Esai

Faktor Penyebab Krisis Identitas Kader dalam Muhammadiyah

1 Mins read
Santri Pondok Modern Muhammadiyah Darul Arqam Patean Kendal
KULIAHALISLAM.COM – Setelah beberapa waktu yang lalu kami menulis artikel dengan judul Bagaimana menjawab Krisis kader Ulama di Muhammadiyah?Hari ini kami juga memiliki kehawatiran yang juga tidak dapat dikesampingkan.

Hal itu terjadi karena longgarnya penjagaan identitas dan ideologi gerakan, sehingga lemah dalam ikatan organisasi dan kolektivitas, lemahnya dinamika organisasi, mulai dirasakan kekurangan kader potensi untuk memenuhi kebutuhan kepemimpinan, dan terjadi perpindahan aktivitas-warga-kader Persyarikatan Muhammadiyah ke jamaah lain.

Faktor-faktor penyebab terjadinya krisis Identitas Kader di Muhammadiyah sebagai berikut:

Pertama, selama ini Muhammadiyah terlalu fokus pada fisik sekolah dan perguruan tinggi, namun belum mengimbangi secara maksimal dengan jiwa kader. Hal tersebut begitu terasa dengan banyaknya lembaga pendidikan, sekolah dan universitas Muhammadiyah, ternyata belum berbanding lurus dengan lahirnya kader yang memiliki militansi tinggi.

Kedua, adalah sikap pragmatisme warga Muhammadiyah. Kondisi seperti ini sudah berlangsung lama, dalam pendidikan misalnya, lembaga pendidikan Muhammadiyah yang terdapat disetiap tempat dapat dipastikan menjadi lembaga pendidikan yang favorit, mulai pendidikan dasar hingga perguruan Tinggi. Namun dengan mendapatkan label itu akhirnya melupakan output yang diharapkan. 

Ketiga, mudahnya sebagian anggota yang tertarik pada paham gerakan lain tanpa memahami Muhammmadiyah secara lebih mendalam.

Keempat, ambiguitas kader dalam memahami dan menghayati visi gerakan, hal itu menyebabkan rendahnya kiprah dalam menggerakkan Muhammadiyah.

Kelima, gejala menurunnya ketaatan dan komitmen pada misi, pemikiran, kebijakan, dan kepentingan Muhammadiyah baik yang menyangkut urusan paham agama maupun yang menyangkut pengabdian dan kiprah dalam menggerakkan/membesarkan Muhammadiyah.

Keenam, melemahnya ikatan atau solidaritas kolektif yang ditandai oleh kurang berkembangnya ukhuwah, silaturahim, dan sinergi antar anggota maupun antar institusi dalam Persyarikatan

Ketujuh, Kecenderungan sebagian anggota Muhammadiyah termasuk yang berada di amal usaha yang lebih mengutamakan kiprahnya untuk membesarkan organisasi, usaha, dan kegiatan lain di luar Muhammadiyah, bahkan dengan cara memanfaatkan fasilitas milik Persyarikatan.

Dengan melihat faktor-faktor tersebut di atas, Muhammadiyah sudah waktunya secara masif bergerak menanggulangi krisis tersebut. Jika hal itu tidak segera dilakukan, ruh Muhammadiyah di berbagai cabang, ranting, serta Amal Usaha Muhammadiyah bisa sirna, karena bisa ‘diambil alih’ oleh kader non-Muhammadiyah.

Hal itu dapat terjadi karena kader Muhammadiyah sendiri tidak ada atau tidak mampu mengelola. Dan seandainya itu betul-betul dibiarkan maka secara pelan-pelan, sadar atau tidak, ruh Muhammadiyah akan terlepas. Tubuhnya bisa jadi Muhammadiyah, tapi ruhnya bisa jadi telah pudar.

Oleh: Naufal Abdul Afif (Alumni Pondok Modern Muhammadiyah Darul Arqam Patean Kendal)
Baca...  Demokrasi Subtantif Dalam Pilkada Serentak 2024
2404 posts

About author
Merupakan media berbasis online (paltform digital) yang menyebarkan topik-topik tentang wawasan agama Islam, umat Islam, dinamika dunia Islam era kontemporer. Maupun membahas tentang keluarga, tokoh-tokoh agama dan dunia, dinamika masyarakat Indonesia dan warga kemanusiaan universal.
Articles
Related posts
EsaiOpini

Dari Ideologi Menuju Profesionalisme: Strategi Instruktur Madya IMM Menghadapi Dinamika Perkaderan Kontemporer

20 Mins read
Perkaderan dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) merupakan jantung dari pengembangan organisasi yang bertujuan menyiapkan kader-kader unggul, tidak hanya dalam ranah intelektual, tetapi…
Esai

Istri Simpanan dalam Pandangan Islam: Pilihan Kedua atau Ujian Hidup?

3 Mins read
Pernah dengar istilah istri simpanan? Yup, istilah ini sering bikin alis terangkat dan kepala geleng-geleng. Dalam masyarakat, topik ini jadi bahasan yang…
Esai

Mengenang Tokoh Yang Wafat; Memetik Kiprah dan Karya

3 Mins read
KULIAHALISLAM.COM – Secara naluriah, setiap manusia memiliki rasa rindu, ingatan dan memori terkait dengan sosok kedua orang tua, tokoh daerah dan nasional,…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights