Esai

Pembentukan Karakter Bangsa Melalui Pendidikan Agama Islam (2)

4 Mins read
(Sumber Gambar: Fitrah)

KULIAHALISLAM.COM – Pendidikan
karakter merupakan materi yang harus dicatat dan diingat serta tidak dapat
dicapai dalam jangka waktu tertentu, namun pembelajaran karakter merupakan
suatu penemuan yang diterapkan dalam semua latihan siswa baik di lingkungan
sekolah maupun di lingkungan rumah melalui penyesuaian, model, dan kendaraan.
Oleh karena itu, pencapaian pembinaan karakter merupakan kewajiban bersama
antara sekolah, jaringan dan wali. Penilaian pencapaian pelatihan karakter,
tentu saja, tidak dapat diukur dengan tes perkembangan atau sumatif yang
dinyatakan dalam skor. Bagaimanapun, tolok ukur pencapaian sekolah karakter
adalah pengembangan siswa yang berkarakter; karakter, halus, ramah, ketat,
inventif, imajinatif yang diterapkan dalam hidup selama hidupnya. Dengan cara ini,
jelas tidak ada perangkat penilaian yang sesuai yang dapat menunjukkan
pencapaian pelatihan karakter.

Penataan karakter sebagai
satu kesatuan siklus mental dan sosial-sosial dapat dirangkum menjadi: Hati
(Pergantian Peristiwa yang Mendalam dan Bergairah), Pikiran (Pergantian
Peristiwa Secara Ilmiah), Olahraga dan Sensasi (Peningkatan Fisik dan Sensasi),
serta Olah Rasa dan Karsa (Penuh perasaan Kemajuan) dan peningkatan daya
cipta). Keempat proses psikososial (pemikiran, latihan, dan keyakinan dan
tujuan) secara komprehensif dan serasi saling berhubungan dan timbal balik,
yang mendorong pengembangan karakter yang merupakan lambang kualitas terhormat
emotional development), Olah Pikir (intellectual development), Olah Raga dan
Kinestetik (Physical and kinestetic development), dan Olah Rasa dan Karsa
(Affective and Creativity development). Keempat proses psikososial (olah hati,
olah pikir, olah raga, dan olahrasa dan karsa) tersebut secara holistik dan
koheren memiliki saling keterkaitan dan saling melengkapi, yang bermuara pada
pembentukan karakter yang menjadi perwujudan dari nilai-nilai luhur.
[1]

Pendidikan agama
merupakan salah satu materi yang bertujuan meningkatkan akhlak mulia serta
nilai-nilai spiritual dalam diri anak. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan
agama mempunyai peranan yang penting dalam melaksanakan pendidikan karakter
disekolah. Oleh karena itu Pendidikan agama menjadi salah satu mata pelajaran
wajib baik dari sekolah tingkat dasar, menengah dan perguruan tinggi. Maka
sekolah harus mampu menyelenggarakan pendidikan agama secara optimal dengan
cara mengaplikasikan nilainilai agama dalam lingkungan sekolah yang dilakukan
oleh seluruh guru dan peserta didik secara bersama-sama serta berkesinambungan.
Hal yang juga sangat menarik jika sekolah mampu menyusun kurikulum dengan
menerapkan nilai-nilai agama yang tercermin dalam setiap mata pelajaran,

Baca...  KATA KITA: Pancasila sebagai Hadiah Umat Islam Indonesia

Pada dasarnya pendidikan
agama menitik beratkan pada penanaman sikap dan kepribadian berlandaskan ajaran
agama dalam seluruh sendi-sendi kehidupan siswa kelak. Sehingga penanaman
nilai-nilai agama seyogyanya tercantum dalam keseluruhan mata pelajaran dan
menjadi tanggung jawab bersama seluruh guru. Muatan kurikulum pendidikan agama
dijelaskan dalam Lampiran UU no 22 tahun 2006, termasuk didalamnya kurikulum
pendidikan agama Islam dengan tujuan pembelajarannya adalah menghasilkan
manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak, serta
aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan
peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam
menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan
masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global.[2]

Bangsa yang berkarakter adalah bangsa yang berakhlak dan berbudi pekerti, sebaliknya bangsa yang tidak berkarakter adalah bangsa yang tidak atau kurang berakhlak atau tidak memiliki standar norma dan perilaku yang baik.

Pembentukan karakter harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan yang melibatkan aspek knowledge, feeling, loving dan action. Pembentukan karakter dapat diibaratkan sebagai pembentukan seseorang menjadi body builder (binaragawan) yang memerlukan “latihan otot-otot akhlak” secara terus-menerus agar menjadi kokoh dan kuat (Asmaun Sahlan, 2013; Muslich, 2011). Pengembangan aspek-aspek pendidikan karakter diutamakan pada karakterkarakter dasar yang menjadi landasan untuk berperilaku dari setiap individu.

Indonesia Heritage Foundation merumuskan sembilan karakter dasar yang menjadi tujuan pendidikan karakter, antara lain : 1). Cinta kepada allah dan semesta beserta isinya, 2). Tanggung jawab, disiplin dan mandiri, 3). Jujur, 4). hormat dan santun, 5) Kasih sayang, peduli, dan kerja sama, 6). Percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah, 7) Keadilan dan kepemimpinan, 8) baik, rendah hati, dan 9). Toleransi, cinta damai dan persatuan (Purwanti, 2012). Pendidikan sebagai upaya pembentukan karakter adalah bagian integral dari orientasi pendidikan Islam. Tujuannya adalah membentuk kepribadian seseorang agar berperilaku jujur, baik dan bertanggungjawab, menghormati dan menghargai orang lain, adil, tidak diskriminatif, egaliter, pekerja keras dan karakter- karakter unggul lainnya. Menurut Megawangi dalam (Majid & Andayani, 2011; Malik, R, & S, 2013)Pendidikan karakter merupakan sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikanya dalam kehidupan seharihari sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkunganya.[3]

Baca...  Memahami Makna Ibadah Sholat

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, Penanaman dan pembentuk karakter adalah sangat penting dan perlu dilakukan kepada setiap anak, siswa, peserta didik sejak dini karena mereka adalah calon generasi penerus dan pemimpin keluarga dan masyarakat bangsa dimasa depan sesuai dengan cita-cita Pendidikan nasional.

Penanaman karakter pada anak sejak dini berarti ikut mempersiapkan generasi bangsa yang berkarakter, mereka adalah calon generasi bangsa yang diharapkan mampu memimpin bangsa dan menjadikan negara yang berperadaban, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa dengan akhlak dan budi pekerti yang baik serta menjadi generasi yang berilmu pengetahuan tinggi dan menghiasi dirinya dengan iman dan taqwa. 

Oleh karena itu, pembelajaran Pendidikan agama islam (PAI) sangat penting sebagai salah satu upaya pembentukan karakter siswa di sekolah, pondok pesanteran dan keluarga. Pembentukan karakter akan lebih baik jika muncul dari kesadaran keagamaan setiap siswa dan guru (stakeholder) bukan hanya karena sekedar berdasarkan perilaku yang membudaya dalam keluarga dan masyarakat.

Indikator keberhasilan pendidikan Karakter adalah jika seseorang telah mengetahui sesuatu yang baik (knowing the good) (bersifat kognitif), kemudian mencintai yang baik (loving the good) (bersifat afektif), dan selanjutnya melakukan yang baik (acting the good) (bersifat psikomotorik).

Uraian di atas memperkuat pentingnya pendidikan karakter pada anak dilakukan sejak dini, karena karakter seseorang muncul dari sebuah kebiasaan yang berulang-ulang dalam waktu yang lama serta adanya teladan dari lingkungan sekitar. Pembiasaan itu dapat dilakukan salah satunya dari kebiasaan prilaku keberagamaan anak dengan dukungan lingkungan sekolah, masyarakat dan keluarga. Sedangkan upaya yang dapat dilakukan sekolah dalam memaksimalkan pembelajaran PAI di sekolah di antaranya:

1) dibutuhkan guru yang profesional dalam arti mempuni dalam keilmuannya, berakhlak dan mampu menjadi teladan bagi siswanya,

Baca...  Masa Depan Kemajuan Dunia Islam Modern

2) pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas tetapi ditambah dengan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang dilaksanakan dengan serius sebagai bagian pembelajaran,

3) mewajibkan siswa melaksanakan ibadahibadah tertentu di sekolah dengan bimbingan guru (misalnya rutin melaksanakan salat zduhur berjamaah),

4) menyediakan tempat ibadah yang layak bagi kegiatan keagamaan,

5) membiasakan akhlak yang baik di lingkungan sekolah dan dilakukan oleh seluruh komunitas sekolah (misal program salam, sapa, dan senyum),

6) hendaknya semua guru dapat mengimplementasikan pendidikan agama dalam 12 keseluruhan materi yang diajarkan sebagai wujud pendidikan karakter secara menyeluruh.

Pembentukan karakter peserta didik sangat penting dan tidak boleh diabaikan oleh siapapun untuk masa depan bangsa dan terpeliharanya agama. Pembentukan karakter peserta didik adalah tanggung jawab setiap orang, keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah. Pembentukan karakter sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, sehingga lingkungan memiliki peranan yang cukup besar dalam membentuk jati diri dan perilaku peserta didik.

Pembentukan karakter sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, sehingga lingkungan memiliki peranan yang cukup besar dalam membentuk jati diri dan perilaku peserta didik. Pembentukan karakter melalui Pendidikan agama islam (PAI) yang berkualitas (membaca, mengetahui, dan memahami nilai-nilai yang terkandung di dalamnya) sangat perlu dan tepat serta mudah dilakukan secara berjenjang oleh setiap lembaga secara terpadu melalui manajemen yang baik.

Referensi: 

[1]
Permendiknas No 22 Tahun 2006, Op.Cit, h. 2

[2]
Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendiknas, Op.Cit, h. 9

[3] PONDOK
PESANTREN: LEMBAGA PENDIDIKAN PEMBENTUKAN KARAKTER Imam Syafe’i
syafeiimam6@gmail.com Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung,
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 8, No I 2017. Hlm 63. 

2369 posts

About author
KULIAHALISLAM.COM merupakan media berbasis online (paltform digital) yang menyebarkan topik-topik tentang wawasan agama Islam, umat Islam, dinamika dunia Islam era kontemporer. Maupun membahas tentang keluarga, tokoh-tokoh agama dan dunia, dinamika masyarakat Indonesia dan warga kemanusiaan universal.
Articles
Related posts
Esai

Naskah Bima "Bo Sangaji Kai" Sebagai Ingatan Kolektif Bangsa

7 Mins read
KULIAHALISLAM.COM – Bo Sangaji Kai adalah harta benda pusaka yang tidak ternilai harganya bagi pemerintah daerah dan masyarakat Bima. Karena itu, penting…
Esai

Makna Ziarah Kubur dalam Perpektif Islam

6 Mins read
KULIAHALISLAM.COM – Ziarah kubur bukanlah masalah yang baru di kalangan masyarakat. Tetapi sudah dimaklumi keberadaannya dan sudah direalisasikan pada masa Rasulullah SAW….
Esai

Melihat Pengkhianatan Yahudi Bani Quraizah

5 Mins read
Komunitas Yahudi selanjutnya yang melakukan pengkhianatan terhadap hak persamaan warga negara dalam negara Madinah adalah Bani Quraizah. Sampai dengan tahun 627 M…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights