KULIAHALISLAM.COM – Semua praktisi kesehatan tentu sepakat tidak semua masalah kesehatan solusinya dengan obat. Tapi sayangnya stigma kalau tidak diobati kayaknya tidak bakal sembuh.
Padahal semua praktisi kesehatan sangat tahu bahwa tubuh ini memiliki mekanisme yang sangat luar biasa dalam mempertahankan dirinya. Bukan hanya memori yang bersifat instingtif tapi juga memori yang melekat pada masing-masing sel tubuh.
Setiap sel yang merasa dirinya terancam atau berada dalam lingkungan yang tidak ideal untuk keberlangsungan hidupnya akan mereplikasi diri dan meneruskan keberlangsungan jenisnya pada generasi berikutnya. Sebaliknya jika berada dalam lingkungan yang ideal, tidak merasa terancam sel cenderung stagnan dan tidak berupa mereplikasi diri.
Dalam tingkatan organisma kita menyebut kemampuan bertahan tersebut sebagai sistem imunitas. Kemampuan ini yang membuat organisma tersebut mampu bertahan dalam lingkungan yang tidak ideal bagi keberlangsungan hidupnya.
Sayangnya untuk organisma yang bernama manusia sering kali kemampuan tersebut menurun karena perilakunya sendiri. Alih-alih menjaga kemampuan tersebut gaya hidup modern justru menjauhkan manusia dari kemampuan tersebut.
Pikiran kita sering menipu. Bertindak lebih dominan dari tubuh. Akibatnya sering kali antara tubuh dan pikiran tidak sejalan dalam menyikapi setiap stimulus lingkungan.
Tubuh memiliki kemampuan untuk mempertahankan diri. Sedangkan kesadaran selalu menuntut kenyamanan. Tubuh mampu merespon lingkungan apakah dalam kondisi baik atau tidak.
Tubuh menyadari ancaman yang terus menerus datang dari lingkungan. Berkali memberikan peringatan pada kesadaran akan bahaya ini. Sakit, kita menyebutnya. Sinyal sakit ini justru oleh kesadaran diterjemahkan sebagai ketidaknyamanan.
Ada pertentangan antara tubuh dan kesadaran. Tubuh perlu waktu untuk mengembalikan fungsinya seperti semula. Kesadaran menuntut kenyamanan. Akhirnya, malah dengan tidak sabar mencari cara agar tubuh kembali bekerja. Seringnya mencari upaya dari luar agar tetap nyaman. Pada saat yang sama tubuh mengap-mengap kesulitan memulihkan diri.
Tubuh banyak kehilangan kemampuan memulihkan diri. Sebagai akibat dari perilaku kesadaran mempertahankan kenyamanan. Selalu diam atas perilaku kesadaran yang menurunkan kemampuannya.
Kita lebih sering mengikuti keinginan, atau pikiran agar memperoleh kenyamanan. Sayangnya kenyamanan hanya melulu soal keinginan (pikiran). Seringkali kita mengabaikan fungsi tubuh. Kita lebih sering menggunakan sesuatu yang berasal dari luar untuk mempertahankan kenyamanan.
Tubuh akhirnya kehilangan sama sekali kemampuan auto repair. Berbagai obat atau tindakan menekan respon alami tubuh terhadap sakit. Tubuhpun memberontak. Tindakan terakhirnya dalam mempertahankan diri dengan mematikan dirinya sendiri. Dikenal sebagai (PCD) Programing Cell Death (kematian sel terprogram).
Mengembalikan kemampuan tubuh untuk mempertahankan diri artinya mulai mengharmoniskan hubungan kesadaran dan tubuh. Kita mulai peka dengan teriakan-teriakan ketidaknyamanannya, bahkan bisikannya.
Harmoni, itu kata kunci yang membuat tubuh kembali pada fungsi dan kemampuannya. Harmoni antara tubuh dan kesadaran. Salam, semoga menjadi inspirasi hidup tetap sehat.
Oleh: Dokter Dikdik Kodarusman