Oleh: Moch. Lucky Darmawan*
Kata tafsir sendiri itu memiliki arti menjabarkan lebih dalam suatu ilmu. Dalam konteks riset ini yang disebut tafsir adalah sebuah produk penafsiran (kitab tafsir) dari seorang mufassir mengenai pemahaman suatu ayat, atau beberapa ayat dalam Al Qur’an dengan metode atau pendekatan tertentu, sehhingga makna-makna ayat yang masih samar, global, atau hal-hal yang masih kontradiktif menjadi lebih jelas dan rinci.
Salah satu tujuan penafsiran memang untuk menjelaskan kandungan makna ayat Al Quran secara lebih detail, baik hikmah, pesan moral, hukum-hukumnya, maupun nilai-nilai etik universal yang ada didalamnya. Jadi penegrtian tafsir disini lebih merupakan produk bukan sebagai proses menafsirkan, atau bukan pula sebagai ilmu tafsir.
Hal ini berbeda dengan pendapat Al-Zakarsyi, yang mana berbunyi tafsir itu adalah ilmu yang dengannya dapat diketahui pemahaman kitab Allah (Al Qur’an) yang diturunkan kepada Nabi-Nya, Muhammad SAW, dan penjelasan tentang makna-makna, hukum dan hikmah-hikmah yang ada di dalam Al Qur’an. Dalam hal ini saya akan membagi beberapa metode:
Model Penelitian Tokoh
Penelitian tokoh tafsir sering juga disebut dengan istilah penelitian riwayat hidup individu. Jika dilihat dari segi prinsip metodologi dan logika riset, sebenarnya model penelitian tokoh tidak jauh berbeda dengan model peneltian yang lain, seperti penelitian tentang tematik yang akan saya bahas nanti.
Di dalamnya pasti ada latar belakang masalah, misalnya mengapa tokoh dan pemikirannya perlu diriset, apa problematika risetnya, lalu dengan metode apa problem riset itu bisa terpecahkan, serta apa kira-kira kontribusinya dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
Studi tokoh merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif. Hakikat studi tokoh adalah studi kajian secara mendalam, sistematis, kritis mengenai sejarah tokoh, ide atau gagasan orisinal, serta konteks historis yang melingkupi aspek tokoh yang dikaji.
Model Penelitian Tematik
Salah satu model penelitian Al Qur’an adalah model penelitian tematik, bahkan kajian tematik menjadi trend dalam perkembangan tafsir era kontemporer. Sebagai imbasnya, seorang peneliti akan mengambil tema atau menentukan arah pembahasan tertentu yang ada di dalam Al Qur’an.
Hal ini disebabkan karena ada banyak pendapat yang mengatakan bahwa di dalam Al Qur’an itu banyak tema atau topik, baik tentang persoalan teologi, gender, fiqih, etika, sosial, pendidikan, politik, filsafat, seni dan budaya dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, tugas seorang peneliti adalah bagaimana mengumpulkan dan memahami ayat-ayat yang terkait dengan tema tersebut, baik terkait langsung atau tidak langsung, kemudian dikontruksikan secara logis menjadi suatu kesatuan yang utuh.
Metode tafsir tematik banyak dipilih dikarenakan beberapa alasan;
- Sedikit sekali usaha yang dilakukan oleh ulama mufassir klasik, tentang tema tertentu yang mengunakan tinjauan tafsir tematik.
- Dengan berjalannya waktu, maka sudut pandang yang berbeda dan pemikiran yang dimiliki sebelumnya cenderung menjadi objek penilaian bagi pemahaman yang baru.
Macam-macam Riset Tematik
A. Tematik Surat
Tematik surat adalah model kajian tematik dengan meneliti surat-surat tertentu. Seperti contoh ketika seseorang peneliti meneliti tentang surat Al-Kautsar, tugas seorang peneliti adalah bagaimana cara seorang peneliti menjelaskan penafsiran ayat-ayat surat Al-Kautsar meliputi dimana ayat itu turun, bagaimana konteks situasi, kondusi saat ayat tersebut turun, dan apa saja isi pokok ajaran ayat tersebut dan apa saja pesan moral yang ada di dalam surat tersebut.
B. Tematik Term
Tematik term adalah model kajian tematik secara khusus meneliti term (istilah-istilah) tertentu dalam Al-Quran. Seperti contoh ketika peneliti meneliti tentang kata fitnah, maka beberapa kali kata tersebut disebut dalam Al-Quran apa saja artinya dan dalam konteks apa saja kata fitnah disebutkan dalam Al-Quran. Hal-hal seperti itulah yang harus dicermati dan diuraikan secara rinci.
C. Tematik Konseptual
Tematik konseptual adalah reset yang memiliki konsep-konsep tertentu yang tidak jelas disebutkan dalam Al-Quran. Seperti contoh ketika seseorang peneliti mengambil tema tentang difabel. Ayat difabel tidak jelas disebutkan dalam Al-Quran, akan tetapi kita bisa menemukan ayat yang menerangkan tentang Al-a’ma (orang buta).
D. Tematik Tokoh
Tematik tokoh adalah kajian tematik yang dilakukan melalui tokoh, seperti contoh ketika kita mengambil konsep penafsiran dari seorang tokoh maka kita perlu meneliti tokoh tersebut. Meliputi penafsirannya, pola pikirnya, dan keadaan seorang tokoh ketika membuat suatu penafsiran. Dapat disimpulkan bahwa dua metode diatas merupakan model penelitian tafsir Al-Quran, dan masih banyak metode penelitian lain dalam penafsiran Al-Quran.
*) Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Editor: Adis Setiawan