Filsafat

Refleksi Kritis Terhadap Degradasi Peradaban Islam

4 Mins read

Refleksi kritis terhadap degradasi peradaban Islam. Perkembangan filsafat Islam mengalami perubahan yang signifikan dari periode pertengahan ke periode modern. Perubahan ini mencangkup konteks sosial, politik, dan pendidikan umat Islam. Dimana terdapat usaha kebangkitan kembali umat Islam dalam menghadapi tantangan perubahan zaman, dari periode pertengahan ke periode modern.

Filsafat Islam periode pertengahan berlangsung dari tahun 1250-1800 M. Ditandai dengan upaya para filosof muslim untuk menggabungkan pemikiran aristotelianisme dengan ajaran Islam. Filosof terkemuka seperti (Al-farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Rushd) berperan penting dalam perkembangan pemikiran umat Islam. Mereka tidak hanya menerjemahkan karya teks Yunani, tetapi juga mengembangkan pemikiran filsafat Islam dengan mengadopsi pemikiran filsafat Yunani.

Ciri khas filsafat Islam abad pertengahan adalah keterkaitan hubungan yang erat antara akal dan wahyu. Para filosof periode ini ingin menunjukkan bahwa akal dan iman tidaklah bertentangan. Mereka menggunakan logika dan rasionalitas untuk membuktikan keterkaitan akal dan iman yang saling melengkapi. Pendekatan ini menghasilkan pemikiran yang sistematis dan terstruktur, yang berusaha menjelaskan hakikat kenyataan dan tujuan hidup manusia.

Sedangkan filsafat Islam periode modern berlangsung sejak tahun 1800 hingga sekarang. Periode modern memiliki tantangan yang besar bagi umat Islam. Dimana peradaban barat menguasai keilmuan dan umat Islam menyadari kelemahanya dihadapan peradaban Barat yang lebih maju.

Filosof modern, seperti jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Iqbal, dan Muhammad Abduh berusaha untuk merespons tantangan yang dihadapi umat Islam dalam perubahan yang semakin sulit ini. Mereka berusaha mengadopsi dan mengadaptasikan ide-ide dari filsafat Barat untuk mencari solusi dari masalah-masalah sosial, politik, dan pendidikan yang dihadapi masyarakat Islam. Berusaha mengembalikan Islam kepada ajaran yang dinamis. Ajaran yang tidak taqlid buta terhadap pendahulu mereka.

Baca...  Relevansi Filsafat Islam di Era Modern

Dalam sejarah pembaruan Islam atau modernitas. Jamaluddin Al-Afghani merupakan tokoh yang memulai gerakan pembaruan Islam, terutama gagasanya tentang Pan-Islamisme. Pan-Islamisme adalah ideologi yang menekankan persatuan umat Islam berdasarkan solidaritas agama, bukan entitas maupun ras. Serta mendorong penyamarataan pendidikan, terutama bagi perempuan.

Ia meyakinin dengan Pan-Islamisme akan membangkitkan kesadaran kolektif dan mempersatukan umat Islam dalam menghadapi tantangan zaman. Dengan mengadopsi pemikiran modern tanpa meninggalkan nilai-nilai agama. mengkritik dampak kolonialisme Barat terhadap umat Islam. Ia melihat kolonialisme sebagai ancaman terhadap identitas dan keberadaan umat Islam, dan menyerukan perlunya aksi bersama untuk melawan penindasan.

Ide pemikiran Jamaluddin Al-Afghani muncul sebagai respons terhadap kondisi Islam pada periode tersebut. Dimana Islam dihadapi kenyataan bahwa barat mendominasi dunia Islam dan jauh mengungguli Islam.

Jamaluddin Al-Afghani menyatakan kemunduran umat Islam adalah hasil dari faktor internal. Dimana pemikiran intelektual dan ilmiah umat Islam mengalami stagnansi. Ini disebabkan karena umat Islam terlalu terpaku pada ulama’ tradisional tanpa memperbarui maupun mengkritisinya.

Transformasi serupa juga muncul dari pemikiran Muhammad Abduh, yang menawarkan gagasan reformasi bagi umat Islam. Abduh terpengaruh oleh gurunya Al-Afghani, ia mengaggap Islam bukanlah agama yang statis. Melainkan agama yang dinamis dan relevan dengan setiap masa.

Isu utama yang menjadi reformasi Abduh adalah pendidikan. Menurutnya sikap taklid buta kepada ulama’ harus dilawan dan ditentang. Karena taklidlah yang menempatkan umat Islam pada kemunduran. Sifat taklid ini membuat umat Islam tidak mampu berpikir tajam. Hal utama yang diperjuangkan Abduh adalah agar mahasiswa Al-Azhar diajarkan mata kuliah filsafat. Hal ini bertujuan untuk menghidupkan dan mengembangkan inteltualisme Islam yang telah lama padam.

Dalam karyanya mengenai pentingnya kesadaran sebagai sarana untuk mencapai manusia yang seutuhnya. Mengajak dunia Timur untuk bangkit dan berkontribusi pada global. Muhammad Iqbal juga sama dengan jalaludin Al-Afghani dan Muhammad Abduh berusaha membangkitkan pikiran umat Islam dan mendorong mereka untuk mencapai kebesaran melalui refleksi mendalam dalam kesadaran spiritual.

Baca...  Falsafah Islam: Menilik Konsep Emanasi Ibnu Sina 

Iqbal berpendapat umat Islam harus keluar dari keterpurukan ini dengan melakukan rekonstruksi pemikiran keagamaan yang menggabungkan tradisi intelektual Islam dan capaian Ilmu Barat modern. Dengan menafsirkan dan menerapkan hukum Islam sesuai dengan perkembangan zaman.

Kritik utama Iqbal terhadap pemikiran Islam tradisional adalah kecenderungan menerima nasib secara pasif. Yang menjebak umat Islam pada fanatisme. Fanatisme hanya akan menampakkan umat Islam tertinggal dari bangsa yang lain.

Iqbal percaya bahwa setiap manusia memiliki potensi besar yang dapat dikembangkan melalui usaha dan kerja keras. Manusia bisa menentukan nasibnya sendiri dengan usahanya sejauh kemampuan manusia itu sendiri.

Pemikiran modernisme Islam muncul sebagai respons terhadap tantangan yang dihadapi masyarakat Muslim di era modern. Dalam hal ini, modernisme Islam berusaha menjawab kebutuhan umat Muslim untuk beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa kehilangan esensi ajaran Islam.

Salah satu kunci utama pemikiran modernisme adalah reinterpretasi sumber-sumber Islam. Para pemikir modernis berusaha menafsirkan Alqur’an dan Hadis dengan pendekatan yang lebih kontekstual dan rasional. Mereka menekankan pentingnya memahami pesan-pesan agama dalam konteks sosial dan politik yang berkembang, sehingga ajaran Islam tetap relevan.

Rasionalisme juga menjadi pijakan penting bagi pemikir modern. Mereka berpendapat bahwa akal dan logika dapat berfungsi sebagai alat untuk memahami agama. Dalam pandangan mereka, Islam tidak bertentangan dengan sains; sebaliknya, keduanya dapat saling melengkapi.

Hal ini mendorong praktik ijtihad atau penalaran sendiri dalam memahami hukum Islam. Modernis meyakini bahwa kondisi sosial yang terus berubah memerlukan tafsir yang dinamis, berbeda dengan pandangan tradisional yang lebih mengutamakan taklid atau mengikuti pendapat ulama terdahulu.

Kritik terhadap tradisional juga menjadi bagian penting dari pemikiran modernisme. Para modernis sering kali mempertanyakan praktik-praktik yang dianggap tidak sesuai dengan semangat asli Islam. Mereka mendorong reformasi dalam aspek sosial dan politik, termasuk pendidikan dan hak asasi manusia, untuk memastikan bahwa Islam dapat berperan aktif dalam konteks modern.

Baca...  Pemikiran Filsuf Mulla Sadra dari Persia

Di sisi lain, kritik terhadap tradisionalisme mencakup beberapa poin penting. Tradisionalisme sering dianggap kaku, tidak mampu merespons perubahan zaman. Penolakan terhadap ijtihad di dalam tradisionalisme dilihat sebagai penghambat kemajuan, yang membatasi potensi umat Muslim untuk berinovasi. Selain itu, ketidakmampuan tradisionalisme untuk menyikapi realitas modern menciptakan kesenjangan antara ajaran agama dan kebutuhan masyarakat.

Tradisionalisme cenderung memisahkan diri dari perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam pandangan modernis, hal ini menghambat hubungan antara Islam dan sains, yang seharusnya saling mendukung demi kemaslahatan umat. Akhirnya, tradisionalisme sering kali dilihat sebagai penghambat perubahan yang diperlukan untuk memperbaiki kondisi sosial dan politik umat Muslim.

Secara keseluruhan, pemikiran modernisme Islam berupaya untuk memperbaharui dan memperkuat relevansi Islam dalam konteks zaman yang terus berubah. Dengan mengedepankan nilai-nilai keadilan, rasionalitas, dan ijtihad, modernisme Islam bertujuan untuk menciptakan jembatan antara ajaran agama dan tantangan kontemporer, sehingga Islam dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat global.

1 posts

About author
Mahasiswi
Articles
Related posts
Filsafat

Tahafut At Tahafut: Respon Atas Kerancuan Berpikir Al Ghazali

3 Mins read
Tahafut At Tahafut: respon atas kerancuan berpikir Al Ghazali. “Kritik atas kritik yang dibangun oleh Ibnu Rusyd merupakan sebuah wahana untuk membentuk…
Filsafat

Filsafat Pragmatisme: Menggali Makna Kebenaran dalam Eksistensi Pragmatis

6 Mins read
Filsafat pragmatisme, menggali makna kebenaran dalam eksistensi pragmatis. Menggali tentang kebenaran, tak luput rasanya bila manusia tidak mengharapkan mendapati kebenaran atau kepastian…
Filsafat

Gagasan Integrasi-Interkoneksi M. Amin Abdullah

2 Mins read
Lahir dari dua sosok orang tua yang berbeda, sang ayah mengenyam pendidikan di Mekkah selama 18 tahun sedangkan sang ibu mendapatkan pendidikan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×
Keislaman

Riba Perspektif Alqur’an dan Dampaknya Bagi Kehidupan Ekonomi Umat Islam

Verified by MonsterInsights