Artikel

Hakikat Lebaran Terapi Modernitas Menurut Prof. Dr. Jalaluddin Rakhmat

3 Mins read

Prof. Dr. Jalaluddin
Rakmat lahir di Bandung pada 29 Agustus 1949 dan wafat Februari 2021 akibat
Virus Corona. Ia adalah sarjana ilmu komunikasi lulusan Universitas Padjadjaran
(UNPAD) dan Master of Science dari IOWA State University. 

Dr. Jalaluddin Rakmat
menyatakan bahwa Idul Fithri sama di seluruh dunia Islam, tetapi lebaran khas
Indonesia. Lebaran adalah contoh manis tentang bagaimana idom-idom Islam  diterjemahkan secara kreatif ke alam budaya
Indonesia.

 Gemuruh Takbir terdengar dimanapun,tetapi irama takbir Indonesia
sangat unik, irama gamelan dengan tempo lambat dan menyayat hati.

 Hanya di
Indonesia, Anda akan menemukan arus mudik, penumpang yang
berdesakan,wajah-wajah terseok kelelahan, tentengan yang berat dan mata yang
berbinar-binar karena kembali ke kampung halaman.

Pada
hari H-nya orang-orang berbondong-bondong ke tanah lapang, yang istimewa dengan
negeri ini adalah banyaknya tanah lapang yang dipergunakan dan banyak peserta
Shalat Id yang tidak terbiasa shalat wajib. Juga istimewa, banyaknya orang
berziarah ke kuburan. Mereka datang dengan pakaian yang bagus dan warna yang
menyala lalu menabur bunga sambil berdoa.

Di
Indonesia, lebaran dijadikan sebagai hari khusus untuk bersilaturahim yang kita
Indonesiakan dengan istilah Halal Bihalal. Setiap rumah terbuka lebar dan
orang-orang berpapasan dengan mengobral senyum. Bila kita mempergunakan konsep
untuk mengabstarksikan realitas, memang lebih baik kita menggunakan konsep
lebaran dari pada Idul Fithri karena lebaran tidak persis sama dengan Idul
Fithri. Ketika membahas makna lebaran, sebaiknya kita tidak merujuk pada
teks-teks yang universal.

Sungguh
tidak relevan mengatakan bahwa tradis mudik, ziarah ke kubur, dan bersalaman
khusus pada lebaran tidak termaktub dalam Al-Qur’an dan Al-Sunnah. Ketiganya memang
bukan amalan Idul Fithri, ia hanyalah tradisi lebaran. Untuk lebaran rujuklah
budaya pribumi yang partikular. Yang kita perlukan bukan lagi tinjauan Fiqih
tetapi analisis sosioantropologis.

Baca...  Khilafah dalam Perspektif Islam Bagaimana Konsepnya ?

Lebaran Sebuah Perjalanan
Melintas Waktu

Secara
singkat, dalam bahasa yang populer, kita menjadi modren dengan kehilangan rasa
kemanusiaan kita. Kita sibuk dengan kegiatan sehari-hari kita sehingga hampir
tidak sempat lagi memperhatikan keluarga kita. Kita kehilangan rasa sayang,
bahkan semua emosi kita yang manusiawi. Sebagai gantinya kita mengembangkan
sikap yang kasar, mementingkan diri sendiri dan agresif. Otot-otot kita setiap
saat siap menerkam orang lain yang sudah kita pandang sebagai mangsa. Kita
mengembangkan struktur sosial ayam yang besar berusaha mematuk yang lemah dan
seterusnya.

Kita
menjadi materialistis !. Kita siap mengorbankan perasaan kemanusiaan kita yang
luhur sekalipun untuk memperoleh keuntungan material sebanyak-banyaknya. Pada
tingkat penguasa atau penguasa, kita memandang rakyat untuk kita manipulasi
dengan kepentingan kita. Kita tidak melihat lagi mereka sebagai sosok yang
mempunyai perasaan, mempunyai sanak keluarga.

Pada
tingkat orang yang kecil, kita menemukan orang-orang yang membunuh rasa
kekeluargaannya hanya untuk memperoleh sesuap nasi. Kota-kota besar jantungnya
modrenisasi telah menjadi Rumah Sakit Jiwa yang besar. Semua orang sakit,
termasuk para dokter dan petugas rumah sakit.

 Penyembuhan individual sangat
sulit. Diperlukan penyembuhan massal. Terapi yang diberikan haruslah membuat
orang manusiawai dan memperlakukan orang lain secara manusiawi pula. Mereka
harus berangkat  dari semangat memiliki
material ke semangat kekeluargaan spritual. Dari mengambil ke memberi.

Itulah
makna Mudik. Dengan mudik, orang-orang sudah kehilangan makna dirinya dalam
hiruk pikuk kota ingin menemukan kembali masa lalunya di kampung. Mereka ingin
meninggalkan sejenak kota-kota yang garang untuk menikmati kembali wajah-wajah
kampung yang ramah. 

Mereka ingin mengungkapkan kembali perasaan kekeluargaan yang
menyejukan. Maka anda akan melihat anak yang hilang bersimpuh dihadapan
orangtuanya, memohon maaf seraya menangis terisak-isak.

Baca...  Memahami Perbedaan Antara Alquran dan Hadis

Suami
istri menjalin kembali cinta kasih mereka, setelah setahun penuh menjadi
orang-orang yang asing yang tidak saling mengenal. Para sahabat dan tetangga
saling menegur dan saling memberi setelah selama setahun mereka saling bersaing
dan saling memeras. Itu makna silaturahim atau halal bihalal ? Istilah halal
bihalal walaupun tidak akan pernah dipahami orang Arab, seakan-akan menunjukan
lebaran sebagai tempat perilaku yang halal setelah pada hari-hari yang lain
kita melakukan yang haram.

Silaturahim
tidak hanya ditujukan kepada orang yang masih hidup tetapi juga yang sudah mati.
Mereka mewakili masa lalu. Orang-orang modren yang sudah dicabut dari akar
sejarahnya perlu sekali-kali kembali kepadanya. Mereka harus akrab lagi dengan
dunia mereka yang karena modrenisasi telah diasingkan dari mereka. Karena itu,
biarkanlah mereka mengarungi darat, laut dan angkasa, bersimbah keringat dalam
kendaraan.

Perjalanan
mereka adalah perjalanan yang melintas waktu (perjalanan historis). Mereka
telah membawa masa kini mereka ke masa lalu supaya memperoleh kekuatan buat
menempuh masa depan. Mudik, Silaturahim, ziarah ke kuburan adalah kreasi bangsa
yang menakjubkan. Ketiganya berfungsi sebagai terapi untuk manusia modren.
Sayangnya kebanyakan yang mudik adalah orang-orang yang kecil.

Generasi
kecil menurut Denis Goulet adalah generasi yang dikorbankan untuk masa depan pembangunan
yang disajikan. Memang mereka yang tertindas, mereka yang hampir putus asa,
mereka yang kehilangan jati diri memperoleh wujud mereka ketika mudik. Mudik
bukan hanya semata-mata hiburan seperti kata Gus Dur tetapi juga terapi masal
yang biayanya tidak membebani pemerintah. Alangkah baiknya para penguasa dan
pengusaha pun mudik, silaturahim dan ziarah kubur karena kelak bila kedua kelas
ini bertemu lagi di kota, mereka bukan lagi robot.

Baca...  Yerusalem di Bawah Khilafah Turki Utsmaniyah

2366 posts

About author
Merupakan media berbasis online (paltform digital) yang menyebarkan topik-topik tentang wawasan agama Islam, umat Islam, dinamika dunia Islam era kontemporer. Maupun membahas tentang keluarga, tokoh-tokoh agama dan dunia, dinamika masyarakat Indonesia dan warga kemanusiaan universal.
Articles
Related posts
Artikel

Tidak Bisa Mengetik di Word karena "Selection is Locked", Ini Solusinya!

2 Mins read
Kompak – Salah satu masalah yang sering ditemui pengguna Microsoft Word adalah pesan “Selection is Locked” yang muncul saat mencoba mengetik atau…
Artikel

Ingin Rumah Lebih Sejuk? Coba Roster Jogja dari AM Roster

4 Mins read
Mendapatkan rumah yang sejuk merupakan impian bagi setiap orang, terutama di negara tropis seperti Indonesia. Salah satu cara untuk menciptakan suhu udara…
Artikel

Sekolah Bisnis Online dan Konsultan Feasibility Study: Meningkatkan Kualitas Bisnis di Era Digital

4 Mins read
Pendahuluan Di era digital yang terus berkembang, memulai dan mengelola bisnis bukan lagi hal yang sulit. Teknologi internet memberikan akses ke berbagai…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights