KeislamanSejarah

Nabi Sya’ya Dalam Riwayat Ibnu Katsir

3 Mins read

Kuliahalislam.com- Salah satu diantara nabi Bani Israel yang tidak diketahui dengan pasti masa pengutusannya, tetapi diutus setelah Nabi Daud Alaihissalam dan sebelum diutusnya Nabi Sulaiman Alaihissalam dan sebelum diutusnya Nabi Zakariya maupun Nabi Yahya adalah Nabi Sya’ya ibn Amshaya.

Muhammad ibn Ishaq berkata, ” Sya’ya ibn Amshaya hidup sebelum diutusnya Nabi Zakariya dan Nabi Yahya Alaihissalam. Beliau adalah orang yang menyampaikan kabar gembira akan datangnya nabi Isa putra Maryam dan Muhammad bin Abdullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Pada masa Sya’ya terdapat seorang raja Bani Israel di Baitul Maqdis. Raja itu bernama Hizqiya”.

Hizqiya merupakan raja yang patuh dan taat kepada nabi Sya’ya terhadap segala hal yang diperintahkan dan dilarang, semata-mata demi kebaikan dan kemaslahatan dirinya. Suatu ketika terjadi peristiwa besar di kalangan Bani Israel. Raja Hizqiya sakit dan dari kaki yang muncul bisul-bisul, sedangkan pada saat itu raja Babilonia sedang menuju Baitul Maqdis. Raja Babilonia itu bernama Sanharib. Menurut Ibnu Ishaq, Raja Babilonia itu datang bersama pasukan yang berjumlah lebih dari 6000 prajurit.

Hal itu membuat penduduk Baitul Maqdis menjadi sangat terkejut dan panik bukan main. Kemudian Raja berkata kepada nabi Sya’ya : ” Apakah sudah ada wahyu yang diturunkan oleh Allah kepadamu dalam menghadapi raja Sanharib dan pasukannya itu?”.

Nabi Sya’ya menjawab : ” Aku belum dapatkan wahyu apapun dalam hal urusan mereka”. Tidak Berapa lama turunlah wahyu kepada nabi Sya’ya agar ia memerintahkan raja Hizqiya untuk menyampaikan pesan dan mencari pengganti sesuai dengan kehendaknya sehingga orang yang ditunjuk itu akan menggantikan kedudukan dirinya sebagai raja sebab ajalnya sudah dekat.

Ketika nabi Sya’ya menyampaikan berita yang diterimanya melalui wahyu itu kepada raja Hizqiya, ia langsung menghadap ke arah kiblat dan mengerjakan salat, bertasbih, berdoa dan menangis. Ia tertunduk patuh kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dengan hati yang ikhlas.

Dia menyerahkan dirinya kepada Allah dengan penuh kesabaran, kemudian berdoa : ” Ya..Allah, Tuhan segala Tuhan, wahai Engkau yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, wahai Tuhan yang tidak pernah mengantuk dan tidak pernah tidur. Ingatkanlah aku pada amal perbuatanku dan kebaikan keputusanku terhadap Bani Israil. Semuanya berasal dari-Mu. Engkau lebih mengetahui tentang semuanya daripada aku sendiri. Segala hal yang rahasia dan nyata pada diriku adalah milik-Mu”.

Kemudian Allah mengabulkan doanya dan merahmatinya. Allah menurunkan wahyu kepada nabi Sya’ya agar menyampaikan kabar gembira bagi raja bahwa Allah telah merahmatinya karena tangisnya itu sehingga Allah berkenan menunda ajalnya hingga 15 tahun lagi. Bahkan lebih dari itu, Allah juga menyelamatkan dirinya dari gangguan musuhnya yaitu raja Sanharib.

Ketika Sya’ya menyampaikan kabar itu kepada raja Hizqiya, tiba-tiba sakit aja itu langsung sembuh total. Rasa gelisah dan kekhawatirannya menjadi sirna seketika. Kemudian ia bersujud dan di dalam sujudnya itu ia berkata : ” Ya…Allah, Engkau yang memberi kekuasaan kepada siapa saja yang Engkau kehendaki dan mencabut kekuasaan itu dari siapa saja yang Engkau kehendaki. Engkaulah yang memuliakan seseorang dan Engkaulah yang menghinakan siapa saja yang Engkau kehendaki. Engkau mengetahui segala hal yang gaib dan nyata. Engkau yang Maha Awal dan yang Maha Akhir, yang Maha Zhahir dan yang Maha Batin. Engkau jugalah yang mengadukan rahmat dan mengabulkan doa orang-orang terdesak”.

