Museum Kebudayaan Samparaja, Kota Bima, bekerjasama dengan Perpustakaan dan Arsip Nasional RI, Perkumpulan Pernaskahan Nusantara, dan Perpustakaan dan Arsip Daerah (Pusda) Kota Bima, menindaklanjuti acara seminar Nasional tentang Naskah “Bo Sangaji Kai”, sebagai Ingatan Kolektif Nasional (IKON), sebagai upaya pengarusutamaan pernaskahan Nusantara di Indonesia agar supaya tercatat dalam Ingatan Kolektif Nasional, dan Memori Of The World (MoW).
Adapun Museum Kebudayaan Samparaja Kota Bima, selaku panitia penyelenggara utama seminar Nasional Pengkajian Naskah Bo Sangaji Kai, mengundang beberapa narasumber, yakni; Bapak Prof. Dr. Muchlis Paeni, MA (Ketua Dewan Pakar, Masyarakat Pernaskahan Nusantara, dan Ketua Dewan Ingatan Kolektif Nasional), Ibu, Dr, (Cand) Dewi Ratna Muchlisa, S.E, M. Hum (Kepala Museum Kebudayaan Samparaja, dan Dosen Universitas Nggusuwaru), Bapak Prof. Dr. Abdul Wahid, M.Ag, M.pd (Guru Besar Antropologi Agama, UIN Mataram), dan Prof. Dr. Atun wardatun, MA, PhD (Guru Besar hukum Keluarga Islam UIN Mataram), Dr. Hazmirullah, MA (Filolog, Penulis Sejarah dan Jurnalis) dan dimoderatori oleh, Bukhari, S.sos (Pustakawan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bima)
Acara diselenggarakan pada, hari Rabu, tanggal 2 Oktober 2024. Mulai jam 08:00 WITA – 16:00 Selesai. Di Marina Inn Hotel. Jalan Lawata, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat. Di hadiri oleh beberapa dinas lintas Pemkot Bima, Pimpinan Forkompinda, Pemerhati Sejarah dan budaya, sastrawan, penulis dan jurnalis. Komunitas Literasi dan Pelajar (100 peserta). Dan hadir secara online via zoom meeting. (50 peserta).
H. Ahmad Fathoni, SH, (Kadis Perpusda Kobi), dalam sambutan mengatakan bahwa, “Kegiatan-kegiatan seminar Nasional membahas tentang Naskah-naskah dan manuskrip kuno yang dimiliki oleh Daerah Bima adalah sesuatu yang sangat penting dan utama untuk membangun sendi-sendi yang paling hakiki untuk kebudayaan dana ro rasa dana Mbojo, yakni adanya naskah Bima “Bo Sangaji Kai”, karena itu kita akan terus memperjuangkan pusaka-pusaka yang dimiliki oleh Daerah Bima, khususnya naskah “Bo Sangaji Kai” sebagai pusaka naskah yang akan tercatat sebagai Ingatan Kolektif Nasional dan Memori Kolektif Bangsa, terutama bagi Bima”. Lebih lanjut, “kami akan membuat pusat-pusat kajian untuk memfasilitasi, memperkenalkan, dan mengimplementasikan pusaka Naskah Bima “Bo Sangaji Kai” kepada anak-anak pelajar SMA, SMP dan anak SD. Agar supaya naskah-naskah tersebut bisa dikaji, didalami, ditelaah dan di implementasikan oleh setiap kalangan warga sebagai pengenalan jati diri, identitas dan pandangan hidup beragama, bermasyarakat, bernegara dan berbangsa”. Ucap pak Kadis Perpusda
Sedangkan, bapak Dr. Agus Sutoyo, M.Si (Kepala Pusat Jasa dan Informasi Perpusnas RI dan Kepala Pengelolaan Pernaskahan Nusantara, Indonesia), dalam sambutannya mengatakan bahwa, “Pengarusutamaan pernaskahan Nusantara adalah salah satu program prioritas dari Perpusnas RI. Tujuannya agar naskah-naskah kuno ini bisa dikaji, didalami, dan dikenalkan kepada generasi muda, warga masyarakat dan mempublikasikan hasil pengkajian naskah-naskah tersebut di alihbahasakan kedalam bahasa Bima. Naskah Bima “Bo Sangaji Kai” salah satu naskah yang di pilih dan di registrasi oleh Perpusnas RI dan Dewan Pernaskahan Nusantara sebagai Ingatan Kolektif Nasional (IKON) dan Memori Of The World (MoW)”. Ucap bapak tersebut
Museum Kebudayaan Samparaja, bekerjasama dengan Perpustakaan dan Arsip Nasional RI (Perpusnas), Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Mannasa), Pemerintah Walikota Bima, Bupati Daerah Kabupaten Bima, Dinas Perpustakaan-Arsip Daerah Kota Bima, dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah serta pemerhati sejarah dan budaya, sastrawan, penulis dan jurnalis masyarakat umum, kaum muda mahasiswa dan pelajar lainnya. Untuk terus menerus sosialisasi, koordinasi, kristalisasi, dan implementasi agar supaya naskah “Bo Sangaji Kai” dapat terwujud sebagai Ingatan Kolektif Nasional dan Memori Kolektif Dunia, dalam aktivitas kehidupan beragama bermasyarakat dan bernegara berbangsa.