Refleksi selama mengikuti perkuliahan pendidikan karakter, membuat ada sedikit ketertarikan untuk membahas suatu topik yaitu pendidikan karakter dalam keluarga.
Karakter adalah orientasi terhadap penerapan nilai-nilai kebaikan dalam membentuk tingkah laku seseorang, Nilai-nilai karakter tersebut antara lain seperti nilai keagamaan dan nilai sosial. Apabila seseorang mampu menerapkan nilai-nilai tersebut pada kehidupan sehari-hari, maka orang tersebut bisa dikatakan orang memiliki karakter yang baik. (Dicky Setiardi, 2017)
Pendidikan adalah proses perubhan tingkah laku seseorang dari yang bruk menjadi baik, pendidikan karakter merupakan upaya yang di rancang secara sengaja untuk memperbaiki karakter seseorang. (Samani, 2012: 44
Menurut pasal 1 Undang-undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974,menjelaskan bahwa : “Perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antara seorangpria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluargayang bahagia dan sejahtera berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Anggotakeluarga terdiri dari Suami, Istria tau orang tua (ayah dan ibu) serta anak.
Keluarga adalah lingkungan utama bagi anak sejak lahir di dunia, di dalam keluarga pendidikan berjalan atas dasar kesadaran moral sejati antara orang tua dan anak.
Tahap pembentukan karakter pada anak tersebut sejalan dengan pendapat Thomas Lickona, yang menyatakan bahwa tentang tiga aspek karakter yang baik yang harus terintegrasi di dalam proses pembentukan karakter anak. Tiga aspek tersebut adalah :
1. Knowing the good (moral knowing), artinya anak mengerti baik dan buruk, mengerti tindakan yang harus diambil dan mampu memberikan prioritas hal-hal yang baik. Membentuk karakter anak tidak hanya sekedar tahu mengenai halhal yang baik, namun mereka juga harus dapat memahami kenapa perlu melakukan hal tersebut.
2. Feelling the good (moral feeling), artinya anak mempunyai kecintaan terhadap kebajikan dan membenci perbuatan buruk atau anak lebih menekankan kebaikan daripada keburukan. Konsep ini mencoba membangkitkan rasa cinta anak untuk melakukan perbuatan baik.
Pada tahap ini, anak dilatih untuk merasakan efek dari perbuatan baik yang dilakukannya. Sehingga jika kecintaan ini sudah tertanam, maka akan menjadi kekuatan yang luar basa dari dalam diri anak untuk melakukan kebaikan dan “mengerem” atau meningalkan perbuatan negatif.
3. Acting the good (moral action), artinya anak mampu melakukan kebajikan dan terbiasa melakukannya. Pada tahap ini anak dilatih untuk melakukan perbuatan baik, sebab tanpa melakukan sesuatu yang sudah diketahui atau dirasakan tidak akan ada artinya
Jadi 3 hal tersebut yang membentuk karakter anak menjadi yang lebbih baik.
Cara orang tau mendidik karakter pada anak
Orang tua mendidik karakter pada anak melalui pengasuhan yang baik, mencontohkan perilaku dan pembiasaan, pemberian penjelasan atas tindakan, memiliki standar yang tinggi dan realistis bagi anak, dan melibatkan anak dalam pengambilan keputusan.
Orang tua mengelola lingkungan moral keluarganya melalui pengasuhan yang baik, mencontohkan perilaku, pemberian penjelasan atas tindakan, memiliki standar yang tinggi dan realistis bagi anak, dan melibatkan anak dalam pengambilan keputusan.
Orang tua membentuk hati nurani dan kebiasaan pada anak melalui nasihat, pemberian contoh dengan sikap dan perilaku, serta pembiasaan.
Orang tua mendidikkan nilai-nilai yang baik pada anak-anaknya melalui nasihat, pemberian contoh dengan sikap dan perilaku, serta pembiasaan.
Orang tua menerapkan disiplin kepada anak-anaknya melalui penarikan kasih sayang, penegasan kekuasaan (penerapan hukuman), atau melalui cara induksi.
Orang tua menyelesaikan konflik melalui cara kekeluargaan.
Orang tua memberikan kesempatan kepada anak-anaknya untuk berlatih kebajikan dengan memberi anak keleluasaan untuk bersosialisasi dengan lingkungan baik tetangga maupun sekolah dan memfasilitasinya.
Orang tua mengajarkan aspek-aspek spiritual kepada anak-anaknya melalui nasihat, pemberian contoh dengan sikap dan perilaku, serta pembiasaan.
kesimpulan
Orang tua mendidikkan karakter pada anak melalui pengasuhan yang baik, mencontohkan perilaku dan pembiasaan, pemberian penjelasan atas tindakan, memiliki standar yang tinggi dan realistis bagi anak, dan melibatkan anak dalam pengambilan keputusan.
Orang tua mengelola lingkungan moral keluarganya melalui pengasuhan yang baik, mencontohkan perilaku, pemberian penjelasan atas tindakan, memiliki standar yang tinggi dan realistis bagi anak, dan melibatkan anak dalam pengambilan keputusan.
Referensi
Setiardi Dicky. 2017. Keluarga Sebagai Sumber Pendidikan bagi Anak. Yogyakarta. Tabawi
Zamroni dan Sukiyani Fita. 2014. Pendidikan Karakter dalam Lingkungan Keluarga. Yogyakarta. SOCIA.