Pendidikan

Pendidikan Agama Islam Untuk Generasi Milenial: Strategi Pengajaran dan Metode Pembelajaran yang Efektif

14 Mins read

Pendidikan agama Islam untuk generasi milenial, strategi pengajaran dan metode pembelajaran yang efektif. Pendidikan agama Islam adalah suatu cara agar suatu pembinaan untuk generasi milenial, sebagai pengembangan kompetensi manusia, agar tujuan kehadiran manusia sebagai hamba Allah, sekaligus tugas khalifah Allah agar tercapai sebaik mungkin dengan pendidikan agama Islam.

Generasi Islam milenial merupakan suatu generasi paling depan dengan segala faktor permasalahannya, karena kecanggihan teknologi yang menjadi permasalahan hingga saat ini. Pelatihan juga sangat penting bagi guru pendidiikan agama Islam agar mudah memahami strategi-strategi baru inovatif untuk memberikan pembelajaran yang lebih baik kepada Gen Z.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sudah tentu mempengaruhi para generasi zaman sekarang tentu dengan adanya beberapa karakteristik yang ada pada generasi zaman sekarang dalam mengakses dan menerima segala informasi yang ada.

Jika di bandingkan dengan generasi di atasnya generasi muslim milenial ini dalam dunia pendidikan sering cenderung dengan melihat hasil dari pada sebuah proses saat melakukan sesuatu.

Tentunya semua hal ini bisa di banding dengan terbalik atau di balik dengan menggunakan strategi pengajaran langsung dari guru pendidikan agama Islam. Tentunya akan di ajarkan dengan mengikuti pedoman umat muslim yaitu Alqur’an dan hadis.

Strategi pembelajaran yang efektif dapat di terapkan di dalam dunia pendidikan agama Islam dengan menggunakan langkah-langkah yang telah di rencanakan oleh seorang pendidik untuk proses pembelajaran agar terciptanya suatu proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Untuk mempermudah suatu proses pembelajaran tentu juga menggunakan metode pembelajaran.

Desi Pristiwanti dkk (2022) dalam jurnal yang berjudul “Pengertian pendidikan.” Mereka mendefinisikan pengertian pendidikan dalam dua lingkup yakni pengertian pendidikan dalam arti sempit dan pengertian pendidikan dalam arti luas.

Dalam artian luas pendidikan ini di artikan adalah hidup. Yang di mana bentuk pendidikan ini ialah segala pengetahuan tentang belajar mengajar yang selalu terjadi pada sepanjang hidup dari semua tempat yang bernilai positif pada setiap perkembaangan, pertumbuhan dari segala makhluk hidup.

Pendidikan juga di artikan dalam artian sempit yakni adalah suatu persekolahan, yang di mana di dalamnya terdapat siswa sebagai peserta didik yang berada di sekolah, dan juga mahasiswa yang berada di suatu universita, kampus atau perguruan tinggi (sekolah formal).

Mahmudi (2019) dalam penelitian yang berjudul “Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Islam Tinjauan Epistemologi, Isi, dan Materi”. Pendidikan agama Islam, dari penelitian Mahmudi dapat di simpulkan bahwasanya pendidikan agama Islam ini tidak bisa di pisahkan dari yang namanya pendidikan agama Islam yang di mana segala sumber dan konten nya berasal dari pendidikan agama Islam sehingga berkeseimbangan dan terus berlanjut, artinya pendidikan agama Islam ini akan terus berlanjut lalu bekerja sama dengan serasi.

Erline T. V. Timpal (2021) berdasarkan hasil penelitiannya yang berjudul “Strategi Camat dalam Meningkatkan Perangkat Desa di Bidang Teknologi Informasi di Kecamatan Ratahan Timur Kabupaten Minahasa Tenggara.”

Mengutip dari Iman Mulyana (2010:45) strategi pembelajaran ada empat unsur yakni: kapabilitas atau kemampuan dan keterampilan dalam melakukan strategi pembelajaran, prasarana, tujuan serta lingkungan. Kemudian strategi ini tidak bisa jika harus di pisahkan dari suatu struktur seperti pola tingkah laku atau suatu budaya.

Kemudian Erlin berhasil mengemukakan beberapa pendapat para ahli sebagaimana yang di kutip dari Marrus (2022) Strategi yang berasal dari kata “strategos” yang di mana di dalam bahasa Yunani strategi ini di artikan sebagai tantara atau penimpin.

Strategi dapat di artikan adalah proses atau untuk penentuan suatu rencana, penyusunan, para ketua, leader, atau pemimpin untuk mencapai suatu tujuan yang ingin di capai.

