KULIAHALISLAM.COM – Setelah saya mencari-cari data tentang sejarah Muhammadiyah Kabupaten Kendal, saya menemukan beberapa data tentang Muhammadiyah Kabupaten Kendal. Tetapi saya yakin data yang saya temukan itu kurang lengkap, karena saya hanya melakukan kajian pustaka dari beberapa karya ilmiah terdahulu.
Saya kelahiran Sukorejo, setelah pertama kali membaca karya publikasi Mahasiswa UNNES (Universitas Negeri Semarang) tentang Muhammadiyah Kendal saya kaget dan bangga. Ternyata, Muhammadiyah masuk pertama kali di Kabupaten Kendal lewat Kampung Kauman Sukorejo. Walaupun keterangan itu sangat singkat.
Karena sejarah itu harus ada narasumber, tanpa narasumber sejarah tak banyak bicara dan kurang lengkap.
Selain Cabang Muhammadiyah Sukorejo, di kabupaten Kendal dari data yang saya temukan, ada setingkat Kecamatan atau pimpinan Cabang masuk kategori awal yang telah saya temukan datanya yaitu Muhammadiyah Weleri, Muhammadiyah Kaliwungu , dan Muhammadiyah Kota Kendal.
Mungkin kajian pustaka tersebut akan saya jadikan landasan dalam menulis sejarah Muhammadiyah Kendal khususnya awal masuknya melalui Sukorejo.
Mungkin, buku sejarah sudah ada cuma saya belum pernah membaca atau mendapatkanya, makanya kajian pustaka saya mengambil dari beberapa karya publikasi tersebut dan tulisan ini mungkin banyak kekurangan data.
Sejarah Awal Masuknya Muhammadiyah di Sukorejo
Sukorejo sebuah Desa di Kabupaten Kendal, mungkin banyak yang tidak tahu bahwa pada sampai tanggal 5 September 1947 Desa Sukorejo menjadi Pusat Pemerintahan Kabupaten Kendal. (p2k.unkris.ac.id). Bukti itu bisa dilihat dengan adanya gedung eks kawedanan di Sukorejo.
Gedung eks kawedanan itu menjadi saksi tentang betapa hebatnya perjuangan para pemuda Sukorejo dalam mempertahankan keberadaan pusat pemerintahan sebelum pada akhirnya pejuang Sukorejo terpaksa berpindah ke Dusun Kenjuran(p2k.unkris.ac.id) yang berada di Desa Purwosari, di kaki Gunung Perahu.
Perlawan pejuang Sukorejo bukan kalah begitu saja, akan tetapi hanya mundur demi menghindari lebih banyak korban jiwa dari pihak para pejuang Sukorejo. Ya, itu hanya pendahuluan agar anak muda tidak melupakan sejarah Daerahnya masing-masing.
Lanjut ke Sukorejo tentang bidang ekonomi, di kawasan Sukorejo penghasilan utamanya di bidang pertanian. Bisa dilihat banyak sawah dan perkebunan seperti Cengkeh, Pala dan Karet. Selain itu ada pusat perekonomian seperti pasar.
Sukorejo merupakan pusat perekonomian dari tiga kecamatan di sekitarnya, seperti Plantungan, Pageruyung dan Patean. Hal itu bisa di lihat Sukorejo terdapat sebuah pasar tradisional yaitu pasar Sukorejo. Pasar Sukorejo merupakan pasar terpanjang didaerah Kendal dimulai dari alun-alun (Bunderan Sukorejo) sampai ke terminal Sukorejo.
Dengan melihat perekonomian Kecamatan Sukorejo kala itu, maka bisa jadi mengundang orang untuk merantau karena pusat ekonomi, misalnya, di Sukorejo ada perkebunan yang membutuhkan pekerja. Dan di Sukorejo terdapat pasar menjadi tempat aktivitas jual beli, bisa jadi pedagang dari penjuru bertemu dan terjadi tukar pikiran disana.
Tenyata benar ada orang luar Daerah yang datang ke Sukorejo, salah satunya adalah Pak Djasman beliau adalah karyawan perkebunan yang berasal dari Pati, dan kawanya Pak Kiai Siraj seorang pedagang dari Surakarta.(Skripsi Puji Asgiyati, Mahasiswa UNNES, 2005)
Menurut keterangan yang diperoleh dari peneliti melalui wawancara dengan Bapak Basuki, mantan ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Sukorejo pada tanggal 25 Desember 2004 (dalam Skripsi Puji Asgiyati, Mahasiswa UNNES, 2005) bahwa “Muhammadiyah di kabupaten Kendal yang pertama kali lahir adalah di Sukorejo, tepatnya di kampung Kauman“.
Seperti yang saya jelaskan di atas bahwa lewat Pak Djasman dan Kiai Siraj awal mula Muhammadiyah Sukorejo berdiri. Kedua tokoh tersebut bertugas menyebarkan dakwah Muhammadiyah kepada masyarakat di Sukorejo dan pertama kali di kampung Kauman dekat dengan alun-alun Sukorejo.
Masyarakat Sukorejo saat itu terbagi ke dalam tiga golongan, yaitu golongan intelektual, abangan, dan ulama. Golongan intelektual dan abangan merupakan tugas bagi Bapak Djasman untuk mendakwahi, sedangkan kaum ulama yang bertugas mengajak bergabung adalah Kiai Siraj.
Dengan adanya kedua tokoh tersebut secara tidak langsung berdiri cabang Muhammadiyah Sukorejo atau meminjam bahasanya Bapak Basuki bahwa berdiri secara resmi Ranting Muhammadiyah Kauman Sukorejo yang menginduk langsung ke Muhammadiyah Yogyakarta dan secara resmi Muhammadiyah Sukorejo berdiri pada tahun 1934 M.
Menurut Rokhim Mahasiswa IKIP Semarang 2014 (dalam Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang Vol. 02. No. 1, November 2014 ). Disebutkan bahwa “Sejarah masuknya Muhammadiyah di kecamatan Sukorejo kabupaten Kendal diawali dengan media kajian Tarikh Nabi Muhammad SAW yang dibawa oleh Bapak Djasman dari Pati antara tahun 1927 –1929 M“.
Secara tidak langsung paham keagamaan Muhammadiyah masuk ke Sukorejo pada tahun 1927 walaupun belum terbentuk sebuah pimpinan.
Beberapa Cabang Muhammadiyah di Kendal
Selain Muhammadiyah Sukorejo juga berdiri Muhammadiyah Cabang Weleri yang menginduk ke Muhammadiyah Semarang.
Berdirinya Muhammadiyah Weleri menurut Bapak Taslim guru PGA Muhammadiyah pertama yang kebetulan orang tuanya juga dulu berasal dari jatinom Klaten (dalam karya Publikasi Rinanto, Mahasiswa UMS, 2016) mengatakan bahwa “paham Muhammadiyah masuk di Weleri pada tahun 1930-1960“.
Ketika itu ada seorang guru utusan dari Yogyakarta yang bernama Kiai Raden Rahmat datang ke Weleri untuk mengajar di sekolah pemerintah yang di kenal dengan sekolah rakyat. Kemudian disusul seorang pedagang kain bernama Kiai Rahmadi juga datang ke Weleri yang mengikuti jejak keluarganya sebagai pedagang.
Dari sinilah Muhammadiyah cabang Weleri, secara resmi sudah berdiri sejak tahun 1938 yang merupakan cabang dari Semarang.
Sedangkan menurut Bapak H. Margono, seorang pendiri Muhammadiyah di Weleri (dalam Skripsi Puji Asgiyati, Mahasiswa UNNES, 2005) mengatakan bahwa “Muhammadiyah di Weleri dibawa oleh dua orang, yaitu H. Margono sendiri yang berasal dari Weleri dan Kiai Rahmat yang berasal dari Nawangsari“.
Dikisahkan, suatu ketika Bapak H. Margono dan Kiai Rahmat pulang dari Salatiga, keduanya bertemu dengan seorang Kiai dari Temanggung yang bernama Kiai Rahmadi. Mereka bertemu di dalam sebuah andong dan bercerita tentang gerakan agama Islam yaitu Muhammadiyah.
Sesampai di rumahnya, H. Margono mengamalkan apa yang di dapat dari bertemunya dengan Kiai Rahmadi. Dengan cara mendirikan pengajian dan masyarakat sekitar antusias mengikutinya. Semakin lama Muhammadiyah Weleri berkembang sampai sekarang.
Selain Weleri ada lagi Muhammadiyah cabang Kaliwungu cuma ini belum ada data awalnya menginduk kemana. Karena menurut keterangan beberapa karya publikasi cabang Muhammadiyah di Kabupaten Kendal seperti Sukorejo menginduk ke Yogyakarta, sedangkan Weleri menginduk ke Semarang. Sedangkan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kendal sendiri yang harusnya menaungi belum berdiri.
Lahirnya Muhammadiyah Kaliwungu dari kampung Sawahjati oleh Ustaz Mahfudz Mimbar dengan pengajianya. (Puji Asgiyati, 2005). Pengajian ini dilakukan setiap malam Selasa di musholla al-Muwahhidin. Dalam pengajian tersebut yang dibahas adalah mengenai Tauhid, Syirik, Sunnah dan Bid’ah.
Selain Ustaz Mahfudz Mimbar, juga ada lagi Ustaz yang mendirikan pengajian, beliau adalah Ustaz Kosim Ayyub dengan membuka kitab Fiqussirroh yang diikuti oleh para guru Madrasah MIIS dan masyarakat sekitar.
Karena sering terjadinya perbedaan masalah khilafiyah dalam pandangan beragama, dan itu kalau di biarkan akan sangat bermasalah menganggu kerukunan. Maka perlu dibentuklah suatu wadah dakwah agar lebih terarah.
Dibuatlah rapat pertemuan, rapat tersebut di rumah Bapak Ahmad Said di jalan raya Timur 19 Kutoharjo yang juga dihadiri oleh Bapak Munawir Yahya, Bapak Ahmad Said, Bapak Hasan Jawwas, Bapak Abdullah Anggawi, Bapak Madun Kustawi, H. Muhammad Nur, dll. (Puji Asgiyati, 2005)
Keputusan yang berhasil diambil dalam rapat ini adalah mendirikan Muhammadiyah Cabang Kaliwungu pada tanggal 14 Oktober 1962 jam 20.00 WIB (Puji Asgiyati, 2005 dalam Skripsi)
Setelah berdiri banyak cabang di kabupaten Kendal yang harusnya punya naungan sendiri, dengan mendirikan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kendal. Karena selama ini cabang Muhammadiyah Kabupaten Kendal masih menginduk di luar kabupaten Kendal. Maka perlu membuat wadah untuk cabang-cabang Muhammadiyah se-Kabupaten Kendal.
Yang akhirnya secara resmi Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kendal berdiri pada tahun 1966. Proses berdirinya Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kendal ini diawali dengan diadakannya MUSYDA (Musyawarah Daerah) yang diketuai oleh Bapak Kiai Djajadi dari Boja. Beliau kemudian menjadi Ketua PDM Kendal untuk periode yang pertama.
Inilah beberapa sejarah yang saya baca dari beberapa referensi karya publikasi semoga bermanfaat untuk para pembaca. Seandainya ada kesalahan bisa kirim ke kontak formulir atau komen di bawah dengan referensi agar tulisan ini kami benahi dengan referensi yang tepat.
Adis Setiawan*
*Penulis adalah anggota Group Kongres Sejarawan Muhammadiyah, Alumni SMK Muhammadiyah 04 Sukorejo-Kendal