KULIAHALISLAM.COM – Dalam sepanjang sejarah, di penjuru bumi ini selalu muncul para tokoh penguasa yang haus takhta, mulai dari zaman sebelum Masehi hingga abad modern ini. Sebut saja Hitler. Siapapun mengenal sosoknya sebagai penguasa yang sangat bengis. Bahkan, mungkin dia tiran paling bengis di abad ini. Hitler berkuasa selama 20 tahun dengan menumpahkan banyak darah rakyatnya. Kekuatannya bergerak dengan cepat menguasai negara-negara kecil di sekitarnya. Musuh politik dan semua yang dianggap tidak mendukungnya, dikirim ke kamp konsentrasi. Dia pula yang memicu Perang Dunia II yang menyebabkan Jerman luluh lantak dan dikucilkan oleh dunia.
Hitler, sebagai penguasa tak pernah puas dengan kekuasaannya, sehingga berbagai cara dilakukannya agar tetap berada di puncak. Sebagian besar penguasa lain juga menjalankan pemerintahan dengan tangan besi. Tak segan- segan dia membunuh dan merampok harta rakyatnya, baik secara brutal maupun terselubung. Sebagian lagi dia dianggap mengidap sakit jiwa, menyiksa dan melakukan tindakan yang mengada-ngada.
Pengaruh lingkungan, terutama didikan orang tua sangat mempengaruhi sikap dan tindakan seseorang. Masa kecil Hitler terbukti dipengaruhi oleh perkembangan emosional dalam hidupnya. Dia dididik oleh ayahnya yang kejam. Dia ingin menjadi seniman, tetapi dua kali ditolak di sekolah seni di Wina. Dia pun hidup miskin di jalanan, kesepian, dan dikucilkan. Akhirnya, dia sangat membenci orang Yahudi yang dianggap menghamburkan uang dan bertanggungjawab atas kekalahan Jerman pada Perang Dunia I.
Hitler, sebagai penguasa tak pernah puas dengan kekuasaannya, sehingga berbagai cara dilakukannya agar tetap berada di puncak. Sebagian besar penguasa lain juga menjalankan pemerintahan dengan tangan besi. Tak segan- segan dia membunuh dan merampok harta rakyatnya, baik secara brutal maupun terselubung. Sebagian lagi dia dianggap mengidap sakit jiwa, menyiksa dan melakukan tindakan yang mengada-ngada.
Pengaruh lingkungan, terutama didikan orang tua sangat mempengaruhi sikap dan tindakan seseorang. Masa kecil Hitler terbukti dipengaruhi oleh perkembangan emosional dalam hidupnya. Dia dididik oleh ayahnya yang kejam. Dia ingin menjadi seniman, tetapi dua kali ditolak di sekolah seni di Wina. Dia pun hidup miskin di jalanan, kesepian, dan dikucilkan. Akhirnya, dia sangat membenci orang Yahudi yang dianggap menghamburkan uang dan bertanggungjawab atas kekalahan Jerman pada Perang Dunia I.
Dalam usia muda, Hitler tumbuh menjadi seorang nasionalis Jerman yang fanatik. Dimulai pangkat rendah militer, membangun gerakan partai, figur seorang memimpin yang berani hingga akhirnya dia menuju puncak kekuasaan. Masa kecil yang terbiasa dengan pengucilan dan kekerasan, jadilah dia menjadi seorang bertangan besi saat berkuasa. Karena merasa tidak adil dalam memimpin, Hitler paranoid diintai pembunuhan. Saat menyadari kekalahan tak bisa dielakkan, dia mengakhiri hidupnya dengan menembakkan peluru ke kepala.
