Pendidikan

Rahasia Sukses Buya Hamka sebagai Ulama dan Sastrawan

3 Mins read

“Ayah buya (Hamka), dulu ingin agar buya jadi ulama, tapi buya tidak mau, buya maunya jadi penulis”

Pernyataan itu disampaikan putra bungsu buya Hamka, Amir Syakib, dalam wawancara Kompas.com di museum rumah kelahiran buya Hamka. Kutipan yang tak asing kita dengar, “Jika ingin mengenal dunia, maka membacalah. Jika ingin dikenal dunia, maka menulislah” benar adanya. Haji Abdul Malik Karim Amrullah yang kerap kita kenal dengan sebutan Buya Hamka menjadi salah satu dari sekian banyak tokoh yang dikenal lewat karyanya.

Selain itu, dalam dunia politik misalnya, Hamka juga turut berjuang mengusir penjajah melalui partai yang digelutinya, Masyumi. “Raga boleh mati, tapi tulisan tetap abadi” sosok multidimensi itu meninggal di usia yang ke-73, pada 24 Juli 1981.

Abdul Malik, sebutan Hamka kecil, lahir dalam keluarga religius di Minangkabau. Ayahnya Bernama Abdul Karim Amrullah (Haji Rasul) yang berprofesi sebagai ulama pembaru Islam yang membawa paham modernisme di Sumatera Barat. Karena Haji Rasul sering bepergian untuk berdakwah, Malik lebih sering tinggal bersama Anduangnya, mendengarkan pantun-pantun yang merekam kaindahan alam Minangkabau. Saat berusia empat tahun, Malik mulai belajar membaca Al-Qur’an dan bacaan sholat Bersama Fatimah, kakak tirinya.

Malik bukannya tidak sekolah. Pada 1951, menginjak usia 7 tahun, Malik masuk ke sekolah desa untuk belajar pengetahuan umum. Ketika sore, ia ikut Pendidikan agama di diniyah school. Tak sampai selesai, Malik berhenti dari sekolah desa dan masuk ke Thawalib, sementara malam harinya Malik pergi ke surau untuk mengaji.

Justru di masa bangku sekolah Malik mulai tertarik dengan Bahasa arab, terbukti dari beberapa Pelajaran yang diikutinya, ia sangat antusias dengan Pelajaran yang membahas tentang syair arab yang kelak membawanya hingga ke Mekkah.

Baca...  Macam-Macam Jenis Kebodohan (Jahl)

Di sela-sela waktu sekolah, Malik juga gemar membaca, ia sering menghabiskan waktu untuk sekedar membaca karya sastra, cerita cina, dan karya terjemahan arab dari perpustakaan buku yang dioperasikan oleh gurunya, Zainuddin Labay El Yunusy.

Dikisahkan, ketika Malik kehabisan uang untuk menyewa buku, Malik pernah rela menawarkan diri untuk bekerja di tempat percetakan buku. Memotong karton, membuat adonan lem untuk menyampul buku, hingga membuat kopi. Sebagai upahnya, ia hanya minta agar diizinkan membaca koleksi buku yang hendak disewakan. (Hamka-Wikipedia)

Alih-alih meyelesaikan pendidikanya, Malik justru memutuskan untuk merantau ke Jawa, menemui sanak saudaranya dan belajar Tafsir Al-Qur’an kepada Ki Bagus Hadi Kusumo. Dari sinilah Malik mulai mengenal pergerakan Islam di Jawa, seperti Muhammadiyah dan Sarekat Islam.

Setelah 6 bulan di Yogyakarta, Malik bertolak ke Pekalongan. Bertemu dan belajar dengan Ahmad Rasyid Sutan Mansyur, kakak iparnya. Karenanya, malik membulatkan tekad untuk berdakwah di tanah kelahirannya.

Perjalananya tak hanya berhenti sampai di Jawa. Ketika Malik mengetahui sang ayah hendak memberangkatkannya ke Mekkah selama 10 tahun karena menilai Malik tidak serius dalam Pendidikan agama selama di Sumatera, Malik ingin membuktikan diri. Sebab ia takut kepada ayahnya, secara diam-diam ia berangkat secara mandiri ke Mekkah.

Selama 7 bulan di Mekkah, Tujuan Malik tidak hanya berhaji, disana ia juga sangat serius menekuni Bahasa arab. Setelah bertemu Agus Salim di Mekkah, Malik memutuskan pulang ke Indonesia.

Setelah kembali Hamka- nama pena dari Haji Abdul Malik Karim Amrullah, ia tak langsung pulang ke Padang Panjang. Di Medan Malik berprofesi sebagai jurnalis. Berangkat dari kegemarannya membaca, ia banyak menghasilkan karya tulisan yang monumental, diantaranya Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Di Bawah Lindungan Ka’bah, hingga Tafsir Al-Azhar yang ia tulis Ketika mendekam di penjara karena tuduhan politik pada masa presiden Soekarno selama 2 tahun 4 bulan.

Baca...  Elaborasi Pendidikan Inklusif dengan Prinsip Enterpreneurship di SD Tumbuh 1 Yogyakarta

Namun siapa sangka, profesi penulis yang mengharumkan nama Hamka di mata dunia hingga saat ini, yang dulunya merupakan profesi yang ditentang oleh ayahnya. Ia juga mendapatkan gelar Guru Besar oleh Universitas Moestopo.

Bukan hanya itu, Universitas Al-Azhar dan Universitas Kebangsaan Malaysia menganugerahi Hamka gelar doctor kehormatan. Dalam pengakuan yang lain, Presiden ke-4, Abdurrahman Wahid misalnya, ia menulis, Hamka memiliki orientasi pemikiran yang tanggap terhadap kebutuhan Masyarakat akan perubahan. (Hamka-Wikipedia)

Dalam perjalanannya ke manca negara, ternyata bukan hanya Mekkah yang dikunjungi oleh Hamka. Ia pernah diundang oleh Departemen Luar Negeri Amerika untuk mengunjungi negara tersebut selama 4 bulan, cerita itu dapat kita baca dalam buku karanganya yang berjudul “4 bulan di Amerika”. Tak berhenti sampai disitu, pada awal 1958, Hamka menjadi anggota delegasi Indonesia untuk menghadiri Simposium Islam di Lahore kemudian meneruskan perjalananya hingga ke Mesir.

Henry Ford- pendiri Ford Motor Company mengatakan, “Kegagalan adalah kesempatan untuk memulai lagi dengan lebih cerdas”. Dibalik keberhasilan Hamka, ia juga pernah gagal. Dalam kisah, Hamka pernah ditolak Ketika melamar menjadi guru di Minangkabau karena tidak memiliki diploma atau ijazah.

Dalam kejadian yang lain, novel “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” yang ditulisnya mendapat tuduhan plagiat dari novel yang berjudul “Al-Majdulin atau Magdalaine” karya sastrawan Mesir, Mustafa Al Manfaluthi.

Akhirnya, Selain lewat tulisan, Hamka juga memberikan pengaruh yang sangat besar dalam dunia Pendidikan Islam dan modernisasi yang masih dikaji dan diperbincangkan hingga kini.

Begitupun sumbangsihnya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, ia ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 7 November 2011. Namanya juga terpatri sebagai Universitas, sekolah hingga masjid seperti masjid agung Al-Azhar Kebayoran yang dianggap sebagai rumah pemikiran buya Hamka.

1 posts

About author
Penulis
Articles
Related posts
OpiniPendidikan

Pendidikan Formal dan Nonformal, Definisi dan Urgensi dalam Kehidupan

2 Mins read
Pemahaman umum yang beredar di masyarakat perihal pendidikan hanya sempit pada proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah, universitas atau pondok pesantren. Ini…
Pendidikan

Mengapa Sekolah Bisnis Online dan Kursus Studi Kelayakan Itu Penting?

3 Mins read
Mengapa Sekolah Bisnis Online dan Kursus Studi Kelayakan Itu Penting? Dalam era digital saat ini, dunia bisnis online berkembang pesat. Banyak individu…
KeislamanPendidikan

Sumber Pengetahuan yang Sebenarnya

4 Mins read
Pada hakikatnya manusia sebagai mahkluk theomorfis mempunyai sesuatu yang agung didalam dirinya, yaitu akal—kehendak yang bebas (free will) dan kemampuan berbicara. Akal…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×
Artikel

BUT.co.id: Solusi Jasa Konsultasi IT untuk Meningkatkan Efisiensi Perusahaan

Verified by MonsterInsights