Pendidikan

Perbedaan Psikopat dan Kriminal Dari Ciri-Ciri Hingga Gejala-Gejalanya

7 Mins read

Gambar oleh Shutterstock, ilustrasi seorang Psikopat

Prof. dr. Hasan Basri Saanin DT. Tan Pariaman (Guru Besar Psikiatri Universitas Padjajaran, Bandung) dalam bukunya “Psikiater dan Pengadilan : Psikiatri Forensik Indonesia bahwa : “Menjelaskan secara rinci mengenai Psikopat. Dalam bukunya itu ia menjelaskan bahwa menurut Pritchard,
Psikopat adalah orang yang menderita perkembangan kemampuan-kemampuan jiwa yang
disharmonis yang menyebabkan penderita terhalang hidup demikian rupa sehingga
mereka sendiri dan sesama manusia selalu menderita ketidaksenangan dan
penderitaan.

Ada
manusia yang pada umumnya tidak menunjukan gejala-gejala gangguan jiwa tetapi
tidak memiliki kesanggupan untuk mengusai nafsu-nafsunya. Oleh karena itu
mereka tidak dapat bertahan terhadap keinginan-keinginan tertentu yang mereka
sendiri menyadari bahwa mereka tidak diizinkan melakukannya.

Coville
berkata bahwa Psikopat adalah Defect (cacat) dalam perkembangan struktur
keperbadian, tidak saja dalam fungsi-fungsinya. Dalam banyak hal, defect struktur
itu bertanggung jawab terhadap pola-pola tingkah laku, tidak dapat menyesuaikan
diri seumur hidup, perasaan cemas dan takut.

Sifat-sifat
Psikopat menurut American Psychiatric Association yaitu :

1.     
Kelainan-kelainan
yang sangat mengganggu dalam fungsi hati nurani (conscience). Tidak ada
atau sedikit sekali kemampuan menyesuaikan tingkah laku dengan norma-norma
moral masyarakat. Tingkah laku itu  ditentukan oleh perasaan bersalah yaitu
oleh perasaan tidak enak, bersamaan dengan menghukum diri sendiri secara
otomatis, yang pada orang yang normal menunjukkan diri sebelum ia berbuat
sesuatu yang dikecam atau tidak disetujui oleh masyarakat.

2.     
Ketidakmatangan
moral, terlihat pada fiksasi dalam pola-pola egosentris pemikiran dan tingkah
laku. Seorang psikopat menuntut pemuasan keinginan-keinginan dengan segera dan
seketika. Ia tidak dapat menangguhkannya.

3.     
Tidak
ada cara hidup yang tegas. Seorang psikopat hidup “di sini” dan “kini”, tanpa
dapat menggunakan pengalaman masa lampau dan tidak cukup kuasa untuk memberikan
garis tegas pada masa depannya. Penghidupan baginya adalah rentetan
kejadian-kejadian yang dikuasai oleh implus-implus yang tidak berguna bagi
pengstrukturan kehidupan untuk jangka panjang.

4.     
Tidak
sanggup untuk mencintai dan ketertarikan emosional. Orang lain bagi mereka
hanya penting selama mereka dapat mempergunakan orang lain itu untuk
kepentingan sendiri. Mereka tidak dapat merasakan empati. Tidak dapat
berkorban. Dalam hubungan dengan orang lain tidak ada perasaan yang mendalam. Sifat
lain yang monjol adalah :

5.     
Tidak
sanggup menerima dan memahami nilai-nilai etik. Sering ia memberikan lebih
banyak janji-janji (lipservice) pada nilai-nilai moral dan etik kalau
hal-hal ini sesuai dengan keperluan dan tujuannya pada waktu itu.

6.     
Implusif
dan egosentris tidak bertanggung jawab tidak dapat menahan nafsu dan penilaian
yang sangat miskin. Mementingkan diri sendiri dan tidak hendak mempertimbangkan
konsekuensi konsekuensi tingkah lakunya. Sering menjurus kepada mencari sensasi,
merusak dan tingkah laku yang bertentangan dengan kehendak masyarakat.

7.     
Tidak
sanggup menarik pelajaran dari kesalahan-kesalahan dan pengalaman-pengalaman
yang biasa. Yang lebih mudah dipelajari adalah cara bagaimana ia dapat
menghindarkan hukuman yang lebih efektif dan bagaimana Dapat mengekspoitir
orang lain.

8.     
Sangat
pandai menunjukkan wajah yang manis untuk mempesona orang lain dan kemudian
mengeksploitirnya. Kalau kiranya akan membantu untuk menunjukkan tujuannya,
seorang psikopat dapat sangat menarik (charming) dan manis. Dengan cara
demikian ia dapat menyembunyikan kepribadiannya yang sebenarnya dan mudah dapat
mengelabui orang lain dapat memasuki kalangan-kalangan tinggi dan menarik
keuntungan finansial darinya.