Alifika Ikhratul Jannah (2023) skripsi yang berjudul “Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Pontianak.” Beliau mengutip dari Triantono (2012:52) secara etimologi metode yaitu “metha” yang artinya adalah suatu taktik atau sebuah pendekatan dan “Hodos” yang di mana di sini beliau mengungkapkan bahwasanya hodos adalah suatu jalan atau sebuah cara.

Nuraiha (2020) dari hasil penelitiannya yang berjudul” Pelaksanaan Metode Pengajaran Variatif Pada Pembelajaran Alqur’an MAN 1 Tanjung Jabur Timur Kabupaten Tanjab Timur.”

Metode ialah cara yang di pakai untuk merencanakan suatu pembelajaran agar tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif, metode pembelajaran ialah cara penyajian yang di pakai atau di kuasai oleh pendidik agar tercapainya suatu pembelajaran di kelas baik secara per-orang ataupun berkelompok, agar mudah di pahami oleh peserta didik dan mudah di serap, serta peserta didik dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

H. M. Jufri Dolong (2016) pengajaran ialah suatu yang sangat penting bagi manusia. Yang di mana banyak sekali nilai-nilai diri manusia dan faktor-faktor manusia di dalamnya, kemudian mengapa di katakana sangat penting?

Karena pengajaran itu adalah segala usaha-usaha untuk membuat manusia agar menjadi lebih baik, namun jika ada kegagalan dalam pengajaran itu dapat merusak pada generasi masyarakat di sekitar dan keseluruhan. H. M. Jufri Dolong mengutip dari Degeng, pengajaran di artikan ialah membelajarkan peserta didik, dengan memberikan pengajaran.

Titik Tri Prastawanti dkk (2023) dari hasil penelitiannya yang berjudul “Peran Manajemen Pembelajaran dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penggunaan Alat Peraga Sederhana.” Dapat di simpulkan bahwa pembelajaran adalah kegiatan-kegiatan yang di berikan oleh guru dan di terima oleh peserta didik, artinya pembelajaran ini saling berkaitan, dan juga saling mempengaruhi agar mencapai ke tujuan pembelajaran yang baik.

Pendidikan Agama Islam Untuk Generasi Milenial

Berdasarkan kajian dari artikel Syarif Hidayatullah dkk, bahwa yang di mana beliau mendapatkan beberapa karakteristik dari generasi di era sekarang (Generasi Milenial), dari hasil literaturnya mereka mengungkapkan bahwasanya macam-macam karakteristik generasi milenial di era sekarang.

Terdapat sembilan karakteristik bagi generasi milenial pada era digitalisasi yaitu, generari digitalisasi ini lebih mempercayai UGC dari pada informasi-informasi satu arah, generasi milenial juga lebih memilih HP di bandingkan dengan TV, semua mempunyai media sosial, lebih suka membaca melalui teknologi di bandingkan membaca langsung dari buku, generasi milenial lebih memilih berinteraksi melalui teknologi, generasi milenial lebih mengetahui media sosial dan teknologi dari pada ketua orang tua-nya, generasi ini cendrung ke teknologi dan juga informasi, kemudian generasi milenial itu lebih malas untuk melakukan segala sesuatu secara langsung.

Milenial Lebih Percaya (UGC)

Berdasarkan Kajian dari artikel jurnal Herman Purba dan Irwansyah UGC atau User Generated Contend di artiken sebagai media sosial atau teknologi informasi yang sangat mendukung berbagai konten yang di buat oleh para pengguna media sosial khususnya UGC, yang dimana dapat di pahami bahwasanya teknologi yang bernama User Generated Contend UGC ini ialah sejenis teknologi website, yang di mana berbentuk seperti foto, video dan berbagainya.

Baca...  Hambatan dalam Pendidikan Alqur'an dan Hadis: Analisis dan Solusi

Berdasarkan kajian Analia Rosyadi Putri gaya belajar anak di zaman sekarang berbasis media yakni, media visual, media audio, media audio visual yang di mana dapat di kartikan sebagai basis dari segala bakat dan ke pribadian diri seseorang. Hal ini di sebab kan oleh teknologi yang sudah menjadi prioritas dalam kehidupan pada zaman sekarang sehingga menyebabkan banyaknya perbedaan pada gaya-gaya belajar peserta didik khususnya kalangan mahasiswa maupun kalangan SMA.

Berdasarkan Kajian Matheus Suprianto Rumetna, teknologi tidak sepenuhnya bermanfaat. Teknologi tetap memiliki sifat positif dan negatifnya artinya teknologi juga ada baik dan ada buruknya.

Berdasarkan kajian dari artikel Anita Peronika banyak hal yang perlu di perhatikan dalam menghadapi generasi milenial apalagi bagi seorang pendidikan agama islam, Anita mengungkapkan bahwasanya dalam menghadapi generasi milenial tentunya pendidikan agama islam harus memiliki potensi untuk menghadapi segala tantangannya, pendidikan agama islam pada saat ini tentunya memiliki sifat positif dan juga memiliki sifat negative, apalagi berhadapan dengan zaman sekarang yang di mana semuanya bergantung pada teknologi yang maju pada zaman ini.

Beradasarkan Kajian dari Jurnal Mulyadi dkk Pentingnya Pendidikan Agama Islam untuk mendidik karakter kepada peserta didiknya, namun tidak hanya berlaku untuk kalangan Sekolah Menegah Atas namun pendidikan karakter ini tentunya sudah ada pada saat sejak ia sekolah, hal ini terdapat dorongan dari masyarakat dan juga dari lingkungan pendidikan yang menjadi suatu sebab akibat pentingnya pendidikan karakter di dalam suatu dunia pendidikan, agama Islam sangat berpengaruh untuk pembentukan karakter baik bangsa maupun negara dengan menggunakan materi Akidah akhlak.

Cara yang dapat bisa di gunakan dalam ruang pendidikan Agama Islam ialah dengan cara memberi ruang untuk kalangan mahasiswa melakukan legiatan yang berhubungan dengan Agama agar menjadi langkah-langkah awalnya sehingga menjadikan suatu keterbiasaan.

Hal yang sangat perlu di perhatikan dalam pendidikan agama islam ini untuk generasi milenial ialah tentunya mengambil point-point positif dalam penggunaan media sosial tentunya guru akan menjelaskan beberapa point penting yang harus di terapkan ketika menggunakan teknologi, seperti menggunakan aplikasi ruang guru untuk ketercapaian sebuah pembelajaran dan untuk menambah pengetahuan bagi peserta didik.

Pendidikan agama Islam sangat berperan penting bagi generasi milenial khusunya yang ber-agama Islam dengan persiapan dengan cara: Guru Pendidikan Agama Islam memberikan perhatian pendidikan islam untuk menerapkan materi dari segi krakter.

Berdasarkan kajian dari jurnal Yusuf Durrachman dkk, dalam pendidikan karakter Pembelajaran agama islam sangat membantu pembentukan karakter seseorang agar selalu bertaqwa, beriman, dan juga membentuk akhlak yang mulia dalam bermoral dan juga ber-etika.

Penerapan Pendidikan Agama Islam di Era Milenial

Berdasarkan kajian artikel dari Raditya Wibowo dkk perencanaan dan kebijakan harus di susun secara sistematis. Terdapat nilai-nilai yang terkandung terhadap penerapan pendidikan agama Islam untuk generasi milenial yang tentunya sudah terdaftar dalam dunia pendidikan, sebagai seorang guru pendidikan agama Islam harus memperhatikan segala aspek- aspek yang akan di laksanakan dalam proses pembelajaran yakni:

Guru pendidikan agama Islam harus memberikan pengaruh baik kepada generasi milenial agar menjadi hamba-hamba Allah yang hanya mengabdi kepadanya, mendidik peserta didik dengan berpatokan kepada Alqur’an dan Hadis.

Berdasarkan kajian jurnal Wiwik Indriani dkk, era milenial untuk berhati-hati segala tantangan yang ada pada era milenial ini, sebaiknya pendidikan agama Islam harus di realisasikan atau di kembangkan dengan cara sebagai berikut:

a. Dalam menata kehidupan agar menjadi lebih baik, pendidikan Islam tidak hanya di berlakukan di sekolah formal saja, namun juga perlu di terapkan di sekolah non-formal agar berlandaskan nilai-nilai Keislaman.

b. Mengembangkan suatu pendidikan agama Islam dengan cara melenyapkan suatu kelompok yang saling bertentangan antara suatu ilmu dengan keagamaan.

c. Memberdayakan potensi-pontensi antar umat sesuai kebutuhan masing-masing masyarakat yang memiliki pemahaman tinggi atas ilmu agama menjadi panduan dari pendidikan agama Islam. Dari ketiga unsur di atas dapat menjadikan peluang besar terhadap pendidikan agama Islam untuk mendapatkan unsur dari nilai-nilai Keislamannya.

