Keislaman

Antara Kasih Sayang Allah atau Istidraj-Nya

3 Mins read

Pernahkah kita merasakan atau melihat teman kita yang sesama muslim dimana dia sangat menjaga ibadahnya seperti salat, mengaji Alqur’an bahkan rajin sedekah tapi dengan melihat kadaan hidupnya malah terlihat sulit seakan dia hidup yang selalu didatangkan ujian oleh Allah ta’ala.

Beda dengan seseorang yang tidak begitu rajin ibadahnya, suka bermaksiat dan melihat kehidupannya sangatlah tenang seakan tidak ada ujian atau azab Allah yang dirasakan olehnya akibat meniggalkan ibadah seperti salat lima waktu atau yang lainnya.

Sudah menjadi lumrah hal ini terjadi dilingkungan kita bukan? Maka dengan kejadian seperti ini, wajar bila kita bertanya-tanya atau teman kita bertanya kenapa bisa demikian apakah ini karena Allah pilih kasih atau apakah ini yang dimanakan rahmat Allah yang diberikan kepada orang-orang yang melupaka-Nya.

Maka insya Allah setelah ini kita akan kupas bersama apa maksud dari semua pristiwa tersebut dan harusnya seperti apa kita melaksanakn kehidupan yang telah diamanatkan oleh Allah kepada kita lewat QS Az Zariyat Ayat 56 yang berbunyi

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Wa ma khalaqtul-jinna wal-insa illa liya’budun.

Artinya : Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.

Sebenarnya segala bentuk ujian yang Allah buat dan diturunkan pada hamba-hamba-Nya  bukan semata tidak ada maksudnya namun semua itu karena ada pesan yang seakan ingin Allah sampaikan kepada yang menerimanya. Bahkan hal sekecil nyamukpun Allah ciptakan karena ada maksudnya seperti dalam firmn-Nya QS. Al Baqarah ayat 26 yang berbunyi

اِنَّ اللّٰهَ لَا يَسْتَحْيٖٓ اَنْ يَّضْرِبَ مَثَلًا مَّا بَعُوْضَةً فَمَا فَوْقَهَا ۗ فَاَمَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا فَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۚ وَاَمَّا الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فَيَقُوْلُوْنَ مَاذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِهٰذَا مَثَلًا ۘ يُضِلُّ بِهٖ كَثِيْرًا وَّيَهْدِيْ بِهٖ كَثِيْرًا ۗ وَمَا يُضِلُّ بِهٖٓ اِلَّا الْفٰسِقِيْنَۙ

Baca...  Serahkan Hidupmu Hanya Pada Allah

Yang artinya: Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan seekor nyamuk atau yang lebih kecil daripada itu. Adapun orang-orang yang beriman mengetahui bahwa itu kebenaran dari Tuhannya. Akan tetapi, orang-orang kafir berkata, “Apa maksud Allah dengan perumpamaan ini?” Dengan (perumpamaan) itu banyak orang yang disesatkan-Nya. Dengan itu pula banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Namun, tidak ada yang Dia sesatkan dengan (perumpamaan) itu, selain orang-orang fasik.

Ayat di atas seakan menjelaskan bahwa Allah tidak segan untuk memberikan perumpamaan, bahkan dengan nyamuk atau yang lebih kecil, untuk mengingatkan manusia tentang keagungan-Nya dan kebenaran dalam ciptaan-Nya.

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu dengan hikmah dan tujuan, termasuk nyamuk dan manusia bahkan ujian yang yang ciptakan dan diberikan kepada manusia itu karena ada tujuannya. Pada intinya Allah tidak pernah mencipktakan seseatu apapun kecuali dengan hikmah dan tujuan yang baik tentunnya untuk hamba-hambanya yang  beriman.

Lalu apa fungsi ujian untuk seorang hamba yang sudah bisa kita katakan telah taat pada perintah-Nya. Ada sebuah hadis yang bisa menjawab pertanyaan diatas, hadis ini yang berbunyi

إذا أحَبَّ اللهُ قومًا ابْتلاهُمْ

Artinya : “Jika Allah mencintai suatu kaum maka mereka akan diuji” (HR. Ath-Thabrani dalam Mu’jamul Ausath, 3/302. Dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 285).

Sangatlah jelas seoarang yang taat dan dekat dengan Allah bukan berrati dia bebas dari ujian-Nya. Bahkan dia akan didekatkan dengan ujian-ujian-Nya agar bisa meningkatkan kualitas ibadahnya dengan yang lebih baik sekaligus menguji hambanya atas kesetia-Nya Kepada saang Kholiq.

Bila dilogikakan mana mungkin seoarang binaragawan berbadan kuat dan kekar itu tidak melewati ujian dan cobaan yang berat, mereka berhasil membuat badannya berotot karena mereka telah melewati ujian dan cobaan yang luar bisa.

Baca...  Julukan Ustaz Untuk Siapa ?

Karena semakin besar cobaan kita maka sabar yang kita perlukan juga semakin besar, bila sudah sabar dan ikhlas maka insya Allah kita tergolong orang-orang yang bersabar dan kita selalu bersama Allah. Karena firman-Nya telah berbunyi:

إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

Innallaha ma’ashobirin

Artinya: “Sesungguhnya Allah bersama dengan orang-orang yang sabar.”

Lalu bagaimana dengan orang yang seakan jauh dengan Allah dan kehidupannya di dunia penuh dengan kebahagiaan dan bahkan kekayaaan.

Mendekati laranganya dan menjauhi perintahnya namun kehidupannya penuh dengan kebahagiaan dunia, pertaanyaan diatas sudah sewajarnya miuncul dikepala sebagai teman sesama musmil, kasus seperti ini telah dijelasskan dalam urat Al-An’am ayat 44 yang berbunyi:

فَلَمَّا نَسُوْا مَا ذُكِّرُوْا بِهٖ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ اَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍۗ حَتّٰٓى اِذَا فَرِحُوْا بِمَآ اُوْتُوْٓا اَخَذْنٰهُمْ بَغْتَةً فَاِذَا هُمْ مُّبْلِسُوْنَ

artunnya : Maka, ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan pintu-pintu segala sesuatu (kesenangan) untuk mereka, sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa.

Ayat diatas seakan menjelaskan bahwa Allah ta’ala telah menurunkan kenikmatan dunia kepada hamba-Nya yang berbuat maksiat, namun sebenarnya kenikmatan tersebut adalah azab yang ditunda, atau jebakan yang akan mengarah pada kebinasaan.

Maka inilah yang dinamakan dengan Istidraj seperti dalam hadis dijelaskan Dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:

إِذَا رَأَيْتَ اللهَ تَعَالَى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيْهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنهُ اسْتِدْرَاجٌ

“Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.” (HR. Ahmad)

Baca...  Keindahan Fawasil dalam Alquran: Pemisah Yang Menyatukan Makna dan Estetika

Dalam kehidupan seorang Muslim, baik ujian maupun kenikmatan memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan keimanan. Allah SWT memiliki maksud yang dalam di balik setiap peristiwa yang terjadi, baik itu berupa ujian maupun kenikmatan.

Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk selalu introspeksi diri, menjaga hubungan dengan Allah, dan memahami bahwa setiap keadaan adalah bagian dari rencana-Nya.

2494 posts

About author
Merupakan media berbasis online (paltform digital) yang menyebarkan topik-topik tentang wawasan agama Islam, umat Islam, dinamika dunia Islam era kontemporer. Maupun membahas tentang keluarga, tokoh-tokoh agama dan dunia, dinamika masyarakat Indonesia dan warga kemanusiaan universal.
Articles
Related posts
Keislaman

Burung Hud-hud Epistemologi Qur’ani

4 Mins read
Dalam Islam, pengetahuan bukan sekadar fakta, tapi harus dapat dipertanggungjawabkan dan selaras dengan nilai spiritual. Kisah Hud-hud dalam Surah An-Naml menunjukkan bagaimana…
KeislamanPendidikan

Pengaruh Media Sosial Terhadap Pemahaman Akidah Gen-Z dan Solusi Pendidikan Islam

7 Mins read
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh media sosial terhadap pemahaman akidah pada generasi Z (Gen-Z) serta mengidentifikasi solusi pendidikan Islam yang…
KeislamanTafsir

Mengenal Tafsir Nurul Qur'an Dari Iran

8 Mins read
Kuliahalislam.com-Allamah Kamal Faqih Imani lahir 1934 Masehi di kota Isfahan, di lingkungan keluarga yang taat beragama. Dia menyelesaikan sekolah dasarnya di kota…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×
KeislamanTafsir

Mengenal Tafsir Nurul Qur'an Dari Iran

Verified by MonsterInsights