Penulis: Tholi’ Ziyadatul Ilmiyah*
Alqur’an merupakan kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melaui Malaikat Jibril dalam kurun waktu kurang lebih 23 tahun lamanya. Sepanjang perjalanan Rasulullah dalam menerima wahyu dan menghadapi polemik kehidupan pada masa tersebut Alqur’an senantiasa menjadi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dan masalah yang membutuhkan jalan keluar pada saat itu. Semua permasalahan hampir terjawab oleh wahyu yang diturunkan kepada beliau.
Tidak hanya merupakan jawaban atas permasalahan kehidupan pada masa tersebut, Alqur’an juga berisikan kabar gembira, perintah, larangan dan janji-janji Allah SWT terhadap umat manusia. Salah satu redaksi ayat yang berkenaan dengan perintah bagi Rasulullah adalah surah Al-Kautsar ayat kedua. Surah Al-Kautsar merupakan surah yang ke-108 dalam Alqur’an. Termasuk surah Makiyyah dan terpendek dalam Alqur’an karena hanya terdiri dari tiga ayat.
Mengapa al-Kautsar dikatakan sebagai surah perintah? Karena redaksi ayat dalam surah l-Kautsar tepatnya pada ayat kedua berisi tentang perintah dari Allah untuk melaksanakan kurban.
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
“Maka dirikanlah salat karena tuhanmu dan berkurbanlah.”
Asbabun Nuzul Surah Al-Kautsar
Asbabun nuzul dapat diartikan sebagai sebab-sebab diturunkannya sesuatu, atau dalam konteks kali ini berkenaan dengan sebab diturunkannya surah Al-Kautsar. Adapun makna dari nama surah Al-Kautsar sendiri terdapat banyak versi menurut beberapa pendapat ulama. Ada yang memaknai sebagai nikmat yang banyak, kenabian dan sifatnya, nama sebuah sungai di surga, dan lain-lain.
Pada ayat pertama surah Al-Kautsar yang artinya, “sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.” diturunkan memiliki munasabah atau asbabun nuzul sebagai penenang hati Rasulullah atas cemoohan dari pembesar kaum Yahudi yaitu Ka’ab bin Asyraf yang pada saat itu membuat Rasulullah gelisah dan resah serta merasa susah atas ucapan Ka’ab yang kurang baik terhadap Nabi.
Kemudian pada ayat yang kedua dari surah Al-Kautsar yang artinya, “maka dirikanlah shalat karena tuhanmu dan berkurbanlah.” Memiliki asbabun nuzul bersamaan dengan peristiwa Hudaibiyah. Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah membawa wahyu berupa ayat kedua surah Al-Kautsar yang berisikan perintah untuk mendirikan salat ‘Id dan melaksanakan kurban.
Menurut Imam As-Suyuti dalam sebuah buku yang berjudul ‘Asbabun Nuzul Sebab-sebab Turunnya Alqur’an’ dijelaskan bahwa surah Al-Kautsar ayat ketiga turun pasca meninggalnya salah satu putra Nabi, beliau mendapat cemoohan dari kaum Quraisy dengan anggapan bahwa meninggalnya putra beliau tersebut menandakan bahwa terputus keturunan Nabi. Akibat cemoohan dari kaum Quraisy tersebut akhirnya timbul rasa marah pada diri Nabi. Yang kemudian oleh Allah diberikan hiburan berupa turunnya surah Al-Kautsar tersebut, tepatnya pada ayat ketiga yang artinya “Sesungguhnya orang yang membenci kamu ialah yang terputus.”
Penjelasan keterkaitan antara ayat satu sampai tiga dari surah Al-Kautsar ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
Dari ayat pertama surah Al-Kautsar yang berisi tentang penegasan dari Allah terhadap kenikmatan yang telah banyak diberikan kepada semua manusia terkhusus terhadap Rasulullah, maka sudah seharusnya dapat diambil kesadaran bahwa rasa syukur yang sangat dalam perlu untuk terus mengalir dalam keseharian kita, terutama pada kisah Nabi semasa itu.
Adapun redaksi dari surah Al-Kautsar ayat kedua yang artinya, “maka dirikanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.” Merupakan suatu bentuk perintah sebagai perwujudan dari ungkapan syukur atas nikmat yang telah banyak diberikan Allah kepada Nabi seperti yang telah disebutkan pada ayat pertama surah Al-Kautsar.
Dalam redaksi ayat kedua tersebut terdapat dua perintah yakni mendirikan salat dan melaksanakan kurban. Seperti yang sudah diketahui bahwa salat sendiri merupakan tiang agama sekaligus rukun Islam yang kedua setelah syahadat. Salat merupakan suatu bentuk penghambaan dan bukti konkrit keIslaman seseorang.
Sedangkan kurban sendiri adalah ibadah yang tidak semuanya bisa melaksanakannya. Perlu adanya suatu kerelaan terhadap segala hal yang disenangi untuk nantinya dikurbankan. Namun dari bentuk kerelaan tersebut menjadi salah satu bukti nyata atas rasa rida dan rela terhadap kesenangan pribadi sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat yang datangnya dari Allah.
Untuk nantinya memberikan kenikmatan kepada yang lainnya juga. Kurban identiknya dilaksanakan pada hari raya Idhul Adha tepatnya pada 10 Dzulhijjah setelah melaksanakan salat ‘Id. Adapun hewan yang umumnya dijadikan kurban adalah unta, sapi, dan kambing.
Selanjutnya ayat ketiga dari surah Al-Kautsar ini menegaskan juga terhadap kaum yang mencemooh Nabi yang diancam oleh Allah. Ketiga ayat dalam surah ini memiliki satu kesatuan yang terikat meskipun diturunkan tidak diwaktu yang bersamaan.
Ayat yang pertama yang membahas kenikmatan Allah, kemudian ayat kedua tentang cara mensyukuri nikmat Allah, lalu ayat yang ketiga yang membahas ancaman bagi kaum yang menghina dan mencemooh Nabi Muhammad SAW.
*) Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Editor: Adis Setiawan