Strategi Pengajaran Pendidikan Agama Islam

Berdasarkan kajian dari Jurnal Diah Rahmasari, strategi pembelajaran yang di rancang oleh guru PAI untuk ketercapaian suatu pembelajaran yang relevan, efektif, efisien. Berdasarkan kajian ini, beberapa strategi pengajaran untuk belajar mengajar untuk meningkatkan dari berbagai minat dan juga bakat seorang peserta didik di dalam ruangan kelas.

Berdasarkan kajian dari jurnal Nurdin Zubari, sebagai seorang guru atau seorang pendidik atau juga seorang pengajar adalah kepribadiannya sebagai pengajar, seorang guru tidak hanya berperan sebagai pengajar atau pendidik, karena pekerjaan seorang guru tidaklah hanya mengajar sesorang supaya menjadi tahu, tetapi seorang pendidik juga melatih setiap keterampilan dan juga sikap terdidik, bagi seorang guru PAI, tentunya juga memberikan akhlak yang baik kepada peserta didik yang di mana guru itu adalah menjadi orang tua kedua bagi peserta didiknya.

Strategi pengajaran guru untuk generasi milenial berdasarkan kajian dari jurnal Ahmad Daud, dalam penemuannya ada berbagai macam strategi yang perlu di lakukan oleh guru PAI di kelas untuk generasi zaman sekarang khusunya generasi milenial.

1. Model pengajaran dengan cara di bimbing

Mengingat karena generasi sekarang banyak yang tidak menyukai pembelajaran seperti membaca dan juga menyimak. Dan para generasi zaman sekarang lebih suka observasi atau praktikum, karena mereka pasti memiliki kemampuan dalam hal tersebut, mengakses informasi dan juga materi-materi pembelajaran.

Namun sebagai seorang guru kita harus memperhatikan posisi peserta didik tersebut, karena kebanyakan generasi sekarang tidak dapat menganalisi isi berita atau informasi yang telah di temukannya tanpa ia pahami terlebih dahulu. Maka sebagai guru PAI perlu memberikan suatu bimbingan serta mengarahkan terhadap info-info yang di temukan mereka.

2. Pembelajaran berbasis visual sehingga menyenangkan

Generasi-generasi sekarang lebih mengutamakan pada perkembangan aspek-aspek visual, maka guru harus memberikan pembelajaran yang berbentuk visual

3. Memaksimalkan pengajaran dengan sebuah aplikasi media sosial.

Melihat generasi sekarang tidak lepas dari media sosial yang di mana semua memiliki akun sosial media, maka dari itu guru harus melihat tingkatan interaksi antara peserta didik atau generasi milenial, guru dapat menerapkan aplikasi google classroom, learning, googlemeet dan aplikasi yang berhubungan dengan proses pembelajaran yang menyenangkan.

Pada zaman sekarang para pendidik sangat harus memperhatikan strategi pengajaran dari kalangan anak-anak hingga generasi milenial karena mereka akan menjadi penerus bangsa. Tujuan terciptanya strategi pembelajaran yakni untuk mengkondisikan peserta didik apalagi sebagai seorang guru PAI.

Baca...  Generasi Muda Moral Terancam? Guru PAI Punya Solusinya!

Ahmad Daud mengatakan bahwasanya ada lima strategi yang di kembangkan oleh para ahli-ahli sebelumnya yang di mana sering di sebut dengan REACAT yaitu:

1. Realiting: pengajaran dan pembelajaran harus berkaitan dengan kenyataan

2. Experiencing: pengajaran harus memiliki ketentuan pada, penemuan, keterciptaan dan penggalian.

3. Transfesering: Pengajaran dan pembelajaran memanfaatkan segala pengetahuan.

Metode Pembelajaran yang Efektif Untuk Pendidikan Agama Islam

Berdasarkan kajian dari jurnal Reno Anugerah Pratama dkk, metode pembelajaran dapat di gunakan serta di terapkan dalam suaru proses pemebalajaran, namun tidak hanya di dalam pendidikan agama Islam tetapi juga di gunakan dalam setiap proses pembelajaran.

Namun metode-metode yang sering di lakukan oleh guru pendidikan agama Islam itu adalah metode seperti, ceramah, berdiskusi serta tanya jawab kemudian guru dapat menggunakan metode tersebut dengan menyesuaikan pada materi pembelajaran agar terbentuknya pembelajaran yang efektif.