Baca...  Pendidikan Investasi Masa Depan

9.     
Sangat
rendah toleransi terhadap tegangan ( stres ). Sering tingkah laku yang
diperlihatkan karena sebab-sebab yang kecil dan tidak berarti. Ia akan
meletakkan jabatannya karena pertengkaran yang kecil saja atau ia harus
mengerjakan pekerjaan yang tidak disukainya atau ia akan menjadi agresif.

10.  
Menolak
autoitas dan disiplin. Kewibawaan orang tua, guru, guru agama, polisi,
pemerintah ditantangnya. Pemberontakan sering berbentuk vandalisme atau tingkah
laku yang tidak bertanggung jawab atau kurang ajar. Satu-satunya motif adalah
melampiaskan agresi dan bukan untuk mencari keuntungan.

11.  
Pandai
berdusta, segera merasionalisasi dan memproyeksi kesalahan. Seorang psikopat
jarang kehilangan akal untuk memberikan alasan. Tidak ada perasaan malu dan
membohong untuk mengelakkan tanggung jawab dan menyalahkan orang lain.

12.  
Sangat
mahir menyakiti hati orang lain. Kesimpulannya,
penderita penderita psikopat sulit menyesuaikan diri dan norma-norma dan
nilai-nilai yang ditetapkan oleh masyarakat. Ia menentangnya. Keadaan ini
dipertunjukkan dengan tingkah laku sehingga ia menderita karenanya, juga
masyarakat di sekelilingnya. 

Keadaan ini dianggap sebagai kesalahan
perkembangan struktur kepribadian terletak dalam sel-sel kecambah. Penelitian
terakhir mengatakan, sebagian disebabkan karena adanya YY kromosom pada
psikopat penjahat di samping ada faktor yang ditimbulkan oleh keadaan
lingkungan atau keturunan.

Masalah
psikopat sangat penting, karena di antara penderita penderita yang terdapat
pengelana, pemabuk, pembohong, tetapi juga ada seniman sarjana, penjual obat,
pembangkang dinas ketentaraan, pembentuk pembentuk sekte dan aliran-aliran
kebatinan dan fanatisi dalam bidang ideologi, keyakinan dan keagamaan. Di
antara mereka terdapat banyak mereka yang abnormal jiwanya karena
kelainan-kelainan temperamen dan watak.

 Coville membagi orang Psikopat menjadi 5
bagian :

1.     
Gangguan
pola kepribadian juga dinamakan pribadi-pribadi prapsikotik. Banyak dari mereka
akan menjadi Psikopat.

2.     
Gangguan
sifat keperibadian(gangguan trait) : penderita-perindorita tidak sanggup
menyesuaikan diri dalam keadaan stres yang ditimbulkan oleh keadaan
lingkungannya, karena ketidakmatangan atau perkembangan kepribadian yang salah.
Sulit untuk menjaga keseimbangan jiwanya.

3.     
Sosiopat-sosiopat
:

-anti
sosial

-dissosial
(amoral)

Di
antara mereka terdapat penjahat-penjahat ulung, perampok, pembunuh dan
sebagainya. Perbedaan antara antisosial dengan disosial adalah bahwa anti
social tidak mengenal setia kawan sedangkan pada di sosial setia kawan adalah
lumrah.

4.     
Deviasi
seksual :Homoseksual, Lesbianisme, transvestisme (bepakaian seks yang berlwanan
:banci), pedophilia, fetishisme, sadisme dan masochisme, pemuasan seksual
diperoleh dengan cara memperolehnya dengan kg yang normal (hetroseksual).

5.     
Alkoholisme
dan ketagihan atau kecanduan obat bius/narkoba.

Selain
daripada itu, terdapat orang-orang yang menjadi psikopat karena
kejadian-kejadian yang datang dari luar atau disebabkan oleh penyakit lain
(Psikopatisasi) yaitu :

1.     
Psikopatisasi
sesudah cedera kepala.

2.     
Psikopatisasi
karena epilepsi.

Baca...  Politik Kampus dan Segala Kepentingan

3.     
Karena
penyakit infeksi : meningitis, syphlis, tubercolosis, dan lainnya.

Perbedaan
Kriminal dan Psikopat

Henry
Checkly mengatakan, sungguh pun telah diusahakan untuk menggantikan
kriminalisme sebagai suatu bentuk gangguan mental dan banyak perbuatan kriminal
diterangkan sebagai reaksi terhadap konflik emosional, orang-orang yang
digambarkan di bawah ini menunjukkan perbedaan penting dari seorang kriminal
biasa dengan psikopat.