Para tiran lainnya pun demikian. Kekuasaannya berakhir tragis. Ada yang bunuh diri, diasingkan, dieksekusi, atau minimal digulingkan setelah diguncang demo besar-besaran. Contoh penguasa yang haus takhta, hidupnya berakhir ditembak dan diseret menjadi tontonan rakyat pada 2011, dialah Moammar Khaddafi. Di Indonesia, meski tidak strategis Hitler dan Kaddafi, kekuasaan Soeharto digulingkan setelah terjadi demo besar di berbagai kota di Indonesia. Mereka meminta Soeharto meletakkan jabatan karena di masa pemerintahannya terkenal dengan praktik KKN-Korupsi, Kolusi, Nepotisme. Selain itu, banyak aktivis hilang pada masanya. Setelah dia memimpin 32 tahun dengan membungkam pers dan membatasi jumlah partai politik hanya tiga, pada 1998 sebagian besar rakyat Indonesia menginginkannya lengser. Lelaki yang dikenal dunia sebagai The Smiling General Ini dipaksa mengundurkan diri sebelum terjadi kerusuhan lebih dahsyat lagi. Meskipun dinilai banyak “dosa”, Soeharto turut membangun perekonomian Indonesia yang lebih baik.
Dalam memimpin, para tiran tersebut memiliki kecenderungan tidak puas dengan semua yang didapatnya. Mereka ingin memperkuat kekuasaan lagi dan lagi. Mereka menggunakan berbagai cara, termasuk menghabiskan uang negara dan merampok harta rakyatnya. Mereka menjalankan pemerintahan dengan sistem-sistem baru yang dinilai jauh dari rasa kemanusiaan.
Sejumlah pemimpin lain mendapatkan kekuasaan dengan kudeta. Namun, kekuasaannya itu pun berakhir dengan cara yang sama, kudeta. Di Indonesia, kudeta pernah terjadi di era pemerintahan Soekarno. Ketika itu, Angkatan Darat dan Partai Komunis Indonesia dianggap berusaha menggulingkan Soekarno, hingga terjadilah peristiwa yang dikenal dengan Gerakan 30 September (G 30 S).
Cerita tentang haus kekuasaan sudah terjadi sejak zaman nenek moyang. Bangsa ini mengalami dekadensi kemanusiaan dan kemunduran peradaban sejak abad XV. Banyak faktor yang mempengaruhi, di antaranya persaingan Ideologi. Penjajahan Belanda, Portugis, upaya Inggris di negara ini memperkenalkan kita dengan senapan dan meriam. Yang paling berat adalah perebutan kekuasaan yang terus-menerus. Bayangkan, dalam waktu 500 tahun, di Jawa terjadi peperangan dan pergeseran kekuasaan yang tidak sedikit.. Majapahit vs Demak. Demak vs Pengging. Mataram vs Pajang. Mataram vs Mangiran. Kartasura vs Sunan Kuning. Surakarta vs Yogyakarta. Itu belum Perang Jawa, Pangeran Diponegoro vs VOC, dan perang perang lain di seluruh penjuru Nusantara.
Dengan demikian, dari uraian di atas bahwa mengulas bagaimana gaya para penguasa haus takhta itu memimpin, mempertahankan, dan memperkuat kekuasaannya. Pada akhirnya mereka paranoid, merasa diintai pembunuhan. Mereka lebih banyak menciptakan dinding daripada membangun jalan. Kekuasaan mereka jatuh dengan berbagai cara. Ada yang tewas dibunuh, mati bunuh diri, dikudeta, ataupun diasingkan hingga membuat kekuasaannya berakhir. Bagaimana mungkin kita membangun kebudayaan dan peradaban di tengah situasi perebutan kekuasaan yang terus-menerus? Menengok sejarah ke belakang, seharusnya kita belajar bahwa peradaban tidak bisa dibangun di atas kubangan darah, dentuman meriam, dan senapan.
