sumber gambar : bab-alsharq.com
Qaramitah diambil dari nama Hamdan
bin Qaramat, seorang pemimpin pemberontak di Irak. Qaramitah merupakan sebuah
gerakan yang bertujuan mengadakan perbaikan sosial dan menegakan keadilan atas
dasar persamaan, tersebar di Dunia Islam antara abad ke-9 dan ke 12 M dan
berpusat di Ahsa (Bahrein), Khurasan (Iran Timur), Suriah dan Yaman.
Gerakan
Qaramitah berakar pada Syiah Radikal dan diduga awal pergerakannya diilahami
oleh propaganda Syiah Ismailiah (paham Syiah yang hanya mempercayai tujuh Imam) yang disebarkan ketengah-ketengah orang-orang Badwai Suriah dan gurun-gurun
Arab.
Sekitar petengahan abad ke-9 para
propagandis telah tersebar di berbagai perovinsi Dunia Islam untuk menyebarkan
doktrin-doktrin revolusioner mereka.
Dalam waktu singkat Dakwah Ismailiah telah
berdiri kokoh di Irak selatan di bawah pimpinan Hamdan bin Qarmat dan Abdan.
Setelah itu tegak pula di Bahrain di bawah pimpinan Abu Sa’id Hasan bin Bahram
al-Jannabi, kemudin di Yaman dipimpin Mansur al-Yamani. Abu Abdullah asy-Syi’i,
meninggalkan Yaman menuju Afrika Utara, kemudian berhasil membawa Bani Fatimah
untuk menduduki singgasana Kekhalifahan.
Salah satu propinsi yang utama bagi
propganda Ismailiah adalah Irak Selatan. Para propagandis disini disebut
Qaramitah karena mereka dipimpin oleh Hamdan bin al-Asy’as yang dijuluki Qarmat.
Kepemimpinan Qaramat dan Abdan tergantung pada sejumlah pimpinan yang
identitasnya tetap dirahasiakan. Ketika kepemimpinan Qaramitah dipegang oleh
Abdan, mereka memecatnya dan menggantinya dengan Zikrawayh ad-Dindani.
Pada tahun 900 M, Zikrawayh memberi
isyarat di Suriah ditengah-tengah Bani Ulays bagi kebangkitan Qaramitah secara
umum.
Akan tetapi, pergerakan Qaramitah di mesopotamia bawah mengakibatkan
pertumparan darah dan Zikrawayh sendiri mati tahun 906 M. Pergerakan di Ahsa,
Bahrain berada di bawah pimpinan Abu Sa’id Hasan bin Bahram al-Jannabi.
Daerah ini terisolasi dan sukar
dimasuki, subur untuk gerakan-gerakan revolusioner. Penduduknya merupakan
campuran dan banyak diantaranya merupakan sisa-sisa pemebrontak Zanj yang
masih bertahan.
Dengan memanfatkan kekecewaan sosial lokal dan kekecewaan yang ditinggalkan
oleh pemberontak Zanj, Qaramitah membangun sebuah negara yang kokok dan makmur.
Kekuasaan ini dibangun oleh Abu
Sa’id yang semula merupakan propagandis atau wakil Hmadan bin Qarmat dan selama
lebih dari satu abad kemudian Qaramitah Bahrein tetap dikenal sebagai Abu
Sa’idiyyin (pengikut Abu Sa’id).
Dinasti Abu Sa’id bertindak sebagai
pemimpin di dalam perang dan diplomasi sedangkan urusan komunitas diatur oleh sebuah
badan yang disebut Badan Kuam Tua (‘Iqdaniyyah).
Selama berdirinya, kekuasaan
dipegang oleh Abu Sa’id Hsan bin Bharam al-Jannabi, Abu al-Qasim Sa’id, Abu
Tahir Sulaiman, Abu Mansur Ahmad dan Abu Ya’qub Yusuf. Di bawah pimpinan
mereka, Qaramitah menjarah dan mengganggu jamaah Haji, menduduki Oman dan pada tahun 929
menjarah dan menyerang Mekah.
Paukan Qaramitah membunuh 100.000 orang jamaah
Haji. Pembantaian itu dilakukan di dekat Ka’bah. Abu Tahir menyaksikan
pasukannya membantai jamaah Haji.
Abu Tahir memerintahkan pasukannya
mengubur mayat-mayat para jamaah Haji yang mereka bantai dalam sumur Zam-zam
dan kubah sumur zam-zam dihancurkan, ia juga melepas pintu Ka’bah dan merobek
Kiswah.
Kemudian, ia mencuri Hajar Aswad. Abu Tahir berkata “ Mana burung-burung
Ababil ?’. Ia juga mencuri Hajar Aswad dan membawanya ke Asha dan berada di
sana selama 20 tahun.
Setelah Hajar Asawd dicuri selama 20
tahun, Qaramitah mengembalikannya ke Mekkah atas perintah dan permintaan Khilafah
Dinsti Fatimiyyah yaitu al Mansur (946-953 M).
Negara Qaramitah yang mempunyai
corak republik mulai menurun pada akhir abad ke-11 tetapi masih bisa bertahan
sampai 3 abad sehingga doktin-doktrin Qaramitah masih tetap berpengaruh di
Bahrein sampai saat ini.
DI Yaman, propaganda Qaramitah
dilancarkan sejak tahun 879 oleh Mansur al-Yamani yang nama aslinya adalah Ibnu
Hawsyab tetapi ia gagal mengusai Yaman karena dikalahkan pemimpin Syiah
Zaidiyah (salah satu sekte Syiah yang condong ke aliran Suni). Di Suriah,
pergerakan Qaramitah berpusat di Salamiya. Tetapi sejak pemberontakan tahun
901, tidak memperlihatkan aktivitas.
Pemimpin Qaramitah bernama Sa’id bin Husain menyeberang ke Afrika Utara
dan membawa sebuah gerakan Mahdiyah dengan nama samaran Ubaidullah.
Dia
memaklumkan dirinya sebagai cucu Imam Muhammad bin Isma’il dan dengan demikian
mempunyai garis keturunan langsung dari Imam Ali bin Abu Thalib dan Sayyidah
Fatimah.
Gerakan Mahdiyah ini mempunyai tantangan dari Qaramitah di Bahrein,
meskipin akhirnya berhasil mendirikan sebuah Diansti Fatimiah. Mereka tidak
mengakui keimaman Ubaidullah al-Mahdi dan dengan demikian tidak mengakui
Dinasti Fatimiyah di Mesir.
Golongan Qaramitah telah berperan
dalam pemikiran Islam. Golongan Qaramitah cenderung kepada filsafat yang
diilhami Aristoteles dan Neoplatonis. Dalam bidang filsafat, terdapat Al-Farabi
dan Ibu Sina.
Karya Ibnu Tufail tentang filsfat dan teologi diduga berasal dari mereka. Pemikiran Qaramitah juga telah
menyelusup ke dalam Ibnu Ha’it dari kalangan Mutazilah, Imam as-Suhrawardi,
al-Hajj yang merupakan tokoh besar yang memiliki gagasan wahadatul wujud, dan
banyak Ulama Syiah dan Sunni lainnya.
Sumber : ensiklopedia islam terbitan
ichtiar baru van hoeve, jakarta