Islam adalah agama yang mengatur kehidupan sosial karena tidak hanya berhubungan dengan Tuhan semata-mata, tetapi juga memasukkan manusia dan alam sebagai unsur keimanan. Akibatnya, Islam berfungsi sebagai pondasi yang kuat untuk mengarahkan cara orang berpikir tentang kehidupan, dari bangun tidur hingga tidur.
Namun, banyak orang saat ini, bahkan orang Islam sendiri, menjalani kehidupan yang tidak sesuai dengan aturan atau pedoman Islam. Karena menuruti hawa nafsunya, manusia banyak melakukan kejahatan dan kerusakan, yang mengakibatkan kerusakan dan kejahatan bagi orang lain dan dirinya sendiri.
Karena nafsu adalah musuh yang paling berbahaya, nafsu manusia sering mengajak kepada kejahatan dan kemaksiatan. Kerugian yang ditimbulkannya sangat menyengsarakan dan sangat sulit untuk disembuhkan.
Setiap orang dipengaruhi oleh nafsunya dalam menjalani hidup, sehingga mereka mempunyai berbagai keinginan, seperti ingin hidup bahagia, jabatan, kaya, terpandang, dan sebagainya. Mereka yang tidak memiliki iman yang kuat akan melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak baik, seperti manipulasi, korupsi, pembunuhan, dan bahkan menghalalkan segalanya jika mereka senang tanpa mempertimbangkan apa yang mereka lakukan.
Tiga Perkara Yang Merusak Manusia Menurut Syekh Sholeh Darat
Pada bab tentang “Sifat Madmumah Kaphing Lima”, Muhammad Sholeh bin Umar Al-Samarani, juga dikenal sebagai Syekh Sholeh Darat, menulis:
اتَوِي مُهْلِكَاتُ اعكعْ كَفَعَ لِيما دم الغَضَبُ وَالْحَقْدُ وَالْحَسَد
Artinya: “Marah, dendam, dan hasad adalah tiga hal yang dapat membinasakan seseorang. Ketiganya dikenal sebagai “muhlikat”, atau hal-hal yang menghancurkan.”
Ini berarti, kata Sholeh Darat, ketika seseorang dikuasai marah, mereka dapat melakukan dosa besar, berkata kasar, atau melakukan hal-hal yang membuat Allah SWT. marah. Dorongan nafsu yang tidak terkendali sering kali menjadi sumbernya. Itu benar; dendam dan hasad bukan hanya sifat yang sangat berbahaya, tetapi juga menjadi faktor awal yang menyebabkan kehancuran akhlak orang.
Anda tahu bahwa hasad adalah ketika seseorang tidak senang melihat seseorang mendapatkan nikmat dari Allah SWT. dan ingin agar nikmat itu hilang dari mereka. Ia melakukan ini tanpa menyadari bahwa semua nikmat itu berasal dari Allah SWT. Oleh karena itu, tindakan hasad menunjukkan ketidaksetujuan secara langsung dan tidak langsung terhadap nikmat yang diberikan Allah SWT.
Sederhananya, Syekh Sholeh Darat ingin mengatakan bahwa orang-orang seperti ini (yang memiliki sifat iri dan dengki) akan selalu mengalami kesulitan untuk mendapatkan ketenangan hati, serta akan selalu berada dalam jangkar lobang-lobang kesusahan batin.
Selama bertahun-tahun, hawa nafsu mengajak manusia untuk berbuat jahat. Jika Anda mampu menghentikannya, Anda akan selamat dari tipu muslihatnya. Namun, jika Anda tidak mampu menolaknya, Anda akan celaka karena Allah SWT. mengancam tidak akan memberi pertunjuk kepada mereka yang mengikuti hawa nafsunya.
Dalam Al-Qur’an surah Al-Qasas ayat 50 Allah SWT. berfirman:
فَاِنْ لَّمْ يَسْتَجِيْبُوْا لَكَ فَاعْلَمْ اَنَّمَا يَـتَّبِعُوْنَ اَهْوَآءَهُمْ ۗ وَمَنْ اَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوٰٮهُ بِغَيْرِ هُدًى مِّنَ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ
Artinya: “Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu), maka ketahuilah bahwa mereka hanyalah mengikuti keinginan mereka. Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti keinginannya tanpa mendapat petunjuk dari Allah sedikit pun? Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Qasas [28]: 50).
Syahdan. Mengikuti hawa nafsu akan menyebabkan jendela hati tertutup untuk menerima kehadiran Allah SWT., dan hidupnya akan tersesat karena mengikuti hawa nafsunya. Wallahu a’lam bisshawaab.