Keislaman

Rabu Wekasan : Dari Sejarah Hingga Hikmah Kehidupan

3 Mins read

Rabu wekasan menjadi tradisi lekat masyarakat erat melestarikan serta mampu memperkenalkan Islam dengan pendekatan budaya yang mampu menarik perhatian lingkungan sekitar. Sayangnya tidak semua masyarakat Islam melakukan tradisi ini sampai hilang peradaban.

Sebagian masyarakat Islam modern menganggap bahwa tak perlu diadakannya karena bertentangan prinsip Islam. Namun tidak semuanya mempertentangkan tradisi ini yang tak perlu mengadakan acara besar-besaran hanya merepotkan tetangganya.

Semua tergantung niat dan perilaku yang ia galakkan selama berlaku dalam adat kebiasaan pengenalan budaya. Masyarakat tradisional Islam masih mempercayai rabu wekasan sebagai akulturasi budaya menghilangkan bala’ diderita manusia selama ini.

Misalnya di Wonokromo tepatnya Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, Provinsi DIY Yogyakarta 5 tahun lalu  ada acara khusus rabu wekasan di masjid At-Taqwa Wonokromo. Menggelar pemotongan tumpeng, membacakan maulid barzanji, pengajian umum, dan pastinya makan-makan.

Entah tahun sekarang seperti apa saya tidak tahu. Mungkin masih menanamkan tradisi ini turun temurun. Biasannya para pondok pesantren sekitar diundang rame-rame selepas ngaji maupun meliburkan ngaji.

Waktu itu saya tidak menyangka betapa besarnya partisipan Masyarakat Wonokromo kala itu sangat menyambut acara ini menunggu setahun sekali. Hal dilakukan untuk menjaga tradisi serta mengajak Masyarakat Wonokromo kembali meningkatkan diri kepada Allah SWT.

Bahkan bisa dibilang acara ini adalah momen bagi santri melampiaskan rasa capeknya mengikuti jadwal ketat ngaji dan belajar di pesantren sehari full. Bisa dibilang ini hiburan santri dari hiruk pikuknya menjalani kegiatan.

Sekaligus kita sebagai santri zaman itu belajar mengulik tradisi yang semakin menarik perhatian saya. Tapi lagi-lagi saya tak menemukan data kongkrit dalam aspek sejarah, sehingga saya hanya mendapatkan esensi dari rabu wekasan.

Sejarahnya

Setelah saya banyak melakukan riset dimana pun sumber berada, munculah di Google mengenai asal muasal rabu wekasan menarik secara penjelasannya. Tradisi rabu wekasan muncul di Desa Wonokromo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, Provinsi DIY Yogyakarta ternyata daerah menimba ilmu saya di Pondok Pesantren Fadlun Minalloh. Konon tradisi ini mulannya sebagai upacara tradisional tempat bertemunya dua Sungai yakni Gajah Wong dan Opak.

Baca...  Sumur Jobong: Sumur Tua Peniggalan Zaman Majapahit

Hal ini tak lepas pertemuan sakral antara Sultan Agung dengan penguasa Pantai Selatan yakni kanjeng Ratu Kidul. Justru pertemuan inilah menimbulkan efek negatif yang dirasa menganggu. Mengingat tempat Wonokromo adalah desa santri berkumpulnya Pondok Pesantren. Yang kemudian dialihkan lokasi upacara Rabu Wekasan.

Akhirnya upacara rabu Wekasan masih berlanjut diwujudkan bentuk mengarak gunung lemper yang diiringi oleh prajurit Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat terdiri dari kendaraan kereta kuda, andong, barisan seruling, barisan kesenian, barisan kesenian tradisional Jawa dan lainya.

Perjalanan dimulai dari masjid Karanganom menuju kelurahan Wonokromo. Hal ini sudah sejak 1980-an yang sekaligus menjadi aset wisata menyedot perhatian. Menariknya adalah lemper sebagai makanan familiar di masyarakat khususnya panembahan Senopati yang sangat menyukainya ( https://dtangsel.sch.id/tradisi-rebo-pungkasan-yang-masih-lestari/.)

Amalan Rabu Wekasan

Selain rabu wekasan memiliki aspek Sejarah luar biasa, Rabu Wekasan juga memilki beberapa amalan yang perlu dipelajari oleh umat Islam antara lain :

Membaca Doa

Membaca doa adalah bagian dari inti sari ibadah menurut Nabi Muhammad SAW. Maka sudah semestinya panjatkan doa menjadi kebiasaan kita untuk mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW. Salah satu doa dianjurkan sebagai berikut :

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ وَصَلىَّ اللهُ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ يَا شَدِيْدَ الْقُوَى وَيَا شَدِيْدَ الْمِحَالِ يَا عَزِيْزُ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيْعُ خَلْقِكَ اِكْفِنِيْ مِنْ جَمِيْعِ خَلْقِكَ يَا مُحْسِنُ يَا مُجَمِّلُ يَا مُتَفَضِّلُ يَا مُنْعِمُ يَا مُكْرِمُ يَا مَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا أَنْتَ اِرْحَمْنِيْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اللهم بِسِرِّ الْحَسَنِ وَأَخِيْهِ وَجَدِّهِ وَأَبِيْهِ وَأُمِّهِ وَبَنِيْهِ اِكْفِنِيْ شَرَّ هَذَا الْيَوْمِ وَمَا يَنْزِلُ فِيْهِ يَا كَافِيَ الْمُهِمَّاتِ يَا دَافِعَ الْبَلِيَّاتِ فَسَيَكْفِيْكَهُمُ اللهُ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَحَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَصَلىَّ اللهُ تَعَالىَ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ الِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Baca...  Memetik Hikmah Kisah Perjalanan Nabi Musa dan Nabi Khidir

