KULIAHALISLAM.COM – Masjid Nurul Huda menggelar pengajian umum untuk memperingati Isra’ Mi’raj di Perumahan Korpri, Gayamsari, Kecamatan Sukoharjo, Sukoharjo, Jawa Tengah Kamis (30/01/24).
Acara ini sekaligus program kerja masjid Nurul Huda disebut perayaan hari besar Islam atau disingkat PHBI yang menyelaraskan perayaan hari besar Islam dalam acara bernuasa pengajian umum.
Acara bertemakan “Sejarah Sholat dari nabi ke nabi” yang dimana tinggal menghitung hari akan ada perayaan bulan suci Ramadhan. Acara ini dihadiri sekitar 150 jama’ah dari sekitarnya mulai masjid Nurul Iman, Mu’jizat, Al-Ikhlas dan Ar-Rosyid dan anak-anak TPA beserta walinya.
Acara dimulai oleh pembacaan ayat suci Al-Qur’an pada surat Al-Isra ayat 1-5 oleh Ataniya Tasmin Qorrota’ani dan sari tilawahnya yakni Lili Nurul Jannah.
Hal ini juga sekaligus memberi kesempatan kepada santri TPA Nurul Huda agar berani menampilkan apa yang dia pelajari selama belajar di TPA Nurul Huda.
Selanjutnya adalah Mauidhoh Hasanah oleh Ust Bimawan selaku Pengurus Daerah Muhammadiyah. Dalam penjelasannya ia menekankan pentingnya ada 2 point utama. Pertama menyembah Allah dan jangan sekali-kali menyekutukkan Allah SWT.
Dengan hal ini Ustaz Bimawan menggarisbawahi bahwa kunci keimanan adalah keberhasilan seseorang dalam melakukan sholat, “sholat itu harus didasarkan atas keimanan yang kuat”,” Ujarnya. Kedua adalah menampakkan keagungan Allah SWT yang menjadi tongkak keimanan meningkat kualitasnya secara bertahap.
Menariknya dalam pembahasan ini ia mencoba mengkaitkan sejarah puasa pada masa lampau dimana puasa pertama kali yaitu puasa 3 hari di Madinah atau disebut Ayyamul Bitt berarti puasa kenabian.
Adapun penjelasannya mulai dari Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW. Pada pada kala itu juga ada perdebatan serius mengenai puasa yang dimana harinya seharusnya sesuai kebutuhan kaum Nasrani. Namun pada akhirnya kaum Nasrani membolehkannya dari pemuka agama mereka seperti pastur-pasturnya.
Selain itu Ustaz Bimawan juga mengkisahkan bahwa Sayyidina Umar kala itu membangunkan istrinya bermain plus-plus layaknya orang dewasa yang telah disadari Umar bin Khatab bahwa ia telah melakukan hubungan intim bersama istrinya.
Maka turunlah wahyu dijelaskan Nabi Muhammad SAW intinya setiap malam pada bulan Ramadhan diperbolehkan hubungan intim sebelum menjalankan ibadah puasa pada sesudah adzan subuh hingga adzan maghrib.
Maka perintah ini sampai zaman sekarang yang kemudian dijadikan sandaran hukum syariat oleh ulama-ulama pakar fiqih. Bahkan Ustaz Bimawan juga menjelaskan sepanjang hidupnya para Nabi-Nabi melakukan puasa selama setahun, kemudian tidak yang konon mereka melakukannya selang seling misalnya besok puasa besoknya tidak selama setahun.
Ini sangat menarik lantaran pembelajaran puasa sudah disyariatkan oleh para Nabi hingga kita nikmati bersama. Semoga ini menjadikan kita lebih kuat dalam pengetahuan dan bermanfaat bagi kita semua. Amin