Kisah Seorang Hilter
Penguasa tiran paling bengis abad 20 ini, namanya tercatat dalam setiap buku sejarah di dunia. Dia mengambil alih kepresidenan, mengangkat dirinya sebagai Fuhrer (pemimpin). Dia menganggap orang Yahudi yang menyebabkan kekalahan Jerman pada Perang Dunia Pertama. Dia perintahkan penahanan dan pembunuhan lebih dari enam juta orang Yahudi. Dialah Hitler, yang merasa ditakdirkan sebagai ras manusia yang paling unggul. Dan terobsesi melenyapkan manusia lain yang dianggapkan lebih rendah. Karena terlalu banyak tindakan kejam yang dilakukan Hitler, banyak pihak yang ingin mengadilinya. Merasa kekuasaanya akan segera runtuh, dia mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri bersama istrinya.
Gagal Sekolah
Masa kecil Hitler dijalani dalam kehidupan Bohemian di Wina dengan dukungan ibunya. Ayahnya seorang pegawai beacukai yang sangat kejam terhadap istri dan anak-anaknya. Hitler memuja ibunya dan berhasrat ingin jadi artis. Namun, dua kali dia ditolak oleh Akademi Seni Murni di Wina. Saat Hitler bumur 18 tahun, ibunya meninggal karena kanker payudara pada usia 47 tahun. Pengadilan Linz memutuskan Hitler memberikan bagiannya atas pensiun ayahnya kepada saudara perempuannya Paula.
Ketika Hitler berumur 21, dia memperoleh warisan dari seorang bibinya. Namun, setelah warisan itu habis, Hitler muda kehabisan uang, kesepian, frustasi, dan dikucilkan. Hitler menyambung hidup dengan melukis dan menyalin gambar dari kartu pos dan menjualnya pada turis. Pada 1909, dia hidup di penampungan tunawisma. Dia menyalahkan para “pengkhianat” sipil, terutama orang Yahudi sebagai penyebab Jerman kalah perang. Di usia yang masih muda, dia menjadi nasionalis Jerman fanatik serta mengembangkan khayalan megalomania dan kebencian terhadap Yahudi. Lalu dia pindah ke München.
Karier Militer dan Politik
Kepindahan Hitler ke München membantunya menghindar dari wajib militer di Austria. Namun, tentara Austria kemudian berhasil menangkapnya. Setelah pemeriksaan fisik, Hitler dinyatakan tidak memenuhi syarat menjalani wajib militer. Ketika Jerman memasuki Perang Dunia I pada Agustus 1914, Hitler mengajukan petisi kepada Raja Ludwig III Bavaria untuk mengizinkannya bertugas dalam resimen Bavaria. Petisi ini dikabulkan. Hitler tercatat dalam ketentaraan Bavaria.
Hitler bertugas di Perancis dan Belgia dalam Resimen Cadangan Ke-16 Bavaria, la terlibat dalam sejumlah pertempuran besar di Front Barat. kompi Hitler sendiri berkurang dari 250 menjadi 42 orang. Meskipun pangkatnya tidak pernah lebih dari kopral, Hitler dua kali mendapatkan bintang jasa atas keberaniannya. Bahkan mendapatkan penghargaan Kelas Per- tama pada 1918, sebuah kehormatan yang jarang diterima oleh seorang Gefreiter. Namun karena staf resimen berpikir Hitler kurang memiliki kecakapan memimpin, dia tidak pernah dipromosikan menjadi Unteroffizier (setara kopral Inggris). Sejarawan lain mengatakan dia tidak dipromosikan karena tidak berkewarganegaraan Jerman. Dia seorang tentara yang berani dan kadang nekad. Pada 1918, Hitler terluka parah dan dikirim ke rumah sakit karena mengalami kebutaan sementara akibat serangan gas mustard dari Perang Dunia I.
Setelah Perang Dunia I berakhir, pada Juli 1921 Hitler terlibat langsung dalam politik dan menjadi pengurus Partai Buruh Jerman (Deutsche Arbeiterpartei/DAP). Hitler memanfaatkan kepiawaiannya dalam berpidato untuk menjadi ketua partai. Lalu mengganti nama DAP menjadi Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei (NSDAP) atau partai Nazi. Nazi memenangkan pemilihan umum di kota Coburg pada 1929. Kemudian menang lagi pemilu daerah Thüringen. Presiden Jerman masa itu, Paul von Hindenburg, akhirnya melantik Hitler sebagai Kanselir.
