KULIAHALISLAM.COM, Bekasi – Menolong fakir miskin, yatim piatu adalah kebiasasn warga Muhammadiyah. Bahkan kegiatan itu sudah berlangsung sejak Muhammadiyah berdiri di Bekasi.
Saat Belanda masih menjajah Indonesia Muhammadiyah sudah hadir di Bekasi, tepatnya tahun 1928. Perintis berdirinya Muhammadiyah di Bekasi adalah Haji Raden Sulaeman (penghulu). Lebih lengkapnya baca Sejarah Muhammadiyah Kota Bekasi yang diterbitkan Majelis Pustaka dan Informasi PDM kota Bekasi, periode 2010-2015.
Pada awal-awal Muhammadiyah masuk ke Bekasi ada kegiatan yang dikenal dengan Pertolongan Kesengsaraan Oemoem (PKO). Sekarang dikenal dengan gerakan sosial Muhammadiyah.
Setiap Bulan Muhammadiyah melakukan PKO atau gerakan sosial di alum-alun Bulan-Bulan berbarengan dengan kegiatan Ermenzord (bahasa Belanda) maksudnya pasar malam.
Jika sekarang, UP Lazismu, membagikan sembako kepada fakir miskin anak yatim, atau mungkin sekarang memberikan bantuan modal usaha bagi pedagang kecil, itu adalah bagian dari kegiatan Muhammadiyah sejak berdiri di Bekasi yang dikenal dengan PKO.
Sabtu (12/3), UP Lazismu PCM Rawalumbu membagikan sembako kepada 60 warga binaan UP Lazismu di masjid Al Jihad Pengasinan, Rawalumbu sekaligus mengadakan pengajian.
Menurut sekteraris UP Lazismu PCM Rawalumbu Ikhwan Rakhmato, mereka yang mendapat pembagian sembako ini adalah pedagang kecil yang menjadi binaan Lazismu.
Kita undang mereka untuk mengikuti pengajian, sekaligus untuk mengenalkan Muhammadiyah. Seusai pengajian mereka dibagikan sembako jelas Ikhwan Rakhmanto.
Tampil mengisi pengajian adalah Taufiq Rahman. Ia menyampaikan pentingnya ekonomi berbasis syariah. (Imran Nasution).
Begitulah muhammadiyah,walaupun semakin dicaci,plang diturunin dan tak boleh berdiri namun Muhammadiyah terus berbagi.