Di setiap metode pembelajaran tentu sudah memiliki langkah masing-masing misalnya, memulai kegiatan pembelajaran dengan membuka dengan kegiatan pendahuluan lalu kegiatan inti yaitu dalam kegiatan inti ini guru menyampaikan materi sesuai pembelajaran, kemudian kegiatan menutup proses pembelajaran biasanya guru memberikan motivasi dan berdoa bersama.

Ketika sedang melakukan metode seperti diskusi hal yang perlu di lakukan seorang pendidik ialah menyesuaikan langkah-langkah pembelajaran-nya, begitu juga seperti metode tanya jawab.

Tentu guru juga harus menyesuaikan setiap langkah-langkah pembelajaran di mulai dari kesiapan peserta didik untuk proses pembelajaran agar berfokus pada satu tujuan yaitu berfokus kepada materi yang akan di pelajari atau di bahas, guru juga harus bisa mengusai materi dan memberikan pemahaman yang baik bagi peserta didik sehingga bisa membuat peserta didik aktif, sehingga peserta didik akan melakukan tanya jawab terhadap materi yang telah di bahas pada saat proses pembelajaran.

Berdasarkan literatur jurnal Heru Setiawan dkk, metode pada proses pembelajaran pada pendidikan agama Islam khususnya, tentunya harus dengan cara yang efektif dan juga efisien baik dalam penyampaian materi serta menerapkan metode pembelajaran di pendidikan agama Islam, apalagi mengajarkan tentang agama Islam, efektif ialah pembelajaran yang mudah di pahami secara sempurna artinya pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang berpengaruh serta berfungsi untuk peserta didik.

Konsep Metode Pembelajaran

Metode Ceramah

Berdasarkan kajian jurnal dari Syah Raini Tambak, ceramah adalah cara penyampaian atau penerangan yang di sampaikan secara lisan oleh guru pendidikan agama Islam kepada murid-muridnya yang berada di kelas.

Berdasarkan kajian dari jurnal Muhammad Zakir, terdapat kelemahan dan keunggulan dalam metode ceramah yang telah di paparkan oleh guru pendidikan agama Islam di dalam kelas.

Keunggulan metode cermah yaitu:

1. Waktu yang sangat banyak dan dapat memaparkan materi sebanyak-banyaknya.

2. Dapat mengkondisikan kelas sehingga mempermudah metode ceramah.

3. Guru dapat mengendalikan situasi pada ruangan kelas.

4. Guru bisa berbicara santai dengan efektif.

Kelemahan Pada Metode Ceramah:

Berdasarkan hasil kajian dari jurnal Yolanda Ruliandika dkk, mereka mengutip dari (Hamdani, 20011:279) kelemahan pada metode ceramah ialah:

1. Guru tidak dapat mengukur suatu keberhasilan peserta didik.

2. Sulit mengukur perhatian dan motivasi peserta didik.

3. Materi tidak bisa berfokus.

4. Guru sering membicarakan point yang terkadang bukan dari pembahasan.

Metode Diskusi

Berdasarkan kajian dari jurnal Taufiq Ziaul Haq, jika hanya melibatkan satu orang itu bukan di maksud dengan diskusi, diskusi yang di maksud ialah lebih dari satu orang yang di mana berarti dua orang atau lebih, biasanya diskusi di lakukan secara berkelompok, tergantung dari kondisi ruang kelas beserta kondisi peserta didik, lalu mereka saling bertukar pendapat dan berinteraksi dari anggota sat uke anggota lainnya saling bertukar pendapat dan menukar informasi, sehingga membentuk sebuah keputusan secara bersama.

Berdasarkan kajian dari jurnal Nurul Afiefah guru sangat berperan dalam metode diskusi dengan cara menyiapkan bahan-bahan atau materi pembahasan yang akan di diskusikan, guru juga harus menerapkan metode-metode dari segi diskusi yang akan di bahas baik diskusi kelas ataupun diskusi perkelompok.

Guru berperan dengan cara mengomentari pendapat peserta didik (anggota yang berdiskusi), guru juga bisa menjadi anggota diskusi untuk mengajukan pendapat, lalu sebagai pendidik harus memeberikan banyak kesempatan untuk anggota diskusinya untuk menyampaikan ide (pendapat), berfikir lalu kemudian ber-argumen untuk menyampaikan ide-ide.

Setelah diskusi berakhir peran guru dalam metode diskusi ialah menyimpulkan serta menjelaskan ulang apa yang telah di bahas dalam diskusi untuk mengemukan kesimpulan. Dari jurnal Nurul Afiefah ini dapat di simpulkan peran guru dalam melaksanakan perdiskusian ini adalah: memberi pendapat dengan cara langsung, guru harus mendengar pendapat dari peserta didik tanpa memandang lebih dan kurangnya, memberi respon, menyimpulkan, memotivasi, mengembangkan.