Masa Pemerintahan
Masa sebelum Perang Dunia II, Hitler memimpin pemerintahan dengan menetapkan pemerataan ekonomi. Juga meningkatkan lapangan pekerjaan dan menambah sarana umum. Salah satu sumbangannya dalam dunia otomotif adalah usulannya untuk membuat kendaraan murah yang dijangkau oleh rakyat Jerman. Usulannya tersebut diwujudkan dalam bentuk mobil Volkswagen (VW).
Pada malam yang dikenali sebagai Malam Pisau Panjang (Nacht der langen Messer) pada Juni 1934, Hitler membunuh semua penentangnya dalam partai Nazi. Yakni, Roehm dan para pemimpin SA (Sturm Abteilungen). Hitler juga menyalahkan komunisme dan Yahudi atas situasi ekonomi yang buruk. Dengan menerapkan politik pembangunan peralatan militer Jerman, Hitler berhasil meraih dukungan militer. Hitler menyerang dan membunuh orang komunis dan Yahudi sebenarnya karena dia memiliki dendam pribadi terhadap mereka, dendam yang menghantui selama masa hidupnya.
Pada September 1939, Hitler melakukan penyerangan darat pada Polandia. Dengan taktik serangan udara secara kilat, dia mencapai kejayaan yang mengejutkan musuh dan jenderalnya sendiri. Serangan ini menyebabkan musuh- musuhnya seperti Inggris dan Perancis menyatakan perang terhadap Jerman. Dengan itu dimulailah Perang Dunia II.
Sistem perlawanan Hitler mulai menurun. Selama berperang, mengalami kekalahan di setiap medan pertempuran. Hitler menyadari kekalahan sudah tidak dapat dielakkan. Awal kekalahan Hitler adalah saat menggempur Kota Kursk Uni Soviet dengan Operasi Citadel. Kekuatan Jerman terdiri dari 800.000 infanteri, 2.700 tank lapis baja, dan 2.000 pesawat tempur. Pertempuran itu dipimpin oleh Jenderal Erich Von Manstein dan Jenderal Walther Models. Sedangkan kekuatan Uni Soviet terdiri dari 1.300.000 infanteri, 3.600 tank, dan 2.400 pesawat tempur. Rencana serangan ini telah diketahui secara detail oleh intelejen Uni Soviet yang berada di Switzerland. Stalin pun langsung memerintahkan tentaranya untuk membangun pertahanan kuat di kawasan Kursk. Dalam pertempuran inilah banyak sekali tank-tank andalan Jerman dan Uni Soviet hancur.
Jatuhnya Kekuasaan
Jerman terus mengalami serangan mematikan di berbagai tempat. Tidak cukup di Stalingrad dan Normandia. Juga gagal merebut kembali Kota Antwerp di Belgia. Bagi Jerman, pertempuran ini berlangsung terseok-seok. Serangan ini berakhir dengan kurangnya pasokan logistik dan bahan bakar untuk Panzer dari Jerman. Banyak panzer seperti tank Tiger dan Panther teronggok di pinggir jalan karena kehabisan solar.
Hitler menyadari kejatuhannya sudah dekat. Dia segera mengawini wanita simpanannya, Eva Braun. Kemudian bunuh diri bersama-sama pada 30 April 1945. Jasadnya dibakar agar tidak jatuh ke tangan musuh. Beberapa hari kemudian, akhirnya Jerman menyerah terhadap pihak Rusia dan sekutu. Setelah Perang Dunia II berakhir, Jerman dibagi menjadi dua wilayah. Jerman Barat yang berada pada kekuasaan sekutu dan Jerman Timur yang berada pada kekuasan Uni Soviet. Hal ini terjadi akibat Perang Dingin. Setelah runtuhnya Tembok Berlin, pada akhir abad 20 kedua wilayah Jerman yang terpisah ini akhirnya bersatu kembali.