Pertama,
seorang kriminal biasanya bekerja secara konsisten dan dengan segala kemampuan
yang dimilikinya berusaha mencapai apa yang dikehendakinya. Kadang-kadang dia
berhasil untuk mengumpulkan uang dan kekayaan dan dapat pula mengelolanya
dengan baik. Untuk keuntungannya sendiri dia sanggup memimpin satu kelompok
penjahat seperti memimpin suatu perusahaan besar.

Sedangkan
seorang psikopat sangat jarang dapat memperoleh keuntungan dari apa yang diperolehnya
dan hampir tidak pernah bekerja secara konsisten dan terus-menerus dalam bidang
kejahatan atau apa saja, untuk memperoleh posisi atau kekuasaan atau kekayaan
dan keamanan bagi diri sendiri. Dia sering memperturutkan hawa nafsunya dalam
kejahatan Dengan gigih dan terus-menerus, yang pasti akan diganjal dengan
hukuman berat dan segera, hanya untuk memperoleh kesenangan dan kegembiraan
yang begitu ringan dan enteng dan hanya untuk sebentar saja, sehingga umum
memendamnya sebagai suatu yang sia-sia dan gila-gilaan, sungguh pun dia tidak
memperlihatkan tanda-tanda kegilaan.

Orang yang
benar-benar kriminal dapat dipandang sebagai seseorang yang mempunyai tujuan.
Tetapi seorang psikopat rupa-rupanya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Pola
tindakan-tindakan yang menunjukkan sedikit sekali yang dapat dipahami sebagai
sesuatu yang dipilih atau diiringi oleh manusia secara sadar. Dia sendiri
kadang-kadang dengan meyakinkan, menyangkal ada godaan khusus yang mendorongnya
berulang kali bertingkah laku menuju kepada suatu situasi tertentu.

Kedua, tujuan
seorang kriminal biasanya dapat dimengerti oleh orang biasa sungguh pun kita
mengutuknya. Kita juga dapat memahami implus untuk mengambil uang, biar tidak
sah dan bertentangan dengan hukum, untuk memperoleh barang mewah dan untuk
memperoleh kekuasaan dan kemegahan yang dengan cara lain tidak akan mungkin
dapat diperoleh. Seorang kriminal biasanya mencoba untuk memperoleh sesuatu
yang kita semua juga menginginkannya.

Sebaliknya,
seorang psikopat kalau dia mencuri atau melakukan korupsi, rupa-rupanya dia
berbuat demikian dengan tujuan yang sangat gelap dan sulit dapat dipahami. Berulang
kali dia mengalami bahaya dan kadang-kadang dia dengan sengaja membuang
sebegitu banyak untuk dapat memperoleh sesuatu yang sangat sepele dan tidak
berharga menurut penilaiannya sendiri dan penilaian orang lain. Dia tidak
mempergunakan dengan baik hasil yang diperolehnya. Tindakan yang kadang-kadang
dilakukan tidak untuk memperoleh keuntungan sama sekali.

Ketiga,
seorang kriminal biasanya mengelakkan kesusahan dan kesulitan bagi dirinya
sendiri sebanyak mungkin dan hanya merugikan dan menyusahkan orang lain. Tetapi
seorang psikopat, sungguh pun dia tidak peduli sama sekali akan kesedihan dan
kesusahan yang diderita orang lain biasanya dia menempatkan dirinya dalam suatu
posisi yang memalukan dan tidak mengenakkan.

Keempat, seorang
psikopat biasanya tidak melakukan pembunuhan atau kejahatan-kejahatan lain yang
segera akan dihukum dengan hukuman penjara. Sebagian besar dari perbuatan anti
sosialnya seolah-olah bertujuan merusak dirinya sendiri. Banyak dari mereka
yang menunjukkan sifat-sifat itu memang melakukan kejahatan yang berat-berat
dan kadang-kadang kejahatan yang sangat keji dan kejam tetapi bagaimanapun juga
terdapat sangat banyak yang tidak melakukannya. Kecenderungan untuk berbuat
jahat sedemikian kejqm harus dipandang sebagai pengecualian barangkali ada
faktor yang bersifat Patologis.

Baca...  Pendidikan Al-Quran Pada Generasi Milenial

Jenkin
membedakan antara seorang yang disosial dan antisosial. Seorang kriminal,
sungguh pun dia melanggar hukum berbuat kejahatan, sering royal terhadap
sesamanya dan sering dapat mengejar usaha bersama secara konsisten dengan
perasaan setia kawan. Mereka ini adalah pribadi-pribadi yang disosial.
Sedangkan yang anti sosial tidak memiliki loyalitas juga terhadap sesamanya
dalam perlawanannya terhadap masyarakat yang teratur.

Menurut
penelitian di luar negeri, mereka yang melakukan kejahatan karena psikopat
ditempatkan dalam sel-sel yang khusus untuk psikopat dan merupakan orang-orang
yang berdasarkan keputusan-keputusan Hakim diserahkan kepada negara dan kepada
mereka diberikan pengobatan Psikiatris.

Memang
dalam memutuskan perkara seorang tertuduh psikopat Hakim dihadapkan kepada
pertimbangan yang sulit. Tertuduh adalah kurang bertanggung jawab tetapi sebaliknya
masyarakat harus dilindungi dari perbuatan kriminal mereka. Mereka adalah
orang-orang yang menderita gangguan jiwa dan tidaklah sepantasnya kepada mereka
diberikan hukuman yang setimpal dengan perbuatan kejahatannya.

Di
Indonesia, pelaku psikopat yang melakukan kejahatan kriminal diberikan hukuman
yang sama beratnya dengan hukuman-hukuman penjahat lainnya. Sebabnya ialah
bahwa Indonesia belum lagi memiliki undang-undang psikopat yang memungkinkan
Hakim mengambil keputusan lain.

Dalam
hal-hal Psikopati oleh keadaan faktor dari luar :

1.     
Karena
trauma kepala. Banyak orang yang mengalami cidera di kepala menjadi Psikopati.
Pada anak-anak, anak-anak menjadi nakal, lasak, kurang berkonsentrasi. Pada
orang dewasa, cidera di kepala bisa karena kecelakaan lalu lintas.

2.     
Epilepsi.
Seorang penderita ayan dapat melakukan kejahatan-kejahatan juga membunuh.
Sesudah serangan selesai, maka padanya terdapat amnesia sempurna penderita
tidak ingat sama sekali apa yang telah terjadi dan apa yang telah diperbuatnya.
Iya tidak bertanggung jawab atas perbuatannya dan tidak dapat dihukum, sebagai
contoh putusan pengadilan Karawang tahun 1962 di mana seorang penderita
epilepsi membunuh bibinya dengan pisau dapur kemudian pengadilan memutuskannya
bebas. Epilepsi juga dapat menimbulkan psikopatisasi. Penderita menjadi seorang
yang kejam, mengganggu sekelilingnya dan menyebabkan keonaran. Sudah serangan
selesai, yang menjadi seorang anak yang baik lagi tetapi apa yang dilakukannya
ia masih ingat. Tidak ada tindakan yang dapat dilakukan selain memasukkan anak
itu ke dalam Rumah Sakit jiwa untuk diobati.

3.     
Psikopat
Agresif. Mereka ini adalah pemuda-pemuda penjahat yang inklusif yang
lupa-lupanya secara konstitional tidak sanggup untuk sebelumnya mengetahui dan
mempertimbangkan akibat perbuatannya. Kebanyakan pemuda-pemuda itu akan memukul
kepala seorang wanita tua yang hanya memiliki beberapa rupiah dalam dompetnya
dan tidak menyadari akibat perbuatannya dibandingkan dengan keuntungan yang
sedikit yang akan diperolehnya. Seringkali, tingkah laku psikopat ini
dipertunjukkan oleh anak-anak yang berasal dari rumah tangga yang berantakan
atau karena faktor keturunan penderita epilepsi.

 

2366 posts

About author
Merupakan media berbasis online (paltform digital) yang menyebarkan topik-topik tentang wawasan agama Islam, umat Islam, dinamika dunia Islam era kontemporer. Maupun membahas tentang keluarga, tokoh-tokoh agama dan dunia, dinamika masyarakat Indonesia dan warga kemanusiaan universal.
Articles
Related posts
Pendidikan

Rendahnya Minat Baca Generasi Milenial

2 Mins read
Tak bisa dipungkiri bahwa generasi milenial memiliki minat baca yang sangat rendah; namun, mereka memiliki minat yang sangat besar dalam membaca media…
Pendidikan

Membongkar Mitos: Apakah Gelar Sarjana Masih Relevan di Era Digital ?

3 Mins read
Di tengah arus perubahan yang dipicu oleh revolusi digital, pandangan masyarakat terhadap pendidikan formal mulai bergeser. Gelar sarjana yang dulu dianggap sebagai…
Pendidikan

Urgensitas Pendekatan Bimbingan Konseling Pada Anak dan Remaja

2 Mins read
Urgensitas pendekatan bimbingan konseling pada anak dan remaja. Individu atau manusia itu sendiri pada hakikatnya merupakan makhluk yang berpikir (homo sapiens) dan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights