Penulis: Dea Saputri NIM: 12201118, Mahasiswa IAIN Pontianak Program Studi Pendidikan Agama Islam
Seiring berkembangnya zaman termasuk teknologi untuk melaksanakan pembelajaran, bermacam cara dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berkualitas.
Menurut Magdalena dkk 2020, dalam buku (Lestari, 2013) menyatakan sesungguhnya bahan ajar merupakan seperangkat sarana dan alat pembelajaran yang meliputi, materi pembelajaran, metode, batasan-batasan dan cara untuk mengevaluasi yang dibuat secara teratur dan sistematis serta menarik dalam mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu tercapainya kompetensi dan subkompetensi dengan segala kompleksitasnya.
Buku ini juga menuliskan bahwa dalam membuat bahan ajar memang sangat banyak memerlukan buku-buku untuk dijadikan acuan yang dilihat dan diperluas lagi dengan gaya sendiri yang harus lebih menarik dan tetap pada tujuan yang diharapkan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran, antara lain sebagai berikut: (Ina Magdalena dkk., “Analisa Pengembangan Bahan Ajar” 2, 2020).
Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah tuntunan juga sasaran yang dicapai dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Berhasilnya capaian dalam tujuan pembelajaran mempunyai arti yang sama dengan keberhasilan kegiatan belajar di kelas.
Rumusan dalam tujuan pembelajaran juga akan berpengaruh pada kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru dan secara langsung mempengaruhi proses belajar siswa. Jika dalam proses kegiatan belajar yang diterapkan guru mempunyai interaksi yang berlawanan, maka berkemungkinan besar tujuan pembelajaran dan hasil belajar tidak dapat dicapai dengan baik. (“Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kualitas Pembelajaran,” Kejarpena, 19 Desember 2022, https://blog.kejarcita.id/faktor-faktor-yang-memengaruhi-kualitas-pembelajaran/. )
Tujuan pembelajaran Qur’an Hadis dapat diartikan sebagai kualifikasi yang harus ada pada peserta didik setelah selesai dalam kegiatan pembelajaran Qur’an Hadis dalam sebuah lembaga pendidikan.
Fungsi dari mata pelajaran Alqur’an Hadis yaitu, untuk pengembangan diri melalui meningkatkan ketakwaan dan keimanan siswa, agar siswa dapat meyakini kebenaran ajaran Islam mulai dari lingkungan keluarga hingga masyarakat.
Sebagai tindakan pencegahan untuk melakukan hal-hal negatif dari lingkungan atau budaya lain yang bisa membahayakan diri siswa serta menghambat siswa berkembang menjadi manusia seutuhnya yang bertaqwa kepada Allah, juga sebagai bentuk pembiasaan untuk menerapkan nilai-nilai dari Alqur’an dan Hadis sebagai pedoman hidup siswa dalam kehidupannya. (Sayekti, 2022).
Guru komponen yang berperan penting dalam penerapan strategi pembelajaran salah satunya guru. Dapat dikatakan keberhasilan dalam menerapkan suatu strategi pembelajaran bergantung pada skill guru dalam menggunakan metode belajar, teknik belajar dan teknik dalam proses kegiatan pembelajaran.
Dengan demikian berjalan baik atau tidaknya proses kegiatan pembelajaran ditentukan oleh guru. Oleh sebab itu, berhasilnya suatu kegiatan belajar sangat ditentukan oleh kualitas dan kemampuan guru. (Meilina, 2022).
Demikian halnya dengan kemampuan atau keahlian guru dalam membaca Alqur’an sangat diperlukan, karena dalam proses mengajarkan Alqur’an tidak boleh sembarangan. Beberapa karakteristik yang harus ada pada guru untuk mengajar Alqur’an diantaranya, bertingkah laku dengan akhlak terpuji sesuai dengan Alqur’an, berperilaku ikhlas, memahami hukum tajwid, serta mendorong siswa untuk giat dalam belajar, membaca dan menghafal Alqur’an. (Natsir dkk, hal-157, 2022).
Kegiatan pembelajaran pada proses kegiatan belajar, pendekatan yang dilakukan guru akan memunculkan reaksi yang beragam dari siswa. Hal ini juga bagian dari metode belajar, pendekatan yang dilakukan dapat berupa individu dan kelompok, pendekatan individual yang dimaksud adalah bagian dari usaha guru memahami siswa dari kesamaan dan perbedaan yang ada pada diri siswa.
Sedangkan pendekatan kelompok adalah usaha guru untuk memahami siswa sebagai makhluk sosial, dengan tingkat keberhasilan proses kegiatan belajar yang belum tentu sama. Jika perpaduan pendekatan ini berhasil maka akan menghasilkan kegiatan pembelajaran yang maksimal. Karena tingkat keberhasilan dalam proses kegiatan belajar dapat menentukan kualitas hasil belajar siswa. (Meilina, 2022).
Adapun integratif yang merupakan model pendekatan dalam pembelajaran yang mengaitkan beberapa aspek antar mata pelajaran yang diintegrasikan. Pada hakikatnya model pembelajaran integratif adalah suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individu maupun kelompok untuk aktif
mencari, menggali dan menemukan konsep keilmuan secara holistik. Menurut Fauzan, model pembelajaran integratif dalah memadukan pokok bahasan dalam mata pelajaran tertentu dengan nilai-nilai keimanan dan taqwa kepada Allah yang Maha Esa. (Achmad, hal-264, 2019).
Jika bahan ajar yang berkualitas dan guru yang piawai dalam mengajar dapat dipadukan dengan maksimal, maka akan tercapai dengan baik tujuan dari pembelajaran yang sesungguhnya. Karena dalam hal ini guru sebagai ujung tombak dalam dunia pendidikan serta bahan ajar yang berkualitas yang termasuk bagian terpenting dalam ketercapaiannya tujuan pembelajaran.
Daftar Pustaka
Achmad, “Pengembangan Pembelajaran Materi Quran Hadis Integratif-Inklusif di Madrasah Aliyah”, 9 (2019).
Kejarpena. “Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kualitas Pembelajaran,” 19 Desember 2022. https://blog.kejarcita.id/faktor-faktor-yang-memengaruhi-kualitas- pembelajaran/.
Magdalena, Ina, Riana Okta Prabandani, Emilia Septia Rini, Maulidia Ayu Fitriani, dan Amelia Agdira Putri. “Analisa Pengembangan Bahan Ajar” 2 (2020).
Natsir dkk, “Upaya Guru Al-Qur’an Hadis Dalam Meningkatkan Kemampuan Baca Alqur’an Peserta Didik MA Balongrejo Sumobito Jombang”, 6(2022).
Sayekti,” Hambatan Dan Tantangan Pembelajaran Alqur’an Hadis di MTsN 1 Gunung Kidul”, 9 (2022).
Editor: Adis Setiawan