KULIAHALISLAM.COM – Bila ditelusuri jejak-jejak pendidikan Islam, secara historis ditemukan titik kelam sebagai salah satu faktor yang menyebabkan terpuruknya diamika intelektual muslim. Akar-akar kerterpurukan intelektual muslim dapat dilacak pada lenyapnya berbagai cabang ilmu Aqliyyah dari tradisi keilmuan dan pendidikan Islam yang cukup lama.
Ditambah dikoto mi ilmu pengetahuan menjadi ilmu-ilmu duniawi dan Ukhrawi memperburuk keadaan kaum muslimin diberbagai belahan dunia. Di Indonesia sendiri, kondisi masyarakat muslim kian terpuruk dengan disebarkannya ajaran-ajaran yang mengkhotbahkan perlunya ditumbuhkan sikap membenci dunia.
Pengikut-pengikut ajaran ini mengatakan bahwa dunia buat si kafir, sedangkan akhirat buat si miskin. Disini ajaran Al-Qur’an sudah dibenamkan ke bawah debu-debu ajaran mistik yang tidak bertanggung jawab.
Hingga memamsuki abad modernisasi dan globalisasi, pendidikan Islam belum juga mengalami kemajuan. Modernisasi dan globalisasi yang berkembang saat ini, selain membawa kemajuan dan kemudahan juga menyisakan berbagai persoalan sosial dan kemanusiaan.
Pendidikan Islam dirasa kurang berperan dalam menyelesaikan permasalahan-permasalah yang ditimbulkan oleh modernisasi dan globalisasi. Di Indonesia misalnya, pendidikan Islam belum mampu menjawab persoalan-persoalan seperti:
Toleransi, gotong royong, menjunjung adat istiadat serta berbagai persoalan lainnya yang membelenggu, menghambat kemajuan dan perkembangan masyarakat Indonesia dikancah Internasioanal.
Mengenai pendidikan, kita mengenal salah satu tokoh pembaharuan Islam pada abad ke -18 berasal dari Mesir yakni Muhammad Abduh. Di Dunia Islam ia terkenal dengan pembaharuannya dibidang keagamaan, yang menyeru yang menyerukan umat Islam untuk kembali kepada Al-Qur-an dan Sunnah as Shahih.
Disamping Muhammad Abduh terkenal sebagai dibidang pendidikan Islam. Ia pernah menjabat Syekh atau Rektor Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir. Pada masa menjabat rektor inilah ia melakukan pembaharuan-pembaharuan di Universitas tersebut. Yang dimana pengaruhnya sangat luas di dunia Islam.
Konsep Pendidikan Muhammad Abduh
Konsep pendidikan Muhammad Abduh ialah konsep pendidikan yang dilatar belakangi faktor situasi sosial keagamaan dan situasi pendidikan Islam yang sedang mengalami kemunduran baik dibidang ilmu pengetahuan ataupun keagamaan.
Konsep pendidikan sampai dewasa ini nampaknya belum menghasilkan perumusan yang mantap. Hal ini benar, dan kenyataan tersebut bukan disebabkan oleh kompleksnya masalah pendidikan, melainkan juga dunia pendidikan dituntut terus untuk memberikan jawaban baru yang relevan terhadap perubahan sosial yang bergerak begitu cepat.
Dalam memberdayakan pendidkan Islam, Muhammad Abduh menetapkan tujuan pendidikan Islam yang dirumuskannya yakni: mendidik akal dan jiwa serta menyampaikannya kepada batas-batas kemungkinan seseorang dapat menggapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
Dari rumusan tujuan pendidikan tersebut, dapat dipahami bahwa yang ingin dicapai oleh Muhammad Abduh adalah tujuan yang mencakup aspek Kognitif (akal) dan aspek Afektif (spiritual). Jadi adanya keseimbangan antara akal dan spiritual.
Pendidikan akal ditujukan sebagai alat untuk menanamkan kebiasaan berpikir dan dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk antara yang membawa kemaslahatan dan kemudaratan. Dengan hal ini, Muhammad Abduh berharap kemandekan berpikir yang melanda umat Islam pada saat itu dapat terkikis.
Muhammad Abduh mengatakan bahwa agama Islam merupakan agama rasional. Oleh karena itu Muhammad Abduh sangatlah menghargai akal sebagai Insan Kamil yang dapat menjawab persoalan-persoalan yang terus bergerak beriringan dengan perkembangan zaman.
Oleh: Aiman Syarif. Penulis merupakan Guru PAI SMP IT AT Taqwa Narogong, Bekasi.