Filsafat Islam pada abad pertengahan ini memiliki beberapa karakteristik utama yaitu intergritas agama dan akal, pada saat masa kejayaan Islam yang berada dibawah pengaruh Islam yang sangat luas ini sehingga bertemulah dengan beberapa filsafat seperti Yunani, Persia, India, dari beberapa sekian para filsuf dari abad pertengahan inilah yang dapat mempertahankan tradisi Islam yang dari pengetahuan filsafat Yunani.
Filsafat Islam modern ini sebagai respon atas tantangan modernitas, kolonialisme, modernisasi dan perkembangan Ilmu pengetahuan di daerah barat.
Filsafat islam modern ini sangat penting dalam menghadapi tantangan kontemporer dengan menawarkan pandangan kritis reformasi tehadap isu-isu politik, serta budaya yang dihadapi pada dunia sosial Islam. Ada beberapa peran penting filsafat Islam modern di masa sekarang:
- Pengembangan etika dan moralitas ini filsafat modern dapat membantu mengeksplorasi terhadap isu-isu etik yang muncul akibat teknologi, privasi digital.
- Kritik sosial dan politik filsafat modern ini menjadi alat ukur untuk mengkritik struktur kekuasaan, ketidakadilan dan masalah dan lain sebagainya.
- Pencarian makna dalam kehidupan masyarakat yang mengalami perubahan nilai dan kritis identitas, filsafat modern ini menawarkan ruang untuk refelksi dalam pencarian makna.
- Interdisiplinitas ini berperan sebagai jembatan atau disiplin ilmu.
- Pengaruh dalam pendidikan dan penelitian ini berperan dalam pendidikan tinggi, terutama dalam berfikir kritis.
Dalam seiringnya perkembangan zaman yang semakin cepat dan luas ini filsafat modern tetap penting karena ia menyesuaikan diri dengan perubahan dan memberikan prespektif yang kritis terhadap tantangan zaman ini.
Para ketiga tokoh pemikir ini memiliki beberapa kesamaan pemikiran seperti reformasi dan modernisasi. Para ketiga tokoh ini menyepakati bahwa Islam perlu direformasi agar dapar bersaing dengan para pemikir peradaban Barat. Mereka sangat menekankan betapa pentingnya kembali kepada sumber ajaran Islam.
Penekanan terhadap rasionalisme parah tokoh ini mengadovikasi pemikiran rasional sebagai cara kita untuk memahami dan menerapkan ajaran Islam dalam konteks modern.
Kesadaran sosial dan politik ketiga tokoh ini menyadari betapa pentingnya umat Islam untuk terlibat dalam hal dunia sosial dan politik, dalam mengahadapi konteks kolonialisme dan ketidakadilan.
Ada beberapa perbedaan dari ketiga tokoh diantarnya Jamaludin Al-Afgahni ini lebih menekankan terhadap politik dan pembangkitan solidaritas antar umat Islam, Muhammad Abduh ini lebih cenderung terhadap reformasi pendidikan terhadap tantangan zaman, Muhammad Iqbal ini lebih menekankan kepada pengembangan individualitas dan spirualitas sebagai respons terhadap tantangan modern.
Mereka juga mempunyai visi tentang modernitas alasanya yakni supaya dapat menghidupkan kembali pemikiran Islam dalam kontkes yang relavan yang ada di zaman sekarang.
Ada beberapa visi dari ketiga tokoh tersebut diantarnya. Jamaludin Al-Afghani ia ini lebih cenderung bersifat politik dan kolektif, dan ia menyerukan persatuan umat Islam, Muhammad Abduh ia menekankan terhadap pendidikan dan rasionalisme sebagai sarana untuk umat Islam dalam bentuk modern, Muhammad Iqbal ini menegedepankan visi individual yang kreatif, dengan penkanan kepribadian Muslim yang aktif dan berinovatif.
Para pemikir modernis ini percaya bahwa Agama harus dapat dijelaskan secara rasional dan relavan dengan menggunakan konteks soisal dan ilmiah pada masa ini. Mereka mempercayai bahwa kemajuan dalam Ilmu Pengetahuan adalah kunci untuk memajukan masyarakat Muslim.
Mereka mengusahakan praktik yang dianggap tidak relavan atau menghambat kemajuan. Ada beberapa orang yang berpendapat bahwa tradisionalisme ini dapat menghambat kemajuan umat Islam. Pemikiran modernisme Islam ini berusaha supaya menekuni antara ajaran Islam yang universal dengan tantangan dan dinamika modern.
Namun, ketegangan antara modernisme dan tradisionalisme akan tetap menjadi topik yang relavan dan kompleks dalam diskusi tentang perkembangan dunia Islam hingga saat ini.
