Sejarah Islam Indonesia ( Sumber gambar: harapanrakyat.com) |
KULIAHALISLAM.COM – “Mempelajari sejarah merupakan ilmu yang agung. Bangsa yang besar adalah bangsa yang mau mengambil sejarah perjalanan orang-orang terdahulu, mengambil pelajaran bagaimana runtuh dan bangkitnya peradaban bangsa-bangsa terahulu. Bangsa yang besar adalah bangsa yang tak lupa dengan sejarahnya sendiri. Sejarah merupakan cara suatu bangsa bangkit dari keterpurukan. Sejarah bukan untuk sekedar untuk ratapan atau kebanggaan semata, jika demikian maka bangsa tersebut bukanlah bangsa yang utuh.”
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُولِي الْأَلْبَابِ ۗ مَا كَانَ حَدِيثًا يُفْتَرَىٰ وَلَٰكِنْ تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka (para Nabi dan umat mereka) itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal (sehat). Al-Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, serta sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman (QS. Yusuf: 111).
Peristiwa Sejarah Pada Bulan September
Selalu saja ada yang mengusik dan terusik setiap kali perjalanan negeri ini masuk di penghujung bulan September. Bulan yang menyimpan banyak misteri, kisah perjalanan negeri ini pasca di deklarasikan kemerdekaaan NKRI.
Peristiwa yang kita kenal dengan G30S/PKI atau penghianatan PKI pada negeri yang kita cintai. Rentetan sejarah “kelam” yang mengiringi perjalanan negeri ini. Terlepas dari banyaknya kisah yang simpang-siur antara percaya dan tidak percaya, fakta atau sekedar rekayasa rezim tertentu, namun ideologi komunisme tetaplah haram dan harus dibuang jauh-jauh dari negeri ini.
Inilah fakta betapa lemahnya negeri ini dalam menyimpan arsip sejarah tentunya yang menjadi korbannya dalam hal ini adalah generasi muda hari ini. Tidak tahu sejarah tapi ngomongin sejarah, mudah menyalahkan tapi tak mau disalahkan. Mari baca dan luruskan kembali sejarah negeri ini secara utuh agar tak ada lagi yang terusik dengan fakta sejarah yang memang bersumber dari aslinya bukan rekayasa. Karena kita tahu orang-orang besar selalu suka dengan sejarah. Generasi yang tidak peduli sejarah akan kehilangan masa lalu dan masa depannya.
Disebutkan dalam sebuah nasihat:
من لا يقرأ التاريخ يبقى أبد الدهر طفلا صغيرا
“Siapa yg tidak membaca sejarah, maka akan selamanya tetap menjadi ‘anak kecil‘.
Berbicara sejarah maka tak lengkap jika kita kita membicarakan negeri yang kita cintai Indonesia. Bagaimanapun perjalanan panjang negeri ini tak lepas dari sejarah panjang yang mengiringinya. Tidak banyak yang tahu sejarah asli perjalanan dan perjuangan negeri ini khususnya generasi muda hari ini, generasi “milenial” katanya.
Banyak Anak Muda Sudah Melupakan Sejarah
Bagaimana tidak tahu ? karena generasi muda hari ini lebih sibuk dengan konten-konten recehnya daripada mencoba menghadirkan sebuah perubahan negeri ini dari virus-virus kerusakan baik akidah maupun moral. Yang lebih parah lagi banyak generasi muda hari ini yang tidak membaca sejarahnya sendiri justru mudah menyalahkan perjuangan dan pengorbanan para pendiri bangsa.
Banyak fakta sejarah negeri ini yang terlupakan tak tercatat dalam buku-buku sejarah hari ini, bahkan yang lebih parah banyak fakta sejarah yang diputarbalikkan yang dampaknya sangat terasa di zaman ini. Jangan sampai generasi ini zalim pada sejarahnya sendiri.
Mempelajari sejarah merupakan ilmu yang agung. Bangsa yang besar adalah bangsa yang mau mengambil sejarah perjalanan orang-orang terdahulu, mengambil pelajaran bagaimana runtuh dan bangkitnya peradaban bangsa-bangsa terahulu.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang tak lupa dengan sejarahnya sendiri. Sejarah merupakan cara suatu bangsa bangkit dari keterpurukan. Sejarah bukan untuk sekedar untuk ratapan atau kebanggaan semata, jika demikian maka bangsa tersebut bukanlah bangsa yang utuh.
Padahal kita tahu dua per tiga isi Alquran bercerita tentang masa lalu. Kalau tidak begitu penting, mana mungkin kitab suci berisi kisah-kisah yang amat banyak? Masa depan kita akan menjadi lebih baik bila kita sanggup mengambil pelajaran kebajikan dan kebijaksanaan dari masa lalu.
Tanpa sejarah, kita akan kesulitan mengkhayalkan (merumuskan) masa depan. Inilah yang diajarkan Alquran,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, hendaklah seseorang melihat apa yang telah berlalu untuk (merencanakan) hari esok.” (Al-Hasyr: 18).
Simak penegasan Alquran seusai bercerita,
تِلْكَ أُمَّةٌ قَدْ خَلَتْ ۖ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَلَكُمْ مَا كَسَبْتُمْ ۖ وَلَا تُسْأَلُونَ عَمَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Mereka itu umat-umat (terdahulu) yang sudah lewat. Bagi mereka apa yang telah mereka perbuat dan bagi kalian apa yang telah kalian perbuat. Kalian tidak akan ditanya tentang apa yang telah mereka lakukan.” (Al-Baqarah: 141).
Ada sebuah nasihat penting yang disampaikan oleh Syaikh Mutwally Asy Syarawi, “Banyak manusia sibuk dengan menilik siapa sebenarnya Fir’aun di zaman Nabi Musa? Dan siapa sebenarnya Dzulqarnain itu? Dan banyak lagi permisalan lainnya.”
“Aku ingin mengatakan kepada mereka, bahwa mereka tidak akan mendapatkan banyak hal dari pencarian itu karena Allah telah mengisahkan kita sejarah tanpa begitu detail agar kita tahu: bahwa maksud kisah itu diceritakan adalah bukan semata tentang orang itu. Maksud dari kisah-kisah itu adalah hikmah yang dapat kita ambil.”
Sejarah kalau memang dipelajari semuanya ya akan sangat banyak dan sangat detail. Banyak hal-hal yang sifatnya penghias saja yang malah kita jadikan bahasan utama.
Syaikh Muhammad Al Ghazali pernah berkata, bahwa seharusnya kita membaca sejarah bukan untuk sekadar mengenang menangnya dan menangisi kalahnya. Beginilah harusnya cara yang tepat: belajar cara bagaimana menang, dan belajar sebab mengapa kalah.
Pentingnya umat Islam mengkaji sejarah peradaban Islam dan sejarahnya sendiri bukanlah suatu pilihan lagi, namun telah menjadi keharusan untuk menolak serangan kasar yang ditujukan kepada Islam dan kaum Muslimin. Agar umat Islam tidak dibodoh-bodohin dengan fakta sejarah yang putarbalikkan. Jangan sampai ketidak tahuan umat Islam pada sejarah negerinya sendiri menjadi alasan mundurnya kaum muslimin di negeri ini.
Semoga kita diberikan kemampuan menyampaikan kebenaran, melenturkan lidah yang kelu, terhindar dari kejumudan dan kebekuan berpikir, dan berdakwah fii sabilillah untuk meninggikan agama ini, untuk mengungkapkan fakta-fakta sejarah yang hilang dari negeri ini.
Bacalah sejarah dan hadirkanlah perubahan untuk negeri ini. Jadilah pelaku sejarah bukan hanya sekedar menjadi penonton sejarah. Bacalah sejarah negeri ini agar kita tahu betapa besar PR negeri ini meskipun sudah berpuluh tahun merdeka.
Bacalah sejarah negeri ini agar tak mudah menyalahkan zaman. Tantangan negeri ini amatlah besar karena banyak oknum-oknum yang hendak menghancurkan negeri yang kita cintai. Bacalah sejarah dan carilah solusi negeri ini dari orang-orang terdahulu. Bacalah sejarah dan ceritakanlah pada anak-anak kita, jangan sampai generasi setelah kita lupa akan sejarahnya sendiri.
Wa Allahu A’lam
Oleh: Tawfiq Ndon
Editor: Adis