(Sumber Gambar; dok, Redaksi Kuliah Al-Islam) |
Dalam Sambutannya Ir. H. M. Rum, selaku (PJ Walikota Bima), beliau mengatakan bahwa, “Kami ingin membangun politik di kota Bima ini, politik yang riang gembira, politik yang bebas ekspresi, membuka dan menyediakan ruang-ruang ekspresi budaya bagi anak-anak muda Bima, sekalian itu, kami juga ingin membangun ruang-ruang publik di kota Bima berbasis kebersihan, kedamaian, keamanan dan kemajuan bagi seluruh warga masyarakat. Selain itu, ketika visi atau program-program yang kita tujuan bersama tersebut berjalan, maka investasi-investasi dari luar akan masuk ke wilayah Kota Bima, orang-orang bisa bebas dan berdatangan menikmati wisata di kota Bima ini. Maka akan berdampak bagi pendapatan dan proses pembangunan, aspek ekonomi bisnis sosial dan pendidikan akan semakin berkemajuan bagi warga dan daerah Kota Bima”.
Sambutan, Fajrin Munandar SE. ME dosen Ekonomi Universitas Muhammadiyah Bima), beliau dalam sambutannya, memberikan apresiasi kepada pemerintah daerah karena telah memberikan kepercayaan dan ruang-ruang ekspresi kepada kalangan akademisi untuk memberikan pandangan, opini berbasis data, fakta dan riset dalam menjalankan suatu program kebijakan pemerintah daerah.
“Kami berbicara sebagai sudut pandang seorang akademisi, jadi ketika melakukan atau mengeluarkan kebijakan-kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan birokrasi, harus berbasis data, fakta, riset kebijakan yang valid. Kenapa kami mengatakan demikian, karena kebanyakan pemerintah daerah cenderung membuat kebijakan hanya sebatas politik populis, hanya untuk kelompok tertentu program jangka pendek, kebijakan atas dasar kemauan suka-suka, tanpa mau musyawarah, mempertimbangkan program kebijakan untuk kebutuhan pokok, akses pendidikan agama, budaya warga masyarakat dan kemajuan wilayah secara jangka panjang kedepannya”.
Tania Reskika, seorang konten kreator hits Kota Bima), dalam sambutan curhatnya, “Saya awalnya buat konten-konten di kota Bima dan kab Bima, tapi di kemudian hari, atau masuk musim semarak politik, saya di ajak oleh teman’ sesama konten kreator di Kota Bima, untuk membuat konten-konten tentang politik, budaya dan pemerintah daerah Kota Bima. Karena saya, hampir setiap hari aktif di media sosial, jadi kadang saya liat konten-konten di medsos cukup gaduh, gesekan, saling caci-maki, dan lainnya.
Lanjutnya konter kreator hits itu bergerak inisiatif untuk buat konten kreatif, melihat kondisi meresahkan seperti itu. “Saya bergerak untuk mau upload konten-konten yang santai, nyaman, riang gembira, merangkul sesama, hargai sesama dan terkait isu-isu kebutuhan warga sekitar. Saya mau upload menampilkan politik yang santai nyaman riang gembira, buat anak-anak muda kota Bima, kab Bima. Yuk isi medsos kita dengan konten-konten kreatif, menampilkan budaya, acara dan keunikan warga Kota Bima”.
Adapun tamu undangan yang hadir adalah terdiri dari kaum-kaum muda gen Z dan gen Mill kota Bima, konten kreator, kaum mahasiswa dan aktivis-aktivis muda, kelompok pendukung timses daerah (pj walikota) dan warga masyarakat lainnya.
Dengan demikian, acara diskusi politik untuk publik ini direncanakan memang untuk mengundang seluruh kalangan kaum muda mahasiswa, aktivis dan warga masyarakat lainnya untuk menyuarakan aspirasi, keluhan, koreksi dan harapan terkait kondisi kebutuhan hajat hidup masyarakat dan kemajuan daerah Kota Bima di masa kini dan masa depan nanti.