Artikel

Philip Khuri Hitti : Pilar-Pilar Islam Sebagai Sikap Tunduk Kepada Tuhan

3 Mins read

Philip Khuri Hitti lahir di Shimlan,
Suriah Utsmaniyah (sekarang Libanon) pada tahun 1886 dan wafat tahun 1978. Ia
adalah seorang Orientalis dan Isamolog ternama di dunia yang memperkenalkan
sejarah kebudayaan Arab ke Amerika. Ia beragama Kristen Maronit. Ia merupakan
penulis sejumlah buku dan spesialis sejarah negara-negara Arab dan peradaban
lainnya.

Dalam bukunya “ History of the
Arabs”, ia menyatakan bahwa dari tiga agama monoteisme yang dikembangkan oleh
bangsa Semit, Islam dengan Al-Qur’annya 
adalah yang paling mirip dan paling mendekati Yahudi dengan Perjanjian
Lamanya ketimbang Kristen dengan perjanjian Barunya.

 Namun Islam memiliki
kedekatan dengan keduanya, sehingga dalam kebanyakan orang Eropa abad
pertengahan dan Kristen Timur, Islam dinggap sebagai sekte Kristen yang menyimpang,
bukan agama baru.

Dalam karyanyan yang berjudul “
Divine Comedy”, Dante menempatkan Muhammad di dalam Neraka yang paling bawah
bersama-sama dengan mereka yang menyebarkan benih-benih kemelut dan perpecahan. 

Secara bertahap, Islam berkembang menjadi sebuah sistem keyakinan yang berbeda
dan berdiri sendiri. Ka’bah dan orang-orang Quraisy merupakan faktor penentu
dalam perubahan orientasi ini.

Fondasi agama Islam meliputi tiga
prinsip yang berbeda sebagimana yang dinyatakan Imam al-Syharastani yaitu iman,
ibadah, dan ihsan (perilaku nyang baik) yang ketiganya tercakup dalam makna
“Din”. 

Prinsip iman melibatkan keyakinan kepada Tuhan, para Malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya dan hari pembalasan (Qiamat).  Kewajiban agama (ibadat) orang-orang Islam
ter
pusat pada apa yang disebut dengan lima pilar (arkan) Islam.

Pilar yang pertama adalah persaksian
iman (syahadah)  yang dirumuskan dalam
formula Al-Qur’an : “La ilaha illa Allah :Tiada Tuhan selain Allah”. Dalam
iman, konsep Tuhan menempati posisi tertinggi. Lebih dari 90 persen kajian
Teologi Islam membahas Tuhan dengan segala aspek yang terkait dengan-Nya. 

Baca...  Relevansi Jadal Alqur'an dalam Berdebat di Era Digital

Kalimat
itu juga dilantunkan oleh seorang Mu’adzin sebanyak lima kali sehari dari menara-menara
Masjid. Islam mencakupkan diri dengan kesaksian verbal, sekali kalimat itu
diucapkan dan diterima, seseorang secara nominal dipandang telah menjadi
seorang Muslim.

Rukun Islam yang kedua yang menjadi
ciri penting keislaman seseorang adalah Shalat. Seorang Muslim sejati harus
melakukan Shalat wajib lima kali sehari dan menghadapkan wajahnya ke arah
Mekkah.

 Shalat diambil dari bahasa “Aramaik” seperti yang terlihat ortograpi
bahasa Arabnya. Jika salat telah ada sebelum masa Islam, bentuknya pasti, belum
terorganisir  dan bersifat informal. 

Meskipun salat telah dianjurkan dalam sebuah surah yang turun paling awal (Q.S
87 : 15) dan ketentuan-ketentuan yang diterapkan dalam ayat-ayat Makiah (Q.S 11
: 114) namun ibadah salat dengan jumlah rakaat, perbedaan waktu yang telah
ditentukan dalam sehari semalam serta diisyaratkannya kesucian dan kebersihan,
baru ditetapkan pada periode Madinah.

Jumlah salat lima waktu itu menurut
Al-Bukhari diperoleh melalui kompromi setelah sebelumnya Allah mewajibkan salat
50 waktu ketika Muhammad melakukan perjalanan malam ke langit ketujuh (Q.S 17 :
1) dan Q.S 4 : 43 tampaknya mengisyaratkan bahwa pembatasan dan kemudian
pelarangan konsumsi minuman keras terkait dengan keharusan menghindarkan  gangguan yang tidak perlu ketika salat dan
beribadah kepada-Nya.

Salat merupakan bentuk kewajiban
yang ditetapkan secara hukum dan mesti dilakukan oleh semua Muslim dengan
serangkaian gerak tubuh dan arah kiblat yang sama. Orang yang salat harus dalam
kondisi suci secara hukum dan penggunanan bahasa Arab sebagai media
pengungkapan doa merupakan sebuah kewajiban. Selain berarti permohonan doa,
salat juga merupakan bentuk dzikir yaitu menyebut nama Allah.

