KULIAHALISLAM.COM – Dalam aktivitas fenomena kehidupan, kita mengharapkan hidup yang baik, damai, tenang, bahagia, gembira, bersosial, adil, makmur dan sejahtera. Baik dalam aspek materialistis pun intelektual, spiritualitas, dan humanistis. Juga, kita mendambakan hidup aman, nyaman, senang dan bersosial bantu membantu, tolong menolong dan gotong royong dalam memenuhi kebutuhan hajat hidup sesama. Lebih-lebih, kita memperjuangkan kepentingan tekad, target, ambisi dan tujuan hidup secara menggebu-gebu, berkoar-koar, bersemangat, dengan mengerahkan seluruh tenaga, fikiran, jaringan relasi, dan koneksi dengan pihak lain. Baik dalam hal meraih jabatan kekuasaan di ranah politik pemerintahan, mendapatkan tahta dan harta benda di tengah lingkungan keluarga dan relasi sosial warga, sampai mencapai puncak prestasi yang prestisius gemilang secara mati-matian dan sebanyak-banyaknya, sebagai bahan obrolan cerita, dan pengalaman untuk diukir, dibanggakan dan di bagi dengan sesama manusia atau generasi berikutnya.
Dalam aktivitas kehidupan, setiap manusia melewati dinamika hidup sesuai porsi, persepsi dan gejolak tantangan dan rintangan berbagai macam corak dalam menghadapinya. Harus lika-liku, onak duri, zig zag, pahit getir, suka duka, tertawa bahagia dan aneka benturan kebutuhan atau kepentingan hidup yang dihadapi nikmatin nya masing-masing. Ada manusia yang senantiasa dalam hidupnya baik, mulus, lancar dan sukses selalu saja bahkan mengukir prestasi gemilang prestis dan previlige semakin meningkat pesat dan turun-temurun tanpa ada sesuatu tantangan rintangan dan gejolak konflik yang menimpa hidup nya, saudara dan keluarga sekitarnya.
Pun, ada manusia yang senantiasa dalam hidupnya menderita fakir miskin terlunta-lunta, terbelakang dalam aspek pengetahuan, bodoh dalam mencerna pengetahuan dan terpojok alienasi dalam sosial, hidup di lingkungan kumuh kotor, sehingga mudah sekali terpapar perbuatan judi, preman, kekerasan, tawuran, konsumsi miras dan perbuatan kriminal lain. Apalagi, berkaitan dengan pergaulan hidup bebas di kalangan remaja dan kaum muda, mereka mengisi aktivitas sehari-hari hanya untuk bermain berjam-jam di media sosial, menampilkan video tak senonoh, tak berguna sekedar mencari sensasi, bersenang-senang , berkumpul kumpul di warkop kedai Kofi, nongkrong main game online, bahas sesuatu tak jelas ujung manfaatnya, dan berhura-hura aktivitas duniawi, memicu kasus kegaduhan, kekerasan, tawuran antar pelajar, terlibat narkoba miras dan konflik sosial di sekitarnya.
Dalam aktivitas kehidupan, kita senantiasa dihadapkan sesuatu yang tidak sesuai dengan ekspresi, ekspetasi, harapan dan impian yang kita dambakan itu terwujud. Terkadang, kita harus melewati pertentangan, perbedaan dan pengucilan, intimidasi, ancaman bahkan diskriminasi dalam corak dan situasi tertentu. Bahkan, saat-saat momentum tertentu kita menemukan kejadian peristiwa yang membuat kita menguras tenaga dan akal fikiran untuk memecahkan persoalan penyelesaiannya.
Namun, kita dihadapkan dengan situasi kondisi tidak terduga, secara tiba-tiba, membuat kita harus beradaptasi dengan segala sesuatu konsekuensinya. Misalnya, saat kita kendarai berlalu-lalang dijalan raya, tiba-tiba kita di tabrak oleh tak di kenal, saat kita mengerjakan tugas proyek, tiba-tiba di marahi oleh dosen atau mentor. Saat kita berlatih latihan olahraga, tiba-tiba di tegur oleh pelatih nya. Saat kita bekerja tidak sesuai ekspektasi, tiba-tiba di salahkan oleh pelanggan di kantor.
Dengan demikian, manusia-manusia dalam menjalani aktivitas kehidupan sehari-hari bergantung kepada persepsi, prinsip nilai dan falsafah hidup, ekspresi, ekspetasi harapan dan impian atau cita-cita yang ingin di raih atau diwujudkan dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, bernegara dan berbangsa. Dalam mewujudkan semua itu, manusia memiliki cara, strategi dan taktik dalam meraihnya, baik dalam melewati dengan mengikuti prosedur aturan yang berlaku, meraih dengan prinsip nilai dan karakter hidup sendiri, serta mendapatkan dengan cara-cara culas licik dan menghalalkan berbagai cara hanya untuk meraih sesuatu yang didambakan.
Akhirnya, manusia-manusia secara lahiriah alamiah dalam aktivitas kehidupannya selalu berusaha meningkatkan kualitas hidupnya baik dalam aspek material, spiritual, intelektual dan sosial nya untuk mendambakan sesuatu yang baik, damai, adil makmur, layak dan pantas untuk masa kini dan masa depan nanti.