KULIAHALISLAM.COM – Setiap manusia memiliki persepsi, pandangan dan orientasi target yang ingin dicapai mengisi aktivitas berkomunitas keluarga, beragama dan bermasyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Namun, manusia dalam menjalani aktivitas kerja-kerja, karya nyata dan berkontribusi dalam aktivitas sehari-hari itu pada akhirnya akan berhadapan menghadapi sesuatu yang membatasi hidupnya, yakni menghadapi ajal maut kematian akhir dari segala amalan dunia.
Dengan kata lain, manusia manusia menjalani hidup aktivitas kerja, berkarya nyata serta berkontribusi pada kebajikan beragama dan bermasyarakat hanya sebagai sarana ibadah kepada Allah SWT, beribadah untuk taat patuh dalam menjalankan sesuatu kewajiban yang diperintahkan oleh Tuhan yang maha kuasa, maha bijaksana dan maha pengampun bagi setiap makhluknya baik bertakwa kepada-nya. Bahwa manusia dalam menjalani hidupnya didunia ini segala sesuatu aktivitas, kerja nyata, hidup dan mati adalah semata-mata beribadah, mengharapkan curahan belas kasih sayang, pancaran sinar cinta dari Tuhan Allah SWT.
Kehidupan didunia ini hanya sementara dalam mengisi waktu yang singkat, maka berbuatlah sesuatu yang sangat berguna lagi bermanfaat. Gunakan waktu, tenaga dan pikiran untuk berbuat suatu yang bermanfaat, menebar kebajikan, saling tolong menolong dalam ilmu pengetahuan dan keterampilan, menopang kebutuhan material sosial dan melindungi harkat martabat antar sesama manusia.
Pada dasarnya, hakikat manusia dalam menjalani aktivitas kehidupan beragama dan bermasyarakat sehari-harinya didunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah, beribadah yang berorientasi kepada menunaikan kewajiban Allah SWT (hablum minallah), seperti menunaikan ibadah sholat wajib dan sunah, puasa ramadhan, puasa Sunnah, zakat infaq dan sedekah, dan haji bagi yang mampu. maupun beribadah mahdah muamalah dalam berinteraksi sosial, seperti beribadah sosial ditengah sanak saudara dan khalayak ramai, bekerja nyata mencari nafkah keluarga, belajar mengajar meningkatkan Ilmu pengetahuan dan wawasan serta berkontribusi terhadap kebajikan, kedamaian dan kemajuan agama bangsa dan negara kedepannya. (hablum minannas). Karena itu, manusia dalam setiap gerak, langkah, aktivitas dan pilihan hidupnya sehari-hari menjalani aktivitas ibadah yang berorientasi beribadah kepada Allah SWT, jadi manusia senantiasa sadar ingat dan waspada bahwa setiap gerakannya selalu dalam penilaian, pengawasan, pengampunan dan perlindungan dari Allah SWT kepada setiap makhluk yang beriman dan beramal saleh, kemudian akhir dari aktivitas tersebut selalu berimplikasi pada kebajikan sosial masyarakat. Jadi, eksistensi seorang manusia dalam realitas aktivitas hidupnya menjadi satu kesatuan, saling berkaitan satu sama lain sehingga terhubung menciptakan lingkaran kebajikan, kemajuan di sekitarnya.
Manusia Hadapi Kematian
Bahwa kehidupan manusia didunia ini segala sesuatu yang bernyawa, bergerak, bersuara dan beraktivitas akan berakhir dalam kondisi kematian. Kematian tidak mengenal waktu dan tempat, tidak pandang anak-anak remaja, kaum muda mudi dan orang tua lanjut usia. Tidak periksa golongan kaya raya, pejabat tinggi, kaum fakir miskin, bodoh dan terlantar didunia. Semuanya memiliki masa waktu, takdir dan kesempatan yang sama dalam menerima datang ajal maut kematian. Tinggal bagaimana setiap manusia manusia yang bergerak suara aktivitas tersebut menggunakan waktu untuk menyiapkan bekal kematian dengan perbanyak beribadah, mengingat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT Tuhan yang maha kuasa.
Setiap orang mempunyai jalan takdir dalam menghadapi kematian, ada yang menderita kematian melalui cara-cara yang tragis lagi sadis dengan saling bunuh membunuh, bacok membacok, akibat konflik sosial dan tawuran antar pelajar kaum muda. Muncul kasus perilaku sadisme mutilasi, suami membunuh istri dan sebaliknya, orang tua membunuh anak dan sebaliknya, teman membunuh sahabat dan sebaliknya. Pun berbagai macam lainnya.
Adapun pula menderita kematian melalui bunuh diri, hukuman mati di bunuh, di cambuk, gantung diri, minim racun, akibat kecelakaan di jalan, lautan atau kebakaran. Kemudian, ada orang yang meninggal karena menderita penyakit struke, kolesterol, gula darah tinggi, dalam kandungan dan diluar kandungan. Akibat bencana alam semesta banjir bandang, tanah longsor, erupsi gunung meletus. Saat usia balita hingga umurnya lanjut usia. Juga orang’ wafat meninggal akibat menderita penyakit yang cukup lama, berbaring di rumah sendiri dan perawatan di rumah sakit menghembuskan nafas terakhir di dunia. Namun, dalam kisah heroisme muncul manusia menempuh jalan-jalan tertentu menghadapi kematian yang baik, syuhada yakni mereka pergi ke negara’ tertentu untuk berperang melawan negara despotik dengan tekad membela perjuangkan negara-negara Islam. Memperjuangkan kemerdekaan kebebasan bagi negara berada di bawah penjajah penindasan dari negara lainnya.
Namun, yang menjadi pernyataan renungan dalam aktivitas kehidupan ini adalah banyak orang-orang yang menghabiskan waktu hidup, usia yang sangat terbatas sehingga mengisi hidupnya dengan perbuatan yang ekstrem, seenaknya sendiri, semena-mena, bertindak menebar ketakutan, menipu manipulasi, mencuri merampas milik orang lain, merampok menjarah harta benda barang milik sanak saudara dan kejahatan melukai perasaan orang lain serta mengejek-ejek, mencaci-maki, mengolok-olok, juga menindas rendahkan martabat orang lain. Artinya, jenis manusia di diatas ini dalam mengisi aktivitas kehidupan hanya berorientasi kepada memenuhi hawa nafsu syahwatnya, cenderung perbuatan yang menghabiskan waktu, tenaga, fikiran dan perasaan ke arah yang tidak berguna sia-sia.
Ketika mendengar berita wafat atau kematian seseorang, maka keluarga besar dan tetangga terdekat serta sanak saudara sahabat lainnya akan merespon berita wafat tersebut dengan memberikan testimoni kenangan terkait sosok yang meninggal wafat tersebut dengan ucapan kalimat berdukacita, seperti beliau orang yang baik, pendiam, bahagia, gembira, mudah bergaul, gemar tolong menolong dan berbuat manfaat dengan manusia lainnya. Kemudian, orang-orang menaruh ucapan harapan percaya bahwa. Setiap orang yang wafat tersebut wafat dalam kondisi yang baik (khusnul khatimah), diterima amal ibadahnya, diampuni segala khilaf dan salahnya dan juga ditempatkan bersama orang-orang yang beriman shaleh dan shalehah di akhirat surganya Allah SWT.