyaah ka Bandung, dimana nyaah berarti cinta atau sayang yang merupakan fitrah alamiah manusia, atas dasar ini pula, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang menciptakan alam semesta dan seluruh makhluk-Nya,” Ujarnya.
Menurut Reza sudah saatnya bangkit dari keterpurukan dan memanfaatkan peluang dengan mendaftar pencalonan wali Kota Bandung.
“Untuk itu, saya memberanikan diri, mendaftar pencalonan Walikota Bandung tahun 2024. Mari manfaatkan peluang tersebut. Tidak ada lagi waktu. Sekarang atau tidak sama sekali. Bangkit atau terpuruk,” ujar Reza.
Menurut Reza Kota Bandung merupakan Kota Indah dan romantis yang banyak melahirkan seniman dan tokoh bangsa.
“Perbaikan atau teraniaya! Bagi saya, Kota Bandung merupakan kota indah nan romantis, banyak melahirkan tokoh-tokoh bangsa, seniman dan budayawan serta maestro dengan karya-karya tidak hanya skala lokal melainkan nasional, bahkan mendunia, Kota Bandung juga banyak memunculkan para pegiat industri kreatif dengan produk-produk berdaya beda, serta tidak jarang menjadi trend center nasional.” Ujarnya.
Dari berbagai capaian prestasi di atas, Kota Bandung juga memiliki kompleksitas tersendiri. Saat ini jumlah penduduk Kota Bandung mencapai 2,5 juta jiwa dan menjadi kota terpadat kedua setelah Jakarta, hal tersebut beriringan dengan bermasalahnya pengelolaan sampah, banjir, polusi udara dan kemacetan, serta buruknya perencanaan tata ruang kota, semisal daerah resapan air kian habis dijadikan pemukiman, dan tidak jarang merupakan pemukiman elit, sedangkan, kemisikinan dan ketimpangan sosial merupakan hal menyedihkan dan juga hadir di kota ini.
Di waktu yang sama berkurangnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, disebabkan permasalahan hukum yang dialami oleh beberapa pejabat Kota Bandung, hal tersebut membuat geram dan melunturkan optimisme masyarakat.
“Saya lahir dan besar di Kota Bandung serta perlahan mulai memahami posisi penting serta dibutuhkannya sosok anak muda guna tampil dalam kontestasi Pilwalkot kali ini.” Ujar Reza.
Sebagai anak muda tidah hanya sekadar menyuarakan keresahan, saatnya anak muda mengambil peran dan bagian dari penentu kebijakan.
“Bagaimana tidak, sebagai anak muda tidak cukup sekedar menyuarakan keresahan dan kegelisahan saja, melainkan sudah saatnya mengambil peran serta menjadi bagian dalam penentu arah kebijakan dan pelaksana arah kebajikan bagi Kota Bandung.” Ujar bakal calon Walikota Bandung.
Sebab, setiap persoalan yang terjadi, sebagaimana telah dijelaskan. Semua itu bukan disebabkan oleh kurang atau minimnya para ahli dan pakar di bidang tersebut. Melainkan ketiadaan integritas pemimpin beserta seluruh unsurnya untuk menyelesaikan dan membenahi setiap persoalan yang terjadi. Integritas inilah yang menjadi substansi sekaligus esensi dari gagasan Nyaah ka Bandung. (AA)