Artinya: Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih, Yang Maha Penyayang. Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad dan keluarganya serta sahabat-sahabatnya.  Ya Allah, wahai Yang Maha Kuat lagi Maha Mungkin, wahai Yang Maha Perkasa, segala makhluk tunduk kepada kemuliaan-Mu. Cukupkanlah aku dari segala makhluk-Mu. Wahai Yang Maha Baik, Yang Maha Indah, Yang Maha Pemurah, Yang Maha Pemberi, Yang Maha Mulia, wahai Yang tiada Tuhan selain Engkau, berilah rahmat kepada ku dengan rahmat-Mu. Wahai Yang Maha Pemurah di antara yang pemurah.  Ya Allah, dengan rahasia Hasan, saudara kandungnya, kakeknya, ayahnya, ibunya, dan anak-anaknya, cukupkan aku dari kejahatan hari ini dan apa yang turun pada hari ini. Wahai Yang Maha Cukup untuk mengatasi semua urusan, wahai Yang Maha Menjauhkan bencana. Allah akan cukupkan kamu dari mereka, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.  Cukuplah Allah sebagai pelindung kami, dan Dia adalah Pelindung yang terbaik. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad dan keluarganya serta sahabat-sahabatnya.

Membaca Istighfar

Selain itu dibutuhkan obat penenang yaitu membaca istigfhar. Karena membaca istighfar merupakan pengingat dosa-dosa yang telah diperbuat selama ia hidup di dunia.

Diriwayatkan Abu Hurairah RA Rasulullah SAW bersabda “Barang siapa yang memperbanyak istigfhar, niscaya Allah akan memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya dan memberikannya rezeki, dari arah yang tidak disangka-sangka,” (HR. Ahmad).

Oleh sebab itu, membaca Istigfhar sangat dianjurkan terutama di rabu wekasan sebagai perwujudan bahwa kita sebagai umat Islam masih banyak dosa serta diharapkan ampunanya kepada Allah SWT. Untuk itu membaca Istigfhar memberikan dampak untuk perubahan umat baik merasa salah maupun benar. Agar tidak goyah dalam menjalani kehidupan.

Baca...  Ternyata Banyak Ibadah di Malam Nisfu Sya’ban yang Hanya Berdasarkan Tradisi

Membaca Al-Qur’an

Membaca Al-Qur’an terkadang membuat kita malas dan berasumsi bahwa membaca hanya membuat bacaan saja tanpa mengerti makna sesungguhnya. Namun membaca Al-Qur’an membuat kita lebih tenang dan tentram bila dilandasi dengan kajian tafsir, asbabun nuzulnya dengan guru. Jangan langsung membaca artinya seakan-akan mudah dipahami.

Karena bila langsung membaca terjemahannya terkadang bisa menyesatkan seseorang dalam memahaminya. Pastikan ada penyampaian tafsir sesuai bidangnya. Bila tidak ingin repot-repot, maka cukup membacanya saja. Sesungguhnya membaca Al-Qur’an Adalah ibadah bernilai ibadah luar biasa. Bisa menguatkan keimanan dan keilmuan secara ilmu Makhorijul Huruf, ilmu tajwid dan lain-lain.

Pada prinsipnya semua kita kembalikan kepada Allah swt yang telah membuat kita bertahan sampai saat ini. Hanya Allahlah tuhan maha segala-galanya. Tuhan yang memberikan kita kasih sayang dan cinta terhadap hamba-hambanya.

Sumber Refrensi :

https://jatim.nu.or.id/keislaman/3-amalan-yang-disarankan-menyambut-rebo-wekasan-gHtgg.

https://dtangsel.sch.id/tradisi-rebo-pungkasan-yang-masih-lestari/.

34 posts

About author
Direktur Lembaga Pers dan Penerbitan PC IPNU Kabupaten Sukoharjo
Articles
Related posts
EsaiFilsafatKeislaman

Muslim dan Politik, Antara Hitam dan Putih?

2 Mins read
KULIAHALISLAM.COM-Dahulu, ketika SMA, saya pernah menemukan kawan yang berpandangan bahwa politik itu kotor. Politik menurutnya adalah tempat para munafik bersatu hanya untuk…
KeislamanNgaji Ihya’ Ulumuddin

Gus Ulil Ngaji Ihya’ Ulumuddin: Syarat dan Pentingnya Etika Belajar

3 Mins read
Faktanya seseorang pasti mempunyai aturan dan tahap-tahap tertentu untuk bisa melangsungkan kehidupannya di dunia ini. Dengan kata lain, manusia tidak akan bisa…
Keislaman

Asal Muasal Malam Tirakatan Menurut Ustaz Shodiqul Amin

2 Mins read
80 Tahun lamannya Indonesia mengalami fase perjuangan luar biasa dalam perjalanannya dalam melawan penjajah Belanda selama 3 Abad dan Jepang 3 tahun…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×
EsaiFilsafatKeislaman

Muslim dan Politik, Antara Hitam dan Putih?

Verified by MonsterInsights