Esai

Perisai Umat Menghadapi Radikalisme dan Sekularisme

4 Mins read

Di era modern, umat Islam menghadapi dua gelombang tantangan pemikiran yang meski tampak bertolak belakang, sama-sama berpotensi merusak sendi-sendi keagamaan: radikalisme dan sekularisme.

Radikalisme, seperti yang dijelaskan oleh Rodin (2016), seringkali muncul sebagai reaksi keras terhadap kondisi yang tidak disukai, bermanifestasi sebagai penolakan bahkan perlawanan terhadap ide, aturan, atau nilai yang berlaku. Ia mengejawantah dalam bentuk kekerasan atas nama agama.

Di sisi lain, sekularisme, menurut Ma’sa (2020), adalah pandangan hidup yang berupaya meniadakan ajaran agama dari ranah dunia, atau memisahkan urusan agama dan urusan dunia secara total.

Dalam menghadapi dua kutub ekstrem ini, Ilmu Kalam, sebuah disiplin ilmu yang secara spesifik mengkaji keyakinan agama dengan pendekatan rasional dan mendalam, tampil sebagai benteng atau perisai krusial bagi umat agar tidak terjerumus pada penyimpangan (Wahab Syakhrani & Majid, 2022).

Secara etimologis, “kalam” berarti pembicaraan. Namun, dalam khazanah keilmuan Islam, Ilmu Kalam adalah pembahasan serius dan mendalam mengenai dasar-dasar keyakinan Islam, khususnya tauhid (keesaan Allah). Kajian ini berlandaskan pada petunjuk Al-Qur’an dan Hadis, serta diperkuat oleh penggunaan akal atau logika (Fatimah, 2024).

Fu’at Al-Ahwani, seperti dikutip oleh Hasbi (2015), mendefinisikan Ilmu Kalam sebagai ilmu yang bertugas memperkuat keyakinan agama dengan bukti-bukti rasional. Ilmu ini memiliki dua karakteristik utama: pertama, fokus pembahasannya pada keyakinan fundamental seperti eksistensi Tuhan, kenabian, dan pokok-pokok keimanan; kedua, dalam menjelaskan konsep-konsep tersebut, Ilmu Kalam senantiasa menggunakan argumen logis dan bukti-bukti yang kokoh.

Dengan demikian, Ilmu Kalam adalah upaya berpikir rasional untuk memahami dan mempertahankan keyakinan Islam, dengan tetap berpegang teguh pada sumber-sumber otentik, yaitu Al-Qur’an dan Hadis.

Para ahli Ilmu Kalam, yang dikenal sebagai mutakallimin, pada mulanya telah meyakini kebenaran ajaran pokok, kemudian menggunakan akal mereka untuk membuktikan dan menguatkan kebenaran keyakinan tersebut (Fatimah, 2024).

Baca...  Relevansi Pemikiran Kalam dalam Mencegah Radikalisme dan Sekularisme di Kalangan Pemuda

Secara historis, kemunculan Ilmu Kalam juga dilatarbelakangi oleh kebutuhan untuk membela keyakinan Islam dari keraguan atau ajaran lain yang bertentangan.

Ilmu Kalam Menjawab Tantangan Radikalisme

Paham kekerasan atas nama agama seringkali bermula dari pemahaman kitab suci yang kaku dan literalistik. Kelompok radikal cenderung hanya melihat teks tanpa memperhatikan latar belakang atau konteks turunnya ayat (asbabun nuzul).

Mereka kerap menolak metodologi tafsir dan penetapan hukum Islam yang telah mapan di kalangan ulama (misalnya, usul fiqh). Ironisnya, kelompok ini sering melakukan cherry-picking ayat-ayat Al-Qur’an yang terkesan keras, sambil mengabaikan ayat-ayat lain yang sarat dengan ajaran kasih sayang dan kedamaian.

Salah satu contoh paling gamblang dari pemikiran ekstrem dalam sejarah Islam adalah kemunculan kelompok Khawarij, yang secara rigid mengkafirkan muslim yang berdosa besar, bahkan membenarkan kekerasan seperti pembunuhan Khalifah Ali bin Abi Thalib (Taufani, 2019). Pemikiran kaku yang hanya terpaku pada teks tanpa memahami makna inilah yang menjadi bibit radikalisme teologis.

Di sinilah peran sentral Ilmu Kalam, khususnya dalam kerangka pemikiran Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang diwakili oleh mazhab Asy’ariyah dan Maturidiyah. Mereka mengusung pemahaman yang lebih fleksibel dan komprehensif terkait iman.

Menurut Ilmu Kalam Ahlus Sunnah, orang yang berbuat dosa besar tetap dianggap mukmin, meskipun dalam keadaan fasik (berbuat dosa besar), bukan langsung kafir. Pandangan ini selaras dengan banyak hadis Nabi Muhammad SAW yang menekankan luasnya kasih sayang Allah dan pentingnya tobat (Amin, 2014).

Lebih jauh, pendekatan rasional dalam Ilmu Kalam melatih umat untuk tidak terpaku pada teks secara kaku, mendorong pemahaman agama yang integral, dan membekali umat dengan argumen kuat untuk mengkritik paham kekerasan yang bertentangan dengan prinsip dasar Islam yang menjunjung tinggi keadilan, belas kasih, dan sikap wasatiyyah (moderat) (Rodin, 2016).

Baca...  Membedah Akar Ideologis Radikalisme dan Sekularisme

Ilmu Kalam Menjawab Tantangan Sekularisme

Tantangan sekularisme datang dari arah yang berlawanan. Paham ini berusaha memisahkan agama dari urusan negara dan kehidupan bermasyarakat, beranggapan bahwa akal dan ilmu pengetahuan modern adalah satu-satunya sumber kebenaran yang memadai untuk mengatur dunia.

Agama direduksi menjadi urusan pribadi di ranah ibadah saja, dan nilai-nilai agama dari Tuhan cenderung dianggap tidak relevan untuk mengatur negara, hukum, atau kehidupan kolektif (Ma’sa, 2020). Paham ini secara implisit mendorong manusia untuk terlalu fokus pada hal-hal duniawi, melupakan pentingnya panduan ilahi yang semestinya menjadi dasar bagi seluruh aspek kehidupan.

Ilmu Kalam sangat relevan dan efektif dalam menghadapi sekularisme karena menggunakan akal untuk memperkuat keyakinan, sehingga mampu berdialog dan mengkritik dasar pemikiran sekularisme. Ilmu Kalam tidak sekadar memerintahkan seseorang untuk percaya, melainkan menjelaskan secara rasional mengapa keyakinan itu logis dan mengapa petunjuk dari Tuhan itu esensial serta relevan untuk seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk urusan publik.

Melalui penjelasan logis tentang eksistensi Tuhan, kenabian sebagai penyampai pesan ilahi, dan kesempurnaan ajaran agama sebagai panduan hidup, Ilmu Kalam membantah asumsi sekularisme bahwa akal manusia saja sudah cukup untuk mengatur segalanya, sekaligus menegaskan bahwa Islam adalah cara hidup yang utuh (ad-din), bukan sekadar ritualistik.

Peran Penting Ilmu Kalam di Zaman Sekarang

Ilmu Kalam, dengan metodologinya yang menggabungkan kajian kitab suci dan penalaran akal, menunjukkan perannya yang tak terbantahkan dalam menghadapi berbagai kompleksitas pemikiran di era kontemporer. Terhadap paham kekerasan (radikalisme), Ilmu Kalam menawarkan pandangan keyakinan yang kuat, menentang sikap mudah mengkafirkan, dan mendorong pemahaman agama yang moderat serta kontekstual.

Terhadap paham sekularisme, Ilmu Kalam memberikan landasan rasional untuk mempertahankan keyakinan akan pentingnya ajaran Tuhan dalam kehidupan dunia, serta membekali umat untuk berdialog secara cerdas melawan ide-ide yang ingin memisahkan agama dari kehidupan bermasyarakat.

Baca...  Kedurjanaan Sistem

Memperdalam kajian Ilmu Kalam menjadi sangat penting saat ini. Ilmu ini bukan sekadar pelajaran sejarah atau filsafat semata, melainkan sebuah instrumen berpikir dan perisai keyakinan yang sangat dibutuhkan.

Dengan menguatkan Ilmu Kalam, umat Islam dapat melindungi diri dari ajaran ekstrem yang menyesatkan dan dari paham yang berupaya meminggirkan agama. Ilmu Kalam membantu umat memiliki pemahaman Islam yang seimbang, relevan, terbuka, dan siap menjawab kerumitan zaman dengan keyakinan yang kuat dan pikiran yang logis. Ini adalah investasi vital untuk masa depan umat yang kokoh dan berintegritas.

Daftar Pustaka

Amin, S. J. (2014). Penetapan Hukum Bagi Pelaku Dosa Besar, Iman dan Kufur dalam Aliran Teologi. Diktum, 12(1), 107-117.

Fathimah, N. A. (2024). Kalam Menjawab Tantangan Dan Persoalan Islam Masa Kini. Risalah, Jurnal Pendidikan dan Studi Islam, 10(4), 1803-1813.

Hasbi, M. (2015). Ilmu Kalam. Yogyakarta: Trustmedia Publishing.

Laisa, E. (2014). Islam dan radikalisme. Islamuna: Jurnal Studi Islam, 1(1).

Ma’sa, L. (2020). Sekularisme Sebagai Tantangan Dakwah Kontemporer. AL-Risalah: Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam, 11(2), 1-19.

Rodin, D. (2016). Islam dan Radikalisme: Telaah atas Ayat-ayat “Kekerasan” dalam al Qur’an. Addin, 10(1).

Siregar, I., Mariska, Y., Hasibuan, S. K., & Hutagalung, H. S. (2024). Sekularisme Dalam Pandangan Studi Agama. Jurnal Kajian Agama Islam, 8(6).

Taufani, T. (2019). Radikalisme Islam: Sejarah, Karakteristik, Dan Dinamika Dalam Masyarakat Multikultural Di Indonesia. Asketik: Jurnal Agama dan Perubahan Sosial, 3(2), 111-131.

Wahab Syakhrani, A., & Majid, A. (2022). Makna Ilmu Kalam Dan Hakikat Ilmu Kalam. Mushaf Journal: Jurnal Ilmu Al Quran Dan Hadis, 2(3).

1 posts

About author
Mahasiswi
Articles
Related posts
EsaiKeislaman

Pengaruh Ilmu Kalam Terhadap Radikalisme dan Sekularisme

2 Mins read
Bagaimana Ilmu Kalam Menghadapi Radikalisme dan Sekulerisme ? Radikalisme dan sekularisme adalah dua kutub ekstrem yang membahayakan keseimbangan sosial dan spiritual masyarakat….
ArtikelEsai

Bingkai Asa Dakwah dari Sudut Ibukota

2 Mins read
Pada Selasa malam, 10 Juni 2025 lalu menjadi tonggak sejarah bagi pengembangan strategi dakwah masyarakat kosmopolitan. Terbentuknya Formatur Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM)…
Esai

Keselarasan Pesan Agama dan Bangsa (Serpihan Gagasan Sukidi PhD)

12 Mins read
KULIAHALISLAM.COM – Bulan ramadhan hari ini datang ditengah keprihatinan kemanusiaan. Bangsa kita sedang menghadapi berbagai cobaan, kebinekaan kita terkoyak, fondasi negara kita…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×
Keislaman

Ilusi Waktu: Tafsir Jiwa Antara Jarak Hari Ini dan Hari Kemarin

Verified by MonsterInsights