Selain salat wajib, ada juga salat
yang sangat dianjurkan oleh Nabi yaitu salat sunnah yang dilaksanakan pada
malam hari dan termasuk dalam amalan-amalan tambahan (nafilah). 

Baca...  Tuhan Para Filsuf

Pada dasarnya
salat merupakan kewajiban setiap individu Muslim. Namun ada pula salat yang
diwajibkan kepada komunitas Muslim yaitu salat Jumat yang dilakukan secara
berjamaah dan diwajibkan hanya atas laki-laki dewasa.

Ritual secara jamaah itu mirip
dengan peribadatan Yahudi di Siangog tapi dalam perkembanganya yang terakhir
dipengaruhi oleh ibadah minggu orang-orang Kristen. Dari sisi keagungan,
kesederhanaan dan keteraturannya, ibadah salat berjamaah ini tidak tertandingi
oleh kedua teradisi di atas. 

Berdiri tegak dalam barisan yang rapi di
Masjid-Masjid sambil mengikuti imam dengan cepat dan terhormat. Orang-orang
yang sedang salat senantisa mampu menyuguhkan pemandangan yang mengesankan.

Sebagai bentuk pendisiplinan, salat
berjamaah memiliki nilai yang tinggi bagi masyarakat padang pasir  yang tinggi hati dan individualis. Ibadah
salat mengembangkan dalam diri mereka rasa kesetaraan sosial dan rasa
solidaritas.

 Salat membangkitkan persaudaraan di antara orang-orang beriman
yang secara teoritis menggantikan persaudaraan yang didasari konsep keturunan.

Rukun atau pilar Islam berikutnya
adalah zakat. Zakat diwajibkan sebagai bentuk kasih sayang yang dilakukan
secara sukarela dan dipandang identik dengan kesalehan. 

Negara Islam paling
awal mengumpulkan zakat melalui para pejabat khusus di bawah kewenangan bendahara
negara yang mengelola dan mendistribusikannya untuk membantu orang miskin, membangun
Masjid dan membiyayai pengeluaran negara. 

Setelah runtuhnya sistem pemerintahan
Islam yang djalankan secara murni, pelaksanaan zakat diserahkan kepada
kesadaran masing-masing.

Rukun Islam yang keempat dan cukup
populer  di dunia adalah puasa. Pilar
Islam yang terakhir adalah Haji. Haji dilakukan sekali seumur hidup, setiap
Muslim yang mampu baik laki-laki maupun perempuan harus melaksanakan Haji,
mengunjungi kota suci Mekkah pada bulan-bulan yang ditentukan. 

Sepanjang zaman,
institusi Haji terus berperan sebagai faktor pemersatu dalam Islam dan
membentuk persaudaraan paling efektif di antara orang-orang beriman yang
berasal dari berbagai tempat.

Baca...  Tak Boleh Kekerasan Dalam Beragama

Pengaruh dari ajang pertemuan
persaudaraan kaum beriman dari empat penjuru dunia itu memang tidak disebar-sebarkan.
Ibadah  Haji memberikan kesempatan bagi
orang-orang kulit hitam, bangsa Berber, bangsa Cina, Persia, Suriah, Turki,
Arab yang kaya, miskin, yang tinggi atau rendah status sosialnya untuk
bersaudara dan berkumpul dalam persaudaraan yang dilandasi oleh keimanan. 

Dari
semua agama di dunia, Islam merupakan agama yang paling berhasil menghilangkan
perbedaan ras, warna kulit dan bangsa.

 

 

2366 posts

About author
Merupakan media berbasis online (paltform digital) yang menyebarkan topik-topik tentang wawasan agama Islam, umat Islam, dinamika dunia Islam era kontemporer. Maupun membahas tentang keluarga, tokoh-tokoh agama dan dunia, dinamika masyarakat Indonesia dan warga kemanusiaan universal.
Articles
Related posts
Artikel

Tidak Bisa Mengetik di Word karena "Selection is Locked", Ini Solusinya!

2 Mins read
Kompak – Salah satu masalah yang sering ditemui pengguna Microsoft Word adalah pesan “Selection is Locked” yang muncul saat mencoba mengetik atau…
Artikel

Ingin Rumah Lebih Sejuk? Coba Roster Jogja dari AM Roster

4 Mins read
Mendapatkan rumah yang sejuk merupakan impian bagi setiap orang, terutama di negara tropis seperti Indonesia. Salah satu cara untuk menciptakan suhu udara…
Artikel

Sekolah Bisnis Online dan Konsultan Feasibility Study: Meningkatkan Kualitas Bisnis di Era Digital

4 Mins read
Pendahuluan Di era digital yang terus berkembang, memulai dan mengelola bisnis bukan lagi hal yang sulit. Teknologi internet memberikan akses ke berbagai…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights