Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah (Sumber gambar: Ayosemarang.com) |
KULIAHALISLAM.COM – Pada tanggal 27 Agustus 1975 Masehi bertepatan dengan tanggal 19 Sya’ban 1395 Hijriyah telah di dirikan Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang.
Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang adalah amal usaha Muhammadiyah yang di kelola oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Semarang sebagai sarana dakwah.
Pada pembangunan gedung RS Roemani pertama di resmikan oleh Gubernur Jawa Tengah pada saat itu Bapak H. Soeparjo Rustam.
Sebagai bentuk penghormatan dan rasa terima kasih kepada Bapak H. Achmad Roemani, maka nama Rumah Sakit di tetapkan menggunakan nama Roemani.
Dalam perkembanganya Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang pernah mendapatkan bantuan dari Presiden RI lewat Mentri Kesehatan. (RSRoemani.com)
Berupa bangsal perawatan bagi penderita kurang mampu, berupa mobil ambulance, peralatan bedah, laboratorium dan rontgen.
Sedangkan para dermawan selain Pak Achmad Roemani ada Bapak H. Ibrahim Jamhuri, SH mewakafkan gedung dan perlengkapan berkapasitas delapan tempat tidur.
Bapak H. Hitami (Pendiri Suara Merdeka) mewakafkan gedung untuk ruang Intensif, ruang Operasi, rung Rontgen dan ruang pertemuan. Dan Wakil Presiden RI (Bapak H. Yusuf Kalla) berupa mobil ambulance (Land Cruizer). (Pofile RS Roemani)
Pengusaha Nahdliyin Bantu Pendirian RS Roemani
Ya, nama RS Roemani berasal dari nama seseorang yang berhasil membantu mewujudkan amal usaha Muhammadiyah berupa Rumah Sakit. Beliau bernama Bapak H. Achmad Roemani beliau adalah pengusaha Nahdliyin.
Banyak masyarakat belum tahu Nama H. Achmad Roemani, mungkin mereka akan sedikit sadar kalau keingat nama suatu Rumah Sakit yang berada di Semarang RS Roemani Muhammadiyah Semarang.
Tanpa memperdulikan asal usulnya, Pak H. Achmad Roemani membantu siapa saja yang membutuhkan. Kedermawan itu terlihat dengan keikhlasan dalam mewakafkan sebagian hartanya untuk membangun sarana kesehatan milik PKU Muhammadiyah Semarang. Walaupun beliau menurut profil dari latar belakang warga Nahdliyin.
Seperti yang dilansir Suara Merdeka pada tahun 2007 konon tiap hari Jumat rumah Pak H. Achmad Roemani banyak didatangi pemohon sumbangan, dari pembangunan masjid, madrasah, maupun pondok pesantren.
Selain membantu pendirian Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang beliau juga sering membantu Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah. Beliau memusatkan bisnisnya dijalan Sigosari yang berdekatan dengan Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah.
Setelah mendapatkan arahan dari rekannya maka beliau membantu berdirinya Rumah Sakit Roemani. H. Achmad Roemani tak pernah menghitung uang yang dikeluarkan untuk membangun rumah sakit. Beliau selalu merobek nota pembelian material atau kuitansi pembayaran upah tenaga bangunan.
Kalimat beliau dalam bahasa Jawa yang terkenal ”Ben aku ora ngerti pira enteke pembangunan iki. Mengko nek ngerti, aku kuwatir dadi owel. Nek ana wong arep ngapusi tak pasrahke Gusti Allah. Allah maha pirsa.”
Bagi yang tahu bahasa Jawa insya Allah paham ya tak perlu di artikan. Eh tapi perlu juga sih agar semua kalangan tahu artinya “Biar saya tidak tahu besarnya biaya pembangunan ini. Jika tahu, saya khawatir jadi tidak ikhlas. Kalau ada orang bertindak curang, saya pasrahkan kepada Allah. Allah maha mengetahui.”
Silaturahim Keumatan NU-Muhammadiyah
Kegiatan silaturahim NU–Muhammadiyah harusnya menjadi hal yang biasa jangan seolah-olah diadakan silaturahmi karena habis bentrok, karena sejatinya kedua belah pihak adalah saudara.
Mulai dari tingkatan pusat hingga jamaah simpatisan juga sering bersilaturahmi antara kedua belah pihak. Hal itu juga di lakukan oleh PDM Kendal dan PCNU Kendal dengan tema “Kebersamaan untuk Menciptakan Kepemimpinan Kendal Beribadat yang Amanah dan Berkemajuan.”
Keeratan hubungan itu juga dilakukan dengan di buktikan saling memberikan bantuan donasi, ketika pembangunan RS Roemani Muhammadiyah Semarang oleh Pak H. Achmad Roemani dari warga Nahdliyin untuk Muhammadiyah.
Pada kesempatan silaturahmi NU-Muhammadiyah Kendal, bergantian Muhammadiyah memberikan donasi untuk pembangunan RSNU Kendal. Bantuan diserahkan secara simbolis oleh KH. Muslim (Ketua PDM Kendal) kepada ketua PCNU Kendal, KH. Muh. Danial Royyan (Ketua PCNU Kendal).
Semoga kedua organisasi peninggalan sebelum Indonesia merdeka itu terus kepak Sayap. Karena kedua ormas tersebut di ibaratkan seperti sepasang sendal menurut Kiai Hasyim Muzadi.
Kalau hanya sendal sebelah kanan atau kiri-nya saja yang dipakai maka akan kelihatan seperti orang gangguan. Baiknya di pakai kedua-duanya sepasang sendal tersebut karena sudah dibuat kanan dan kiri.