Kemudian Allah mengingirimkan ajal kematian kepada pasukan Sanharib sehingga pasukannya meninggal dunia, tinggal Sanharib dan lima orang sahabatnya diantaranya adalah Bukhanasar. Selanjutnya, Raja Bani Israel mengirimkan utusan dan memerintahkan untuk mengikat Sanharib dan lima sahabatnya itu. Lalu mereka diajak keliling negeri untuk mempermalukan dan menghinakannya selama 7 hari.

Setiap harinya, para tawanan itu diberi makan dua potong roti yang terbuat dari gandum, lalu mereka dijebloskan ke dalam penjara. Setelah itu Allah menurunkan wahyu kepada nabi Sya’ya agar mengirim mereka kembali kenegerinya, agar mereka memberikan peringatan kepada kaumnya tentang peristiwa yang mereka alami.

Selama ia sampai ke negerinya, raja Sanharib segera mengumpulkan rakyatnya dan menceritakan kepada mereka tentang peristiwa yang menimpa dirinya. Pada saat itu ahli sihir dan tukang tenung berkata kepada Sanharib : ” kami telah memberitahu engkau sebelumnya tentang Tuhan dan para nabi mereka tetapi engkau tidak mematuhinya. Mereka adalah suatu kaum yang tidak ada seorangpun dapat membebaskan dirinya dari Tuhan mereka. Adapun peristiwa yang menimpa raja Sanharib merupakan suatu peringatan untuk menimbulkan efek Jera dan rasa takut kepada Allah. Tujuh tahun kemudian,raja sanharib wafat.

Ibnu Ishaq berkata bahwa: ” setelah raja HIzqiya wafat dan kondisi sosial Bani Israel menjadi kacau balau. Kemudian Allah memberikan wahyu kepada Sya’ya. Selanjutnya, Sya’ya berdiri di hadapan mereka untuk memberikan nasihat, petuah dan mengingatkan mereka tentang Allah.

Sya’ya juga mengingatkan, jika mereka sampai menghindari dan mendustai-Nya maka sesungguhnya siksa Allah sangatlah pedih. Setelah mendengar pidato yang disampaikan oleh nabi Sya’ya, mereka mencari dan mengejar Sya’ya untuk dibunuh. Sya’ya melarikkan diri dan tiba di sebatang pohon. Kemudian pohon itu membelah dan mempersilahkan Sya’ya untuk masuk ke dalamnya.

Akan tetapi setan segera menyusul dengan menarik baju Sya’ya hingga sebagian bajunya terlihat dari luar. Ketika mereka melihat baju itu yang menunjukkan bahwa Sya’ya ada di dalam pohon itu kemudian mereka langsung memotongnya.

105 posts

About author
Redaktur Kuliah Al Islam
Articles
Related posts
Keislaman

Peran Ilmu Kalam dalam Menjawab Tantangan Sekularisme dan Radikalisme di Era Modern

4 Mins read
Ilmu kalam merupakan cabang ilmu yang membahas cara menetapkan keyakinan-keyakinan keagamaan berdasarkan dalil-dalil yang meyakinkan. Fu’at Al-Ahwani menjelaskan bahwa ilmu kalam adalah…
KeislamanSejarah

Sekte-sekte dalam Mazhab Syiah

8 Mins read
Sejalan dengan perkembangan zaman dan sesuai dengan keadaan umat Islam lainnya, dalam Syiah berkembang berbagai pemikiran keislaman yang pada intinya berpusat pada…
Keislaman

Kontribusi Ilmu Kalam Untuk Menyelesaikan Persoalan Radikalisme dan Sekulerisme 

4 Mins read
Radikalisme adalah paham atau aliran radikal. Radikal merupakan perubahan secara mendasar dan prinsip, atau dapat diartikan bahwa radikalisme berarti suatu konsep atau…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights