Esai

Anomali Gerakan Mahasiswa Kontemporer

4 Mins read

KULIAHALISLAM.COM – Akhir-akhir ini, warga masyarakat seluruh Daerah kembali dihebohkan dengan aksi demonstrasi mahasiswa yang bertindak anarkis, membuat kegaduhan, menghambat aktivitas lalulintas masyarakat dan birokrasi pemerintahan di suatu wilayah Daerah.

Aksi demontrasi tuntutan yang dilakukan oleh aliansi yang tergabung dalam gerakan kelompok mahasiswa, mereka memiliki motiv tertentu dalam menjalankan aksi-aksinya.

Apakah mereka betul-betul ingin memberikan gagasan konstruktif, aspiratif dan produktif, berpatisipasi aktif menata kemajuan setiap aktivitas bermasyarakat dan dalam bernegara. Atau mereka demontrasi hanya sekedar untuk mencari sensasi eksistensi, motiv permusuhan balas dendam, menyerang harkat martabat pejabat publik dan menyasar orang-orang tertentu dengan merudak rendahkan jabatan orang lain, membuat kegaduhan ancaman dan instabilitas, juga menindas rendahkan harkat martabat sesama manusia dan institusi birokrasi pemerintahan di wilayah Daerah.

Mereka membolakde jalanan raya, membakar fasilitas publik, dan menahan atau menduduki mobil milik yang dikendarai oleh pemimpin Kepala Daerah, Walikota dan Bupati di wilayah tertentu. Juga, ketika mereka melakukan aksi-aksi demontrasi. Mereka cenderung bertindak sewenang-wenang, melalui batas kewajaran moralitas, merusak fasilitas publik dan juga main hakim sendiri, memaksakan  kehendak kelompok, menyegel menutup dan menggeruduk masuk kedalam area fasilitas gedung birokrasi pemerintahan Daerah.

Hanya untuk menemui kepala Daerah, hanya untuk menadatangani tuntutan, lebih-lebih mereka melempar aparat penegak hukum dan keamanan yang sedang bertugas setempat, mengucapkan kata-kata kasar, membawa senjata tajam, menebar ancaman ketakutan dan kegaduhan ditengah aksi demontrasinya.

Dengan demikian, alih-alih ingin menyuarakan ekspresi kebebasan berbicara dan kebebasan berpendapat namun yang nampak terjadi adalah menyuarakan fitnahan, propoganda dan kampanye simbolik balaka, dan alih-alih ingin menyampaikan suatu gagasan berdasarkan wawasan ilmu pengetahuan, kajian strategis dan gagasan konstruktif untuk menata dan memperbaiki kemajuan Daerah dan negara, namun yang terjadi adalah nampak adegan yang menghina mencederai gagasan dan ilmu pengetahuan, dan tindakan sembarangan yang melanggar norma moralitas lembaga tertentu. Dan alih-alih ingin menggunakan kebebasan aspirasi, namun yang terjadi adalah kegaduhan, konflik gesekan antar pihak, dan memakan korban jiwaraga. Lebih-lebih makin menambah masalah baru, kegaduhan baru dan kondisi kontraproduktif bagi warga masyarakat dan aktivitas birokrasi pemerintahan kedepannya.

Baca...  Memaknai dan Aktualisasi Ibadah Dalam Kehidupan

Anomali Gerakan

Gerakan mahasiswa selama ini hanya sekedar untuk mengisi agenda kegiatan, lebih-lebih romantisme masa lalu yang kendalikan oleh orang lain, motivasi sesaat jangka pendek.

Pun, nampak sekali setiap gagasan aspirasi dan tuntutan masih mentahan bahkan kolot. Slogan-slogan jargon yang disuarakan hanya sebatas penolakan, pelarangan, penghalangan, berdasarkan asas suka tidak suka, balas dendam dan permusuhan politik, dan juga ingin merusak rendahkan harkat martabat pejabat-pejabat publik, politisi-politisi tertentu, dan merusak legitimasi lembaga institusi birokrasi pemerintahan. Dengan ungkapan, kita mengepung birokrasi, kita serunduk kantor, dan kita menduduki birokrasi pemerintahan. Tidak boleh ada tawar-menawar, tidak bisa ada tunda-menunda, tidak ada alasan lain apapun.

Gerakan mahasiswa selama ini hanya sekedar gerakan musiman pesanan yang bergerak secara sembarangan, serampangan dan berantakan. Pun, dalam aksi demontrasi dan tuntutan yang ingin pada birokrasi pemerintah cenderung gagasan aspirasi mentahan, tidak penting lagi subtansial. Cenderung menjual atas nama rakyat, menjual atas nama warga masyarakat padahal mereka berjuang untuk kepentingan segelintir kelompok komunitas, ego primordial anggota lembaga dalam menjalankan aksi-aksi demontrasi ditengah aktivitas kehidupan sehari-hari bermasyarakat.

Mereka selalu bertindak sewenang-wenang, berkata-kata kasar, berbuat brutalitas anarkis, merusak fasilitas publik, menyerang aparat penjaga keamanan, lalu ketika diserang dan dipukul oleh pihak aparat penegak hukum dan keamanan tersebut, malah mereka seringkali meringis, merasa tertindas, tidak tahan banting dan meminta pertanggungjawaban dari pejabat publik dan penjaga keamanan saat proses aksi demontrasi, saat agenda tuntutan berlangsung.

Dengan kata lain, mereka menggunakan kebebasan berpendapat dan aspirasi secara  untuk membangun Daerah, namun nampak bersuara lima kali tetapi merusak sepuluh kali.

Maka yang terjadi kondisi Daerah nampak maju satukali langkah tetapi mundur lima langkah.

Baca...  Tendang Sesajen, Bukti Perilaku Intoleransi Marak Terjadi

Gerakan mahasiswa selama ini hanya sekedar seremonial simbolik balaka, sekedar eksistensi di media sosial biar tetap dianggap eksis, memasang dokumentasi saat diskusi dan demonstrasi di media digital biar dianggap sibuk konsolidasi, juga seringkali berjuang atas nama menjual kondisi warga masyarakat. Pun, nampak isu-isu gagasan yang disuarakan di publik masih mentahan, aspirasi tuntutan yang sampaikan di khalayak ramai masih sangat berantakan, dan kontribusi untuk kemajuan warga dan pemerintah Daerah masih nihil.

Dengan kata lain, gerakan mahasiswa selama ini cenderung membuat warga masyarakat semakin mundur terbelakang, semakin semrawut berantakan, dan kondisi warga semakin terlantar terlunta-lunta dari aspek pendidikan, kesehatan dan layanan sosial. Bahkan, gerakan mahasiswa itu cenderung kontraproduktif, membuat kegaduhan antar sesama dan warganya, membawa kemunduran dan merusak tatanan poten wilayah Daerah.

Mereka berkoar-koar berada di barisan oposisi tetapi seringkali senang memburu posisi, tahta dan jabatan strategis tertentu di birokrasi. Mereka berteriak-teriak berada di barisan oposisi tetapi mereka seringkali bersilaturahim, dan bertemu dengan pejabat-pejabat publik, politisi-politisi dan tokoh agama masyarakat. Mereka bersuara lantang membela kebenaran, menyuarakan gagasan aspirasi keadilan dan kesejahteraan tetapi sambil menggalang dukungan, mengemis pendanaan logistik dan tidak tahan dengan resikonya perjuangannya.

Dengan demikian, bahwa uraian diatas muncul berawal dari perspektif dan pandangan dalam mengamati fenomena, gejolak dan pola ragam gerakan mahasiswa era kontemporer ini.

Karena itu, perlu diperhatikan juga, bahwa memang gerakan mahasiswa muncul dari latar historis sosio isu-isu aspirasi dan tuntutan terhadap fenomena gejolak sosial dan politik masing-masing dalam merespon kondisi demokrasi, kelakuan pejabat publik dan politisi pemimpin kepala Daerah, birokrasi kekuasaan pemerintahan, dan penyelenggara negara.

Tidak ada masalah terkait latar historis sosial, atas gerakan mahasiswa dari masa ke masa. Namun, gerakan mahasiswa itu cenderung bertindak sewenang-wenang, anarkis, menebar konflik kegaduhan pada era kontemporer ini.

Baca...  Strategi Pembelajaran untuk Membangun Karakter Disiplin di Kelas

Tidak ada unsur generalisasi dan simplifikasi, pun tidak ada unsur penyederhanaan dan penghakiman. Itu semua bagian dari proses pengamatan atas fenomena fakta realitas peristiwa dan pola pergerakan yang dilakukan oleh sekelompok gerakan mahasiswa tersebut saat proses aksi demonstrasi dan perlawanan mendesak aspirasi yang terjadi dilapangan. Berdasarkan narasi data, fakta realitas dan fenomena sosial yang terjadi saat demonstrasi oleh gerakan mahasiswa era kontemporer ini.

Namun, itu adalah hanya faktor mendasar yang semuanya pasti terjadi. Tetapi munculnya gerakan mahasiswa hanya berangkat dari isu-isu diatas, tidak mampu mendeteksi faktor-faktor utama dan krusial yang memicu fenomena gejolak peristiwa yang terjadi ditengah kondisi masyarakat dan negara.

Gerakan mahasiswa era kontemporer ini lebih mengarah pada jalan mundur kebelakang, merosotnya norma etika, kontraproduktif dan romantisme musiman. Bahkan, belum ada gagasan konstruktif, aspirasi dan tuntutan oleh sekelompok gerakan mahasiswa tersebut direspon baik, cenderung diabaikan oleh pihak pemangku kebijakan birokrasi pemerintahan dan penyelenggara negara hingga saat ini.

Misalnya, UU Cilaka Omnibus Law, Kasus Korupsi Pejabat Publik, Program Strategis Rezim Berkuasa, program strategis rezim tetap berjalan lancar lancar ditengah rezim negara. Meskipun ada interupsi dan perlawanan dari gerakan mahasiswa era kontemporer ini.

Dengan demikian, bahwa gerakan mahasiswa era kontemporer ini berpijak pada gerakan yang sembrono tidak kokoh, nampak berantakan antar lini, tidak ada gagasan segar kritis untuk alternatif solutif, dan kesolidan aliansi gerakan dalam mengawal isu-isu propaganda yang ditawarkan ke pemegang birokrasi kekuasaan dan penyelenggara negara Republik Indonesia.

69 posts

About author
Alumni Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Malang. Penulis adalah Redaktur Pelaksana Kuliah Al-Islam
Articles
Related posts
EsaiKeislaman

Pengaruh Ilmu Kalam Terhadap Radikalisme dan Sekularisme

2 Mins read
Bagaimana Ilmu Kalam Menghadapi Radikalisme dan Sekulerisme ? Radikalisme dan sekularisme adalah dua kutub ekstrem yang membahayakan keseimbangan sosial dan spiritual masyarakat….
ArtikelEsai

Bingkai Asa Dakwah dari Sudut Ibukota

2 Mins read
Pada Selasa malam, 10 Juni 2025 lalu menjadi tonggak sejarah bagi pengembangan strategi dakwah masyarakat kosmopolitan. Terbentuknya Formatur Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM)…
Esai

Keselarasan Pesan Agama dan Bangsa (Serpihan Gagasan Sukidi PhD)

12 Mins read
KULIAHALISLAM.COM – Bulan ramadhan hari ini datang ditengah keprihatinan kemanusiaan. Bangsa kita sedang menghadapi berbagai cobaan, kebinekaan kita terkoyak, fondasi negara kita…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights