Esai

Muhammadiyah Abad Kedua: Ideologisasi dan Kaderisasi

6 Mins read

KULIAHALISLAM.COM – Persyarikatan Muhammadiyah adalah organisasi Islam modernis, yang bergerak dibidang pendidikan, kesehatan dan sosial kemasyarakatan serta berkembang inovasi dalam bentuk pelayanan kemanusiaan, membantu kebencanaan, dan memberdayakan kemanusiaan universal.

Muhammadiyah lahir, tumbuh dan berkembang menjadi organisasi persyarikatan yang berkarakter keislaman, kemasyarakatan, keindonesiaan dan kebangsaan semesta.

Muhammadiyah lahir muncul, tumbuh dan berkembang ditengah dinamika masyarakat adalah suatu keharusan sejarah, atau suatu kehendak setiap manusia, tokoh agama dan warga yang cinta, peduli dan berjuang untuk membela, merawat, mempertahankan dan membangun suatu tatanan manusia, warga, agama dan masyarakat yang sesuai dengan potensi, harkat dan martabat di dunia.

Namun, kiprah gerakan persyarikatan Muhammadiyah pada abad kedua ini, muncul kegelisahan dan kewaspadaan dari tokoh-tokoh pimpinan Muhammadiyah, atau pegiat Muhammadiyah terkait dengan keterputusan mata rantai kristalisasi Ideologisasi pemikiran dan gagasan Muhammadiyah lintas pimpinan, lintas lembaga amal usaha, lintas Ortom dan regenerasi kader lintas perkaderan atau diaspora kader-kader terbaik yang lahir dari persyarikatan Muhammadiyah untuk keberlangsungan ideologisasi dan kaderisasi di masa kini dan masa yang akan datang.

Adapun bentuk kegelisahan atau kewaspadaan yang dikhawatirkan oleh tokoh-tokoh pimpinan persyarikatan Muhammadiyah adalah minimnya generasi millenial, dikalangan remaja dan kaum muda Muhammadiyah, dalam mengenal tokoh-tokoh pendiri Muhammadiyah (foundhing fathers and mathers), tokoh-tokoh perintis serta pembentuk (old and senior generation) dinamika persyarikatan Muhammadiyah hingga mampu melewati tantangan yang melintasi ruang waktu dan zaman ke zaman.

Jika di amati secara bersama fenomena minimnya pengetahuan generasi millenial atau kaum muda Muhammadiyah terkait dengan kiprah tokoh-tokoh pendiri dan perintis persyarikatan Muhammadiyah bahwa, ada sedikit kecenderungan untuk menepikan, menegasikan atau melupakan tokoh-tokoh Muhammadiyah yang pernah menjabat struktural dan kultural di persyarikatan baik karena perbedaan pilihan politik, afiliasi partai dan ideologi perjuangan di lembaganya masing-masing.

Namun, disisi lain bukan karena tidak ingin mengingat, membaca dan meneladani tokoh-tokoh yang berjasa dan dilupakan oleh kader-kader di organisasi tetapi memang kader muda atau generasi baru Muhammadiyah ingin meneladani tokoh baru Muhammadiyah, yang menempuh jalan sebagai cendekiawan atau intelektual dalam menyemarakan dialektika dan diskursus problematika keindonesiaan dan kebangsaan.

Dengan kata lain, saat ini tokoh-tokoh hebat Muhammadiyah sedang berdiaspora di segala lini aspek bidang kehidupan, dalam struktural pemerintahan dan lembaga independen untuk menyuarakan, menyampaikan, menyatukan dan mengejawantahkan ideologi murni atau pemikiran brilian yang dikeluarkan oleh Muhammadiyah dalam menjawab setiap problematika ditengah aktivitas kehidupan berkeluarga, beragama, bermasyarakat dan bernegara masa kini hingga masa akan datang.

Dengan demikian, mengamati kondisi kekinian yang berkembang di dalam persyarikatan Muhammadiyah terkait dengan hubungan kontinuitas kristalisasi ideologi gerakan, kaderisasi antar kader regenerasi lintas sektoral perlu untuk tetap dijaga, di rawat bahkan di internalisasikan setiap waktu saat berkumpul bersama secara informal atau bincang-bincang dialogis acara silaturahim tersebut dalam rangka untuk mengenalkan, mendalami dan mengkaji setiap pemikiran tokoh-tokoh Muhammadiyah yang berjasa bagi persyarikatan dan berkontribusi besar lagi relevan menjawab tantangan kehidupan beragama dan bernegara kedepannya.

Baca...  Peranan Pemuda dalam Meraih Kemajuan Indonesia (III)

Kaderisasi Muhammadiyah

Persyarikatan Muhammadiyah organisasi islam modernis yang dianggap sebagai representasi Islam, memperjuangkan agama dan umat Islam seluruh dunia. Dan faktanya, merupakan ormas Islam tertua yang masih eksis berkiprah dan bergerak dalam melakukan aktivitas yang terbaik bermanfaat bagi agama, memberdayakan warga masyarakat dan melindungi harkat martabat kemanusiaan universal.

Namun, persyarikatan Muhammadiyah pada abad kedua ini senantiasa memiliki tantangan, ancaman, gejolak dan aspirasi dari internal tokoh-tokoh yang mengabdi di Muhammadiyah maupun dari kader-kader atau pegiat terkait Muhammadiyah.

Misalnya, muncul aspirasi dari segelintir kelompok orang luar yang mengusulkan bahwa yang bisa menduduki posisi puncak pimpinan pusat Muhammadiyah, atau setiap tingkatan wilayah, daerah dan cabang persyarikatan Muhammadiyah adalah seseorang orang tokoh yang mampu menguasai bahasa arab, inggris dan Indonesia.

Sebab, menurut persepsi mereka bahwa karena persyarikatan Muhammadiyah ini adalah organisasi Islam modernis yang berkiprah melintasi Negara dan zaman, maka setiap tokoh-tokoh dan kader-kader yang menduduki jabatan strategis tersebut harus mampu berbahasa Arab dan Inggris.

Karena melalui modalitas penguasaan kedua bahasa tersebut akan mudah berkomunikasi, berdialog dan berdiplomasi dengan organisasi lintas negara kedepannya. Selain itu, modalitas penguasaan berbahasa tersebut bentuk dari kedalaman seseorang dalam ber-islam, tidak bisa dipungkiri dengan kemampuan dalam berbahasa arabnya.

Tokoh-tokoh pimpinan persyarikatan dan Kader kader terbaik itu harus bisa bahasa Arab dan bahasa asing. Kemudian ada yang beranggapan bahwa, namanya juga organisasi masyarakat berkarakter Islam.

Maka, dalam menjabat sebagai pucuk pemimpin di suatu organisasi persyarikatan adalah wajib mampu berbahasa arab secara verbal dan non verbal. Itu adalah pondasi umum untuk memimpin sebuah ormas Islam, sebab bahasa Arab adalah bahasa nabinya, bahasa kitabnya dan bahasa pemersatu umat islam sedunia.

Persepsi dan perilaku inferior merasa ketertinggalan atau ungkapan malu, tidak bisa, terbelakang. Hanya persepsi dari kader atau orang orang yang tidak paham berorganisasi, bagus juga sih sebagai usulan pribadi, lebih-lebih berorganisasi sesuai kehendak hawa nafsu syahwat.

Karena itu, setiap orang tidak boleh hanya menuntut aspirasi sesuai kehendak pribadi tanpa mau konsultasi/musyawarah dengan pimpinan dan kader lain. Nah, bukankah Muhammadiyah termasuk organisasi gerakan yang setiap gerakan, langkah dan keputusannya harus melalui musyawarah secara bersama-sama.

Jadi, ada semacam upaya pembentukan citra positif (personal branding) di wajah dan tubuh persyarikatan. Tentu sebagai pemimpin organisasi persyarikatan islam bukan hanya leadership yang baik, tapi keislaman yang baik, sukses, dan paripurna.

Dengan demikian, dalam menjalankan roda organisasi persyarikatan Muhammadiyah baik dalam bidang internal ideologisasi kaderisasi dan eksternalisasi pergerakan Muhammadiyah bagi pemberdayaan kemanusiaan. Biarkan semua mekanisme kaderisasi dan regenerasi organisasi di persyarikatan Muhammadiyah berjalan sesuai dengan koridor yang wajar, terjangkau dan paham dengan ideologi, matan keyakinan, pandangan resmi serta berkarakter mengalir jiwaraga Muhammadiyah yang mampu menjawab setiap problematika di internal dan eksternal dunia luas. Kemudian, jangan terlalu berlebihan dalam menuntut dan memberikan syarat dan ketentuan yang tidak perlu dalam berorganisasi persyarikatan.

Baca...  Musibah Kematian Manusia Dalam Perspektif Islam

Jika dilihat secara seksama dalam ideologi, matan dan pandangan hidup, serta keputusan berorganisasi, maka tidak ada aturan yang menuntut penguasaan berbahasa semacam itu. Mungkin, karena setiap gerakan kiprah persyarikatan Muhammadiyah memberikan kepercayaan kepada setiap kader terbaik yang mengemban amanah di bidang nya menuntut untuk paham kuasai bahasa Inggris n arab tersebut. Misalnya bidang tarjih dan tajdid, bidang tabligh dan hubungan luar negeri yang berhubungan dengan komunikasi lintas organisasi dan negara tertentu.

Jadi, saat ini ditengah dinamika kehidupan berbangsa bagi persyarikatan Muhammadiyah yang penting dan utama adalah bagaimana proses internalisasi eksternalisasi dan kristalisasi ideologi, matan keyakinan, pedoman hidup serta pandangan resmi, keputusan organisasi persyarikatan dapat teraktualisasi terejawantahkan dalam setiap urat nadi perkaderan kaderisasi juga mengalir mendarah daging ideologi murni persyarikatan yang berwatak tarjih dan tajdid, pemurnian dan pemodernan, dinamisasi dan akselerasi setiap aspek bidang kehidupan yang menjadi isu-isu krusial lagi strategis butuh penanganan secara mendesak, penting dan berdampak langsung dengan gerakan internal lintas kader-kader dan pemberdayaan kemanusiaan secara universal.

Dengan demikian, saat ini kiprah gerakan persyarikatan Muhammadiyah menjadi organisasi yang kuat, solid dan terlembaga secara sistematis strukturalis dalam setiap aspek bidang divisi nya, dan lebih muda dalam pengambilan keputusan ketika ada momen tum krusial yang terjadi ditengah keluhan keresahan warga masyarakat.

Selain itu, gerakan Muhammadiyah memang menjadi Garda terdepan Sebagai katalisator dan dinamisator setiap gejolak problematika beragama dan berbangsa. Namun, banyak juga kader-kader yang belum paham langkah gerakan organisasi hanya menuntut, mengkritik, menyalahkan bahkan merusak gerak laju persyarikatan dengan motif buruk dan kepentingan segelintir sekelompok orang-orang tertentu bahkan cenderung menyalahgunakan atau memanfaatkan aset dan gerakan Muhammadiyah hanya untuk memenuhi kebutuhan orang’ yg tidak jelas ideologi nya, orang-orang luar yang merusak rendahkan gerakan persyarikatan dimasa kini dan masa depan nanti.

Bahwa dalam organisasi, persyarikatan Muhammadiyah menghormati kekuatan dan keterampilan setiap kader’ terbaik untuk menempati posisi, kedudukan sesuai kemampuan nya masing-masing. Dengan kata lain, menempatkan sesuatu pada tempatnya, memberikan kewenangan kepada ahlinya.

Menghormati kader-kader yang sudah lama paham, berjibaku berhungjum lumus dalam area perjuangan kaderisasi dan regenerasi agar bisa mudah menghadapi setiap tantangan yang dihadapi dimasa kini dan kedepannya.

Setiap organisasi, komunitas atau lembaga yang bergerak dibidang apapun dalam kehidupan bernegara berbangsa, memiliki cara, aturan, keputusan, ideologi, pandangan dan falsafah serta budaya yang hidup tumbuh berkembang sejak era perintisan, pembentukan hingga masa kejayaan.

Baca...  Imajinasi Tanpa Sains

Dari berbagai macam bentuk pemikiran gagasan, ideologi dan matan keyakinan atau falsafah hidup antara kader’ sejati, tulen, yang yang berkecimpung dalam kaderisasi organisasi secara ideologis dan biologis, jalur perkaderan formal atau informal, melalui jalur struktural di lembaga pusat persyarikatan, lembaga otonom organisasi dan amal usaha persyarikatan Muhammadiyah, maupun kultural dengan mengikuti kajian diskusi secara nonformal lintas kader-kader generasi membahas dinamika perkembangan internal organisasi juga bidang eksternal kondisi keagamaan dan kebangsaan kekinian

Dengan demikian, karena organisasi, komunitas atau lembaga persyarikatan Muhammadiyah termasuk ormas yang berkarakter modernis yang Berkemajuan, dalam setiap lintasan waktunya memiliki cara pandang, cara hidup, cara bergerak dan beramal sesuai kultur budaya yang berkembang dalam internal organisasi, melalui internalisasi atau kristalisasi ideologi, matan keyakinan, pedoman hidup serta falsafah mulia yang mendarah daging dalam jiwaraga, mengalir dalam alam fikiran dan nurani setiap kader’ terbaik sebagai modalitas bergerak beraktivitas bagi kebajikan, keadaban dan kemajuan bangsa.

Jadi, setiap organisasi komunitas atau lembaga masyarakat, lebih-lebih persyarikatan Muhammadiyah memiliki orientasi, fokus kelemahan kelebihan dalam internal organisasi sehingga membatasi ruang gerak, daya kreasi dan inovasi kerjanya dalam bermasyarakat.

Tidak terlalu berlebihan dalam mengambil peran, tidak melampaui kewenangan/Kekuasaan yang dikerjakan oleh negara. Juga memiliki target tujuan dan impian harapan masing-masing sesuai kemampuan daya saing organisasi untuk mewujudkan realisasikan setiap ideologi, pedoman dan falsafah organisasi melalui pengejawantahan dalam kebijakan, keputusan yang berpihak kepada kemajuan umat beragama dan kemanusiaan universal.

Akhirnya, terkait usulan atau aspirasi kepada pimpinan yang menjabat di tingkat pimpinan pusat, pimpinan daerah dan wilayah untuk memiliki kemampuan khusus dalam menguasai bahasa Arab, Inggris dan bahasa lainnya secara lisan dan tulisan adalah itu aspirasi inspirasi yang boleh saja diterima.

Tetapi, terkait kemampuan bisa berkomunikasi bahas arab, inggris, dll ini adalah hanya berdasar keterampilan individual kader masing-masing. Yang akan menjadi nilai tambah dalam berorganisasi. Bukan menjadi suatu keharusan atau kewajiban mutlak bagi setiap kader’ terbaik atau memegang jabatan di tingkat pimpinan pusat atau daerah wilayah.

Dengan demikian, sebagai catatan reflektitnya adalah bahwa, modalitas yang sangatlah penting dan utama dalam aktivitas kehidupan seperti pergerakan organisasi persyarikatan Muhammadiyah adalah memiliki kemampuan pengetahuan administrasi, ideologi, pandangan hidup, matan keyakinan dan pedoman hidup serta filosofi hidup yang sudah membudaya melembaga dalam alam fikiran dan aliran hati nurani setiap kader’ terbaik dan anggotanya agar supaya mampu menggerakkan roda organisasi, aktivitas kaderisasi dan regenerasi lebih-lebih kristalisasi ideologi persyarikatan menuju tujuan yang diharapkan bersama. Menawarkan solusi yang berdampak manfaat bagi umat beragama dan negara. Melampaui ruang dan zaman menghadirkan solusi bagi pemberdayaan warga Masyarakat universal.

42 posts

About author
Alumni Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Malang. Penulis adalah Redaktur Pelaksana Kuliah Al-Islam
Articles
Related posts
Esai

Orang-Orang Bertakwa Berbuat Kebajikan

4 Mins read
“Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan di bumi. Dengan demikian dia akan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat…
Esai

Potret Masyarakat Bima Era Kontemporer (Gejolak, Konflik dan Kronik)

3 Mins read
KULIAHALISLAM.COM – Akhir-akhir ini, kondisi sosial warga masyarakat Bima menjadi sorotan publik, kehebohan yang viralitas di media sosial, sebab maraknya kasus-kasus kejahatan…
Esai

Makna Hidup Orang-orang Yang Bertakwa

8 Mins read
Ketahuilah bahwa Allah SWT menurunkan Al-Qur’an yang mulia kepada seorang Rasul yang terkemuka, Muhammad Ibnu Abdillah SAW, agar beliau SAW mengeluarkan manusia…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights