Penulis: Ahmad Asrur Rozikin*
KULIAHALISLAM.COM – Dalam kehidupan yang penuh dengan dinamika dan ketidakpastian, kepercayaan dan keyakinan memegang peran sentral dalam membimbing individu menuju makna dan tujuan hidup yang lebih tinggi.
Perspektif Islam memberikan fondasi yang kuat untuk memahami kedalaman kepercayaan dan keyakinan ini, menciptakan kerangka spiritual yang mengarahkan setiap langkah manusia.
Konsep-konsep kunci dalam Islam, seperti kepercayaan kepada keEsaan Allah, Rasul-Nya, dan Kitab-Nya, membentuk dasar kepercayaan yang mendalam, memperkuat keterhubungan manusia dengan Yang Maha Kuasa.
Islam mengajarkan bahwa kepercayaan bukanlah sekadar ungkapan retoris, melainkan suatu bentuk tindakan dan komitmen yang mendalam kepada prinsip-prinsip agama. Kepercayaan tersebut membentuk landasan moral dan etika, memberikan petunjuk dalam menghadapi ujian kehidupan.
Keyakinan dalam takdir dan rencana Allah juga menjadi pilar kekuatan, membimbing umat Islam untuk menerima segala cobaan dengan sabar dan menghadapinya dengan kepercayaan yang tidak tergoyahkan.
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, umat Islam diajak untuk merangkul kepercayaan dan keyakinan sebagai pemandu utama. Bagaimana nilai-nilai agama membentuk karakter individu, membimbing keputusan-keputusan mereka, dan mengarahkan perjalanan hidup menuju tujuan akhir yang lebih tinggi?
Islam mengajarkan bahwa kepercayaan yang mendalam dapat menjadi sumber kekuatan dan ketenangan, memungkinkan individu untuk menyongsong berbagai aspek kehidupan dengan hati yang lapang dan penuh keikhlasan. Meskipun demikian, Islam juga mengajarkan keseimbangan antara kepercayaan spiritual dan realitas kehidupan dunia.
Bagaimana umat Muslim dapat menjaga harmoni antara tuntutan kehidupan sehari-hari dan prinsip-prinsip agama? Artinya, kepercayaan dan keyakinan tidak hanya bersifat introspektif, tetapi juga mengakar dalam tindakan nyata, menginspirasi kebaikan dan keadilan dalam berbagai konteks kehidupan.
Dalam konteks kehidupan bermasyarakat, Islam mengajarkan bahwa kepercayaan dan keyakinan tidak boleh terisolasi dari tanggung jawab sosial. Solidaritas umat Muslim diuji melalui kewajiban membantu sesama, terutama mereka yang membutuhkan.
Konsep zakat, infak, dan sedekah merupakan manifestasi nyata dari kepercayaan kepada konsep berbagi rezeki yang diyakini dalam Islam. Melalui praktik-praktik ini, umat Islam dapat membentuk masyarakat yang peduli dan inklusif, mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan yang diajarkan oleh ajaran agama.
Selain itu, dalam memahami dan meresapi kepercayaan dan keyakinan, Islam memberikan ruang bagi toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman. Islam menekankan bahwa kebenaran dan kebaikan tidak hanya dimiliki oleh satu kelompok atau keyakinan saja, melainkan dapat ditemukan di berbagai lapisan masyarakat. Hal ini mengajarkan umat Muslim untuk berdialog dan berinteraksi dengan penuh rasa hormat terhadap perbedaan, membentuk masyarakat yang damai dan harmonis.
Kepercayaan dan keyakinan juga dihubungkan erat dengan konsep akhlak dalam Islam. Mengedepankan sikap dan perilaku yang baik merupakan bukti konkret dari kepercayaan yang dianut.
Islam memberikan pedoman etika yang kuat dalam menjalani kehidupan sehari-hari, seperti kesetiaan, keadilan, dan kasih sayang. Dengan menjadikan ajaran agama sebagai panduan utama, umat Islam diharapkan dapat menjaga integritas pribadi dan mendorong pembentukan masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai luhur.
Kepercayaan dan keyakinan dalam perspektif Islam bukanlah sekadar aspek spiritual, melainkan juga menjadi katalisator bagi perubahan positif dalam masyarakat. Islam mendorong umatnya untuk mengaplikasikan nilai-nilai kepercayaan dalam berbagai aspek kehidupan sosial.
Solidaritas, keadilan, dan kasih sayang dianggap sebagai buah dari kepercayaan yang mendalam kepada Allah, menciptakan masyarakat yang adil dan harmonis. Selain itu, Islam juga menekankan pentingnya pengetahuan dan pembelajaran sebagai sarana untuk memperdalam kepercayaan.
Pendidikan dilihat sebagai wahana untuk menggali kedalaman ajaran agama, memperkukuh keyakinan, dan mengembangkan pemahaman yang lebih luas tentang kehidupan dan alam semesta. Dengan memadukan kepercayaan spiritual dan pengetahuan dunia, umat Islam diharapkan mampu menjawab tuntutan zaman dengan bijaksana dan penuh keilmuan.
Dalam konteks kehidupan sehari-hari, Islam menitikberatkan pada praktik kebaikan dan keteladanan sebagai wujud konkret dari kepercayaan yang diyakini. Sebuah kehidupan yang berdasarkan kepercayaan kepada Allah seharusnya tercermin dalam perbuatan nyata, seperti kejujuran, amanah, dan kepedulian terhadap sesama.
Dengan demikian, kepercayaan dan keyakinan tidak hanya menjadi landasan pribadi, tetapi juga sumber inspirasi untuk berkontribusi positif dalam komunitas dan dunia secara luas.
Terakhir, menjelajahi kedalaman kepercayaan dan keyakinan dalam perspektif Islam juga mencakup dimensi spiritual yang menjaga hubungan individu dengan penciptaannya. Ibadah, doa, dan refleksi diri menjadi sarana untuk memperdalam hubungan ini, memperkuat kepercayaan pribadi, dan menumbuhkan ketenangan batin.
Dengan menjalani kehidupan sejalan dengan nilai-nilai keagamaan, individu dapat merasakan keberkahan dan kebahagiaan yang mendalam, mengubah pandangan hidup mereka menjadi sebuah perjalanan spiritual yang memenuhi makna.
Dengan demikian, eksplorasi kepercayaan dan keyakinan dalam Islam bukan hanya membawa manfaat pribadi, melainkan juga memberikan landasan kokoh untuk membentuk masyarakat yang berkeadilan, berilmu, dan penuh kasih sayang. Kepercayaan ini bukanlah sekadar doktrin, melainkan panggilan untuk menjalani kehidupan dengan penuh integritas dan dedikasi, menyongsong masa depan yang diilhami oleh cahaya keimanan.
Dengan memperdalam kepercayaan dan menguatkan keyakinan, umat Muslim diharapkan dapat menghadapi setiap ujian dan rintangan dengan keberanian dan keteguhan iman. Perspektif Islam tentang kepercayaan dan keyakinan bukan hanya sekadar pandangan filosofis, melainkan pedoman praktis untuk menyongsong kehidupan dengan penuh makna dan tujuan.
Menjelajahi kedalaman kepercayaan dan keyakinan dalam perspektif Islam bukanlah sekadar perjalanan spiritual, melainkan juga sebuah panggilan untuk berkontribusi positif dalam dunia. Dengan memanfaatkan kepercayaan sebagai pendorong untuk bertindak, dan keyakinan sebagai pemandu moral, umat Islam diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang membawa kebaikan, keadilan, dan kedamaian, menciptakan dunia yang lebih baik sesuai dengan tuntutan ajaran Islam.
*) Mahasiswa UIN SATU Tulungagung.
Editor: Adis Setiawan
Daftar Referensi:
Alkhateeb, F. (2018). Sejarah Islam yang Hilang. Bentang Pustaka.
Amin, A. (2015). Metode dan Pembelajaran Agama Islam (Vol. 1). IAIN Bengkuu.
Barizi, A. (2011). Pendidikan integratif: Akar tradisi dan integrasi keilmuan pendidikan Islam. UIN-Maliki Press.
Julijanto, M. (2015). Agama Agenda Demokrasi dan Perubahan Sosial. Deepublish.
Noorsena, B. (2021). Menyongsong Sang Ratu Adil: Perjumpaan Iman Kristen dan Kejawen. Penerbit Andi.
Rakhmat, J. (2021). Psikologi agama. Mizan Publishing.
Zuhri, A. M. (2021). Beragama di Ruang Digital; Konfigurasi ideologi dan Ekspresi Keberagamaan Masyarakat Virtual. Nawa Litera Publishing.