Berdasarkan kajian dari jurnal Yanti Fitriyah, terdapat kelebihan dan kekurangan di dalam metode-metode diskusi dalam pendidikan agama Islam, kelebihan dalam metode diskusi ialah dapat memperluas suatu pengetahuan bagi seorang peserta didik, memperluas suatu wawasan bagi peserta didik, namun metode diskusi tidak hanya menguntungkan bagi peserta didik saja, namun juga untuk kalangan mahasiswa karena dapat meningkatkan semangat dan intelektual, diskusi yang bisa di pergunakan oleh guru pendidikan agama islam saat proses pembelajaran di dunia pendidikan ialah metode diskusi.

Berdasarkan kajian dari artikel jurnal Alamsyah dkk, terdapat kekurangan di dalam metode diskusi pada pendidikan agama Islam, jika melakukan diskusi tentunya di dalam berdiskusi tidak memakan waktu sedikit tentunya akan memerlukan waktu yang lama karena diskusi pasti membutuhkan waktu yang secukup-cukupnya, di perlukan tenaga pendidik yang pandai dalam melakukan proses perdiskusian, jika guru tidak terampil maka kemungkinan diskusinya bisa gagal, perlu membuat aturan yang sebaik mungkin saat membagikan kelompok diskusi, adanya peserta didik yang kurang percaya diri sehingga mengalami kesulitan saat berdiskusi, sulit menerapkan metode diskusi jika di laksanakan di kelas peserta didik.

Metode Tanya Jawab

Berdasarkan kajian dari jurnal Fathony, metode tanya jawab ialah salah satu bentuk komunikasi antara guru dengan murid, murid dengan guru, yang di mana komunikasinya ialah guru bertanya dengan siswa lalu siswa bertanya dengan guru, siswa menjawab, guru bertanya, guru bertanya siswa menjawab.

Dengan diskusi tanya jawab akan nampaknya hubungan timbal balik antar pendidik dengan peserta didik. Pada saat diskusi tanya jawab guru di harapkan mampu menguasai materi dan mampu untuk menjawab sebagai bentuk dari ke profesionalan oleh seorang guru, kemudian guru juga harus memberikan pertanyaan yang sesuai sehingga menarik perhatian peserta didik.

Baca...  Rendahnya Minat Baca Generasi Milenial

Berdasarkan kajian dari jurnal Dewi Wulandari, kelebihan dari metode tanya jawab:

1. Pertanyaan bisa membuat dan menarik perhatian peserta didik.

2. Melatih peserta didik untuk berfikir kritis serta mengasah segala kemampuan yang ada dalam diri peserta didik.

3. Membuat peserta didik menjadi berani dan percaya diri untuk menampilkan dirinya dalam menjawabkan pertanyaan serta menyalurkan pendapat.

Berdasarkan kajian dari jurnal Mustabsyirah dkk, kekurangan dari metode tanya jawab ialah:

1. Peserta didik bahkan ada yang tidak percaya diri sehingga tidak berani unruk berbicara di depan teman-teman kelasnya.

2. Peserta didik tidak bisa memberikan pertanyaan dengan sesuai materi pembahasan.

Referensi

Afiefah, Nurul. “PEMBELAJARAN DENGAN METODE DISKUSI KELAS.” Jurnal Tarrbawiyah 11, no. 1 (2014): 56.

Alamsyah, Alamsyah, Nur Fridayasha, dan Riska Angelina. “IMPLEMENTASI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISKUSI PADA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN JUMLAH PESERTA DIDIK YANG SEDIKIT DI SDN 107411 LAU REMPAK.” Jurnal Bilqolam Pendidikan Islam 4, no. 1 (30 Juni 2023): 12. https://doi.org/10.51672/jbpi.v4i1.152.

AlHadjrath, Elza Rahilla, dan Putri Wulan Hutami. “Peran Pendidikan Agama Islam dalam Membangun Karakter Generasi Z.” Jurnal Pendidikan Tambusai 7, no. 3 (2023): 30382–83.

Anita Pronika. “Peranan Pendidikan Islam di Era Millenial.” Multiverse: Open Multidisciplinary Journal 1, no. 1 (30 April 2022): 73–78. https://doi.org/10.57251/multiverse.v1i1.630.

Daud, Ahmad. “Strategi Guru Mengajar Di Era Milenial.” Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan 37–38, no. 1 (10 Mei 2020): 29–42. https://doi.org/10.46781/al-mutharahah.v17i1.72.

Dolong, H M Jufri. “SUDUT PANDANG PERENCANAAN DALAM PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN” 5, no. 1 (2016).

Durachman, Yusuf, Ruli Supriati, Nuke Puji Santoso, dan Fitria Mawati Suryam. “Dampak Implementasi Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Karakter Generasi Milenial Menghadapi Perkembangan Teknologi Digital Pada Sosial Media.” Jurnal Wawasan Agama Risalah Islamiah, Teknologi dan Sosial(Al-Waarits) 1, no. 1 (2021): 38.

Fathony, Fathony. “PENGARUH METODE TANYA JAWAB TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 1 PERANAP KABUPATEN INDRAGIRI HUL.” Jurnal Pendidikan Tambusai 3, no. 1 (2019): 90.

Fitriyah, Yanti. “Penerapan Pembelajaran Metode Diskusi Oleh Guru PAI Terhadap Hasil Belajar Siswa Di SD N 18 Lebong.” Jurnal Pendidikan Guru Agama Islam 2, no. 9 (2022): 11.

Haq, Taufiq Ziaul. “METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM.” Jurnal Pendidikan Agama Islam 2, no. 2 (2019): 5.

Hidayatullah, Syarif, Abdul Waris, dan Riezky Chris Devianti. “Perilaku Generasi Milenial dalam Menggunakan Aplikasi Go-Food.” JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN 6, no. 2 (26 Desember 2018): 240. https://doi.org/10.26905/jmdk.v6i2.2560.

Ikhratul Jannah, Alifika. “Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia Di mMadrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Pontianak.” IAIN Pontianak, 2023.

Indriani, Wiwik, dan Firdian Firdian. “Tantangan Pendidikan Islam di Era Milenial.” ANWARUL 1, no. 1 (1 Desember 2021): 94–98. https://doi.org/10.58578/anwarul.v1i1.37

Mahmudi, Mahmudi. “PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN PENDIDIKAN ISLAM TINJAUAN EPISTEMOLOGI, ISI, DAN MATERI.”

TA’DIBUNA: Jurnal Pendidikan Agama Islam 2, no. 1 (21 Mei 2019): 89. https://doi.org/10.30659/jpai.2.1.89-105.

Mustabsyirah, Nurjannah, Ismail, Takdir, dan Irmayanti. “Penggunaan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Keaktifan Peserta Didik.” PENDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat 2, no. 1 (31 Juli 2023): 15. https://doi.org/10.47435/pendimas.v2i1.1817.

Ningsih, Wahyu, Muhamad Kamaludin, dan Rifki Alfian. “Hubungan Media Pembelajaran dengan Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI di SMP Iptek Sengkol Tangerang Selatan.” Jurnal Tarbawi Pendidikan Agama Islam 06, no. 01 (t.t.): 81.

Nuraiha, Nuraiha. “Pelaksanaan metode pengajaran variatif Pada pembelajaran Al Quran MAN 1 Tanjung jabung timur Kabupaten tanjab timur.” Jurnal Literasiologi 4, no. 1 (21 Juli 2020). https://doi.org/10.47783/literasiologi.v4i1.132.

Nurdin, dan Zubairi Zubairi. “Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.” TARQIYATUNA: Jurnal Pendidikan Agama Islam dan Madrasah Ibtidaiyah 2, no. 1 (2 Maret 2023): 13. https://doi.org/10.36769/tarqiyatuna.v2i1.308.

Padaniah, Neng Yayu, dan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. “JurnalEkonomi dan Manajemen e-ISSN : 2656-775X” 3, no. 1 (2021).

Pratama, Reno Anugerah, dan Amir Rusdi. “Penggunaan Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Dan Kesesuaiannya dengan Faktor-Faktor Pendidikan di SMA Negeri 1 Ujanmas.” Jurnal Komunikasi Dan Pendidikan Agama Islam 11, no. 1 (2022): 16–17.

Pristiwanti, Desi, Badriyah Bai, Hidayat Sholeh, dan Sari Dewi Ratna. “Jurnal Pendidikan dan Konseling.” Pendidikan Dan Bimbingan Konseling 4, no. 6 (2022): 7912.

Purba, Herman. “User Generated Content dan Pemanfaatan Media Sosial Dalam Perkembangan Industri Pariwisata: Literature Review.” Jurnal Komunikasi & Administrasi Publik 9, no. 2 (t.t.): 231.

Rahmasari, Diah. “STRATEGI MENGAJAR GURU DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA.” Jurnal Citra Pendidikan 3, no. 3 (31 Juli 2023): 1077. https://doi.org/10.38048/jcp.v3i3.1831.

Rosyadi Putri, Amalia. “Perubahan Perilaku Konsumen Dari Generasi Milenial Akibat Menggunakan Aplikasi Go-Food.” Jurnal Dakwah Dan Komunikasi Islam 5, no. 2 (2019): 108.

Ruliantika, Yolanda, Agus Zainal Rachmat, dan Dwi Ismawati. “Penggunaan Strategi Pembelajaran Kursus Komputer Pada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Mekar Sari Kecamatan Tanjung kemuning Kabupaten Kaur.” Journal of Lifelong Learning 5, no. 2 (2022): 6.

Rumetna, Matheus Supriyanto, dan Tirsa Ninia Lina. “DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI BAGI GENERASI MILENIAL DI GKI EFATA MALANU KOTA SORONG.” ABDIMAS UNWAHAS 7, no. 1 (26 Mei 2022): 45–46. https://doi.org/10.31942/abd.v7i1.6561.

Setiawan, Heru, dan Siti Zakiah. “KONSEP METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM.” Jurnal Kajian Agama Islam 4, no. 2 (2022): 13.

Tambak, Syahraini. “METODE CERAMAH: KONSEP DAN APLIKASI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM.” Jurnal Tarbiyah 21, no. 2 (2014): 378.

Timpal, Erline T.v., Agustinus B. Pati, dan Fanley Pangemanan. “Strategi Camat Dalam Meningkatkan Perangkat Desa di Bidang Teknologi Informasi di Kecamatan Ratahan Timur Kabupaten Minahasa Tenggara.” Jurnal Governance 1, no. 2 (2021): 3–4.

Tri Prastawati, Titik, dan Rahmat Mulyono. “PERAN MANAJEMEN PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA SEDERHANA.” Didaktik : Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang 9, no. 1 (9 April 2023): 378–92. https://doi.org/10.36989/didaktik.v9i1.709.

Wibowo, Raditya. “REFORMASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI INDONESIA PADA ERA MILLENNIAL.” AL-AUFA: JURNAL PENDIDIKAN DAN KAJIAN KEISLAMAN 5, no. 2 (14 Desember 2023): 7–8. https://doi.org/10.32665/alaufa.v5i2.1689.

Wulandari, Dewi. “Metode Pembelajaran Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar.” Aksioma Ad-Diniyah 10, no. 1 (30 Juni 2022): 77. https://doi.org/10.55171/jad.v10i1.690.

Zakir, Muhammad. “METODE MENGAJAR DALAM PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Tafsir Tarbawi).” Jurnal Study Pendidikan, Riset Dan Pengembangan Pendidikan Agama Islam 5, no. 2 (2016): 110.

Summary
Article Name
Pendidikan Agama Islam Untuk Generasi Milenial: Strategi Pengajaran dan Metode Pembelajaran yang Efektif
Description
Pendidikan agama Islam adalah suatu cara agar suatu pembinaan untuk generasi milenial, sebagai pengembangan kompetensi manusia agar tujuan kehadiran manusia sebagai hamba Allah, sekaligus tugas khalifah Allah agar tercapai sebaik mungkin.
Author
Publisher Name
Mahasiswa IAIN Pontianak, Kader PMII Pontianak Raya
2 posts

About author
Mahasiswa IAIN Pontianak, Kader PMII Pontianak Raya.
Articles
Related posts
Pendidikan

Rendahnya Minat Baca Generasi Milenial

2 Mins read
Tak bisa dipungkiri bahwa generasi milenial memiliki minat baca yang sangat rendah; namun, mereka memiliki minat yang sangat besar dalam membaca media…
Pendidikan

Membongkar Mitos: Apakah Gelar Sarjana Masih Relevan di Era Digital ?

3 Mins read
Di tengah arus perubahan yang dipicu oleh revolusi digital, pandangan masyarakat terhadap pendidikan formal mulai bergeser. Gelar sarjana yang dulu dianggap sebagai…
Pendidikan

Urgensitas Pendekatan Bimbingan Konseling Pada Anak dan Remaja

2 Mins read
Urgensitas pendekatan bimbingan konseling pada anak dan remaja. Individu atau manusia itu sendiri pada hakikatnya merupakan makhluk yang berpikir (homo sapiens) dan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights