Artikel

Menggali Makna Kurban di Tengah Pandemi

2 Mins read

Sumber gambar: tribunnews.com

 

Sejarah Kurban

KULIAHALISLAM.COM – Kurban secara sederhana adalah mempersembahkan sesuatu
kepada Sang Pencipta. Kurban sudah dipraktikan sejak masa Qabil dan Habil,
putra Nabi Adam as. Dikisahkan Qabil mengurbankan hasil pertaniannya. Sementara
Habil mengurbankan hewan ternak. Tuhan menerima kurban Habil namun tidak
menerima kurban Qabil.

Qabil tidak menerima, dia iri kepada saudaranya Habil.
Imbasnya, Habil harus terbunuh di tangan saudaranya sendiri. Peristiwa tersebut
menjadi pembunuhan pertama yang dilakukan umat manusia. Qabil tidak tahu harus diapakan
jenazah Habil. Allah SWT memberi petunjuk melalui seekor gagak yang berkelahi
dan salah satunya mati. Gagak yang menang mengubur lawannya. Qabil pun mengubur
Habil di tanah.

Kurban pun dapat kita temukan dalam berbagai peradaban di
dunia. Suku Maya di Amerika mempraktikan pengorbanan manusia untuk menyenangkan
dewa-dewa. Mereka percaya bahwa pengorbanan manusia adalah derajat tertinggi
dari kurban. Korban manusia berasal dari kalangan tawanan. Mereka dibunuh
dengan cara dipenggal atau dambil jantungnya, ada pula yang dikubur hidup-hidup.

Pengorbanan manusia dapat ditemukan juga dalam peradaban
Aztec di Meksiko, Inca di Amerika Selatan, Jepang Kuno, Tiongkok Kuno, Mesir
Kuno, Mesopotamia, India dan Yunani Kuno. Artinya pengorbanan seolah menjadi
ritual yang universal karena dapat ditemukan di berbagai belahan dunia.

Kurban dalam Islam

Ajaran Islam mengenal kurban. Hal ini dapat kita temukan
dalam kisah Nabi Ibrahim dan Ismail yang terdapat dalam Al Qur’an QS. Ash
Shaffaat: 101-108

فَبَشَّرْنٰهُ بِغُلٰمٍ حَلِيْمٍ ١٠١ فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ
السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ
فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ
اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ ١٠٢ فَلَمَّآ اَسْلَمَا وَتَلَّهٗ
لِلْجَبِيْنِۚ ١٠٣ وَنَادَيْنٰهُ اَنْ يّٰٓاِبْرٰهِيْمُ ۙ ١٠٤ قَدْ صَدَّقْتَ
الرُّءْيَا ۚاِنَّا كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ ١٠٥ اِنَّ هٰذَا لَهُوَ
الْبَلٰۤؤُا الْمُبِيْنُ ١٠٦ وَفَدَيْنٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيْمٍ ١٠٧ وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ
فِى الْاٰخِرِيْنَ ۖ ١٠٨

Artinya:
101.  Maka, Kami memberi kabar gembira kepadanya
dengan (kelahiran) seorang anak (Ismail) yang sangat santun.

102.  Ketika anak itu sampai pada (umur) ia sanggup
bekerja bersamanya, ia (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku, sesungguhnya aku
bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?” Dia (Ismail)
menjawab, “Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu!
Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar.

103.  Ketika keduanya telah berserah diri dan dia
(Ibrahim) meletakkan pelipis anaknya di atas gundukan (untuk melaksanakan
perintah Allah),

104.  Kami memanggil dia, “Wahai Ibrahim,

105.  sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.”
Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat
kebaikan.

106.  Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang
nyata.

107.  Kami menebusnya dengan seekor (hewan) sembelihan
yang besar.650)

108.  Kami mengabadikan untuknya (pujian) pada
orang-orang yang datang kemudian,

Dari ayat tersebut, jelas
bahwa syariat Islam mengenai kurban diambil dari peristiwa yang dialami oleh
Nabi Ibrahim bersama anaknya Ismail. Allah SWT bermaksud menguji terlebih
dahulu dengan menyuruh Ibrahim menyembelih anak yang selama ini dia
idam-idamkan. Namun pada akhirnya Ismail diganti dengan seekor kambing besar.
Penyembelihan hewan ternak seperti kambing, domba, sapi atau kerbau menjadi
tradisi sampai hari ini yang dijalankan pada Hari Raya Idul Adha.

Menggali Makna Kurban

Dalam Islam, kurban tidak
hanya berdimensi hablun minallah semata, namun juga ada dimensi hablun minan
naas di dalamnya. Hewan kurban dibagi-bagi kepada masyarakat yang tidak mampu.
Masyarakat yang tidak mampu membeli daging dalam kehidupan sehari-harinya dapat
merasakan kelezatan daging pada saat Hari Raya Idul Adha.

Dalam QS. Al Hajj: 37 Allah
SWT berfirman:

لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا
دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ
لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ ٣٧


Artinya:
37.  Daging (hewan kurban) dan darahnya itu
sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah
ketakwaanmu. Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan
Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Berilah kabar gembira kepada
orang-orang yang muhsin.

Ayat di atas menunjukan
bahwa kurban adalah pembuktian ketakwaan kepada Allah SWT. Dimana ciri
ketakwaan kepada Allah SWT adalah mau mengorbankan hal yang berharga untuk
dipersembahkan kepada Allah SWT. Cara mempersembahkan kepada Allah SWT dengan
berbuat baik kepada manusia.

Kurban di Tengah Pandemi

Pandemi yang melanda dunia
hari ini telah menghabiskan banyak energy baik fisik maupun mental. Momentum
kurban bisa dijadikan pengingat kepada manusia agar mau berkorban untuk
sesamanya. Salah satunya adalah dengan saling menolong dan membantu di kala pandemic.
Pandemi menyisakan banyak kehilangan dan kesedihan bagi banyak orang dunia.
Diperlukan solidaritas sosial kemanusiaan untuk membangkitkan kembali semangat
masyarakat.

Bagi yang belum pernah
berkurban, maka dipersilahkan untuk berkurban. Namun bagi yang sudah sering
berkurban, alangkah baiknya uang kurbannya dialihkan kepada dana kemanusiaan
untuk membantu kawan kita yang terkena pandemic. Pahalanya akan sama, karena
sama-sama berkorban.

Penulis: Robby Karman
2363 posts

About author
http://kuliahalislam.com
Articles
Related posts
Artikel

Jawaban Jika Anak Bertanya Bolehkah Bermain dengan Orang Yang Beragama Kristen?

2 Mins read
Jawaban jika anak bertanya bolehkah bermain dengan orang yang beragama Kristen? Ibu saya berpesan jangan bermain dengan teman-temanmu yang beragama Kristen? Apakah…
Artikel

Anak Bertanya, Berperang Demi ISIS Apakah Perintah Tuhan?

3 Mins read
Anak bertanya, berperang demi ISIS apakah perintah Tuhan? Suatu ketika, Irma bertanya kepada Ibunya, “Ibu kenapa ya di Televisi itu banyak berita…
Artikel

Jawaban Jika Anak Bertanya Apakah Kita Mendapat Pahala Jika Membantu Non-Muslim?

2 Mins read
Jawaban jika anak bertanya apakah kita mendapat pahala jika membantu non-muslim? Hakikatnya hubungan antara seorang Muslim dan non-Muslim tidak didasarkan pada kebencian…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights