Esai

Wanita Bercadar Pelihara Anjing : Perikehewanan Lebih Penting Dari Perikemanusiaan

2 Mins read

KULIAHALISLAM.COM – Akhir-akhir ini jagad maya dihebohkan dengan beredarnya berita tentang seorang wanita bercadar yang merawat puluhan anjing. Anjing-anjing itu dipungut di jalanan lalu dipelihara. 

Tangkapan layar YouTube wanita bercadar memelihara anjing sebagai kasih sayang penyelamatan binatang

Dalam hal ini sebenarnya penulis sudah menahan diri untuk tidak ikut terjebak dalam pro kontra yang ditimbulkannya. Karena jika kita ikut dalam pro kontra maka sama saja kita telah terjebak oleh permainan yang mungkin saja memang sudah dipersiapkan oleh mereka. Mereka yang suka bertepuk tangan jika umat Islam selalu ada dalam perselisihan. 

Akan tetapi karena berita tersebut telah menjadi viral dan pelakunya seorang muslimah bercadar yang juga menyampaikan pesan-pesan tentang keIslaman, maka mau tidak mau penulispun merasa harus ikut untuk buka suara. Karena ada kekhawatiran jika apa yang dilihat para pemirsa yang sebenarnya hanya sebatas tontonan oleh masyarakat justru dijadikan sebagai tuntunan. 

Dalam hal ini penulis tidak ingin mempermasalahkan  boleh tidaknya seorang Muslim memelihara, menggendong dan bergumul dengan anjing. Karena bagi penulis meski yang najis itu air liurnya akan tetapi anjing itu kadang juga menjilati tubuhnya sendiri, menjaga kehati-hatialan dari barang yang haram itu lebih baik dari pada bertindak ceroboh dengan menyepelekan. 

Disamping itu, sebersih-bersihnya binatang standar kebersihan binatang dan manusia itu berbeda, sehingga ketika manusia itu bergumul dengan binatang maka bisa jadi akan ada bahaya yang mengancam bagi kesehatan, entah dari virus toksoplasmanya atau dari bahaya lain yang ditimbulkan.

Bahkan karena binatang itu tidak punya pegangan nilai, maka bergumul dengan binatang terkadang juga bisa mengancam jiwa manusia. Dimana sering kita mendengar seekor ular yang mematuk tuannya, meski tuannya telah merawatnya sejak lahir. Karena yang namanya binatang tetaplah binatang, yang tidak pernah tahu salah dan benar.

Dalam Islam memperlakukan binatang dengan baik adalah suatu keharusan, akan tetapi tidak harus dengan memperlakukan layaknya manusia.

Binatang mempunyai dunia sendiri, naluri sendiri, kesukaan sendiri dan logika hidup sendiri. Oleh karena itu mencintai binatang yang baik itu adalah dengan tetap memperlakukannya sebagai binatang, dengan segala kebiasaan dan makanan kesukaannya, bukan dengan menarik ke dunia manusia dengan dipaksa mengikuti kebiasaan yang dilakukan manusia. 

Membahagiakan binatang dengan standar kebahagiaan manusia bisa jadi justru menyengsarakannya. 

Seekor burung meski bersangkar emas tetaplah dia menderita. Bagi binatang tinggal di alam bebas bersama teman-temanya meski harus mencari makan sendiri, jauh lebih bahagia dari pada tinggal dengan manusia meski di rumah yang mewah. 

Sebagus dan seluas-luasnya rumah manusia tetaplah menjadi sangkar baginya. Oleh karena itu jika yang terjadi adalah hal yang demikian, maka pada dasarnya manusia itu tidak sedang mencintai atau membahagiakan binatang, akan tetapi dia tidak lain sedang membahagiakan dirinya sendiri dengan memanfaatkan binatang. Karena hakikat mencintai itu adalah membahagiakan sesuai kehendak yang dicintai, bukan kehendak dirinya sendiri.

Akan tetapi fenomena yang terjadi akhir-akhir ini justru sebaliknya, ada kebanggaan tersendiri ketika seseorang mampu memperlakukan binatang layaknya manusia. Bahkan ada juga yang kebablasan, hingga merekapun harus demo menentang ketika banyak binatang yang di sembelih di hari raya kurban. 

Karena logika yang mereka pakai adalah logika kemanusiaan bukan logika perikehewanan. Mereka tidak pernah berpikir bisa jadi cara beribadahnya binatang adalah dengan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi manusia, meski harus dengan cara disembelihnya. Dan binatang itu diciptakan memang untuk diambil manfaatnya oleh manusia.

Dalam berita yang viral, di satu sisi wanita itu kecintaannya pada binatang membuatnya rela memungut anjing-anjing yang ada di jalanan dan menghabiskan uangnya untuk membelikan makanan, bahkan dia juga ikut sedih dan menangis ketika hewan piaraannya sakit.

Oleh : Baroroh Barit

Baca...  Menyehatkan Diri Dengan Thibbun Nabawi
2366 posts

About author
Merupakan media berbasis online (paltform digital) yang menyebarkan topik-topik tentang wawasan agama Islam, umat Islam, dinamika dunia Islam era kontemporer. Maupun membahas tentang keluarga, tokoh-tokoh agama dan dunia, dinamika masyarakat Indonesia dan warga kemanusiaan universal.
Articles
Related posts
Esai

Menggali Ajaran Alqur'an Tentang Bullying: Larangan dan Hikmah Dibaliknya

1 Mins read
Bullying, suatu perbuatan tercela yang dapat menjatuhkan martabat dan psikis seseorang – yang berupa tindakan fisik, verbal, atau psikologis – perilaku tersebut…
Esai

Dinamika Perkembangan Islamic Studies

2 Mins read
Dinamika perkembangan Islamic studies. Pada tulisan singkat ini, penulis hendak menelisik tentang sejarah Islamic studies, menguraikan sejarah awal perkembangan studi Islam yang…
Esai

Persepsi Warga Dalam Pemilukada 2024

4 Mins read
KULIAHALISLAM.COM – Pemilihan Umum Kepala Daerah di Indonesia 2024 (Pemilukada) digelar secara serentak untuk daerah-daerah yang masa jabatan kepala daerahnya berakhir pada…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights