Penulis: Januari, Mahasiswa IAIN Pontianak
Lingkungan sekolah sangat berperan dalam meningkatkan pola pikir anak, karena kelengkapan sarana dan prasarana dalam belajar serta kondisi lingkungan yang sangat penting guna mendukung terciptanya lingkungan belajar yang menyenangkan.
Pendidikan sekolah, biasanya disebut sebagai pendidikan formal karena ia adalah pendidikan yang mempunyai dasar, tujuan, isi, metode, alat-alatnya disusun secara eksplisit, sistematis dan distandarisasikan (Ahmad kadir 2012: 163).
Ada dua hal yang menghubungkan lingkungan dan literasi membaca, yaitu karena dirumah dasar-dasar literasi mulai terbentuk, dan dari rumah pula sumber-sumber yang dapat mendukung aktifitas literasi yang disediakan. Sementara, pembelajaran disekolah menjadi penting dan menentukan dalam mendukung prestasi membaca siswa (Bahru hayat dan suhendra yusuf 2010 :113).
Upaya sekolah dalam memfasilitasi tugas-tugas perkembangan siswa, akan berjalan dengan baik apabila disekolah tersebut telah tercipta iklim atau atmosfir sehat atau efektif, baik menyangkut aspek manajemennya, maupun profesionalisme para personelnya (syamsu Yusuf 2012 55).
Alqur’an merupakan firman Allah SWT yang diwahyukan kepada nabi Muhammad melalui malaikat Jibril sebagai kitab suci yang wajib dibaca, dipelajari, dan merupakan ajaran-ajaran wahyu terbaik. Alqur’an adalah sebaik-baiknya bacaan bagi orang mukmin.
Ditegaskan pula dalam Alqur’an Surat Asy-Syura[26]: (192-193):
وَاِنَّهٗ لَتَنْزِيْلُ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۗ 192.
And indeed, this (Alqur’an) was truly sent down by the Lord of all the worlds,
نَزَلَ بِهِ الرُّوْحُ الْاَمِيْنُ ۙ 193.
Who was brought down by ar-Ruh al-Amin (Jibril),
Artinya :’’Dan Sesungguhnya Alqur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril).’’ QS. Asy-Syua’ra {26} : (192-193)
Begitu banyak keutamaan sebuah Alqur’an sehingga tiada bacaan seperti Alqur’an yang diatur tata cara membacanya, mana yang dipendekkan, dipanjangkan, dipertebal, atau diperhalus ucapannya, dimana tempat yang terlarang atau tidak boleh, atau harus memulai dan berhenti, bahkan iramanya, sampai kepada etika membacanya.
Oleh sebab itu, perlu sekali adanya pembelajaran Alquran agar dapat membaca dan memahaminya dengan tepat. Pembelajaran Alqur’an merupakan salah satu pembelajaran yang menghususkan pada pengkajian terhadap materi-materi sekaligus mengaplikasikan cara baca Alqur’an sesuai dengan ilmu Tajwid.
Untuk menyiapkan peserta didik dalam membaca dan menulis Alqur’an melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan dengan memperhatikan kebutuhan siswa akan pentingnya belajar membaca dan menulis Alqur’an agar dapat menyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan Alqur’an sebagai Kitab suci agama lain.
Dengan adanya pembelajaran Alqur’an diharapkan dapat membantu peserta didik yang belum atau kurang dalam penguasaan membaca dan menulis Alqur’an agar dapat membaca dan menulis Alqur’an menjadi lebih baik serta menghilangkan kesenjangan diantara peserta didik dalam hal penguasaan belajar Alqur’an. Perlu diketahui pengajaran Alqur’an merupakan ibadah seoarang hamba yang paling utama (Wahyudi 2017 :14).
Islamuddin (2003:23) dalam bukunya psikologi pendidikan menjelaskan bahwa kemampuan belajar membaca Alqur’an setiap anak didik dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang bersifat internal maupun external. Adapun faktor-faktor tersebut yaitu:
a. Faktor internal Yang dimaksud faktor internal ialah faktor yang berasal dari dalam diri sendiri, faktor ini dibagi menjadi dua bagian:
1. Faktor jasmani, keadaan jasmani pada umumnya sangat mempengaruhi aktifitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang kurang sehat akan mempengaruhi aktifitas belajar secara langsung.
2. Faktor psikologis, selama berlangsungnya proses belajar fungsi psikologis pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama panca indra. Panca indra yang baik akan mempengaruhi aktifitas belajar dengan baik pula. Dalam proses belajar, merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima ditangkap oleh manusia.
b. Faktor Ekternal Adapun faktor ekternal dibagi menjadi tiga bagian yaitu sebagai berikut:
1. Faktor keluarga, faktor ini sangat memengaruhi kegiatan belajar, misalnya: tidak memperhatikan sama sekali akan kebutuhan anaknya, kurangnya kasih sayang dan perhatian orang tua, dan suasana rumah tangga yang sering terjadi ketidakharmonisan, semua itu dapat memberi dampak baik maupun buruk terhadap aktifitas belajar.
2. Faktor lingkungan masyarakat, kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan mempengaruhi belajar siswa. Faktor ini, tidak hanya sebatas tempat tinggal, tapi bisa juga dari kondisi lembaga, sarana prasana dll
3. Keadaan ekonomi kelaurga, erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenui kebutuhan pokoknya, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti meja belajar, kursi dan lain sebagainya.
Referensi
Ahmad Kadir et.al. 2012 Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: kencana.
Bahru Hayat dan Suhendra Yusuf. 2010
Benchmark internasional mutu pendidikan, Jakarta: PT bumi Aksara.
Syamsu Yusuf. 2012 Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wahyudi, Rofiul. 2017. Metode cepat hafal Al-Qur’an saat sibuk kuliah. Yogyakarta: Semesta Hikmah.
Islamuddin, Haryu. 2003. Psikologi pendidikan. Yogyakarta: Rosdakarya.
Editor: Adis Setiawan