KULIAHALISLAM.COM – Negara Republik Yaman (Al-Jumhuriyah
al-Yamaniah) merupakan negara yang merdeka di daerah pantai selatan Semenanjung
Arabia. Ibukotanya adalah San’a. Wilayahnya berbatasan dengan Arab Saudi di
Utara, Oman Timur, Teluk Aden di selatan dan Laut Merah di Barat.
Wilayahnya
mencapai 472.099 Km’. Hampir seluruh penduduk Yaman termasuk kelompok etnis
Arab. Selain itu terdapat juga sejumlah kecil orang India-Pakistan, Somalia,
Amhara Swahili, Yahudi dan Persia dan lain-lain. Di Yaman ada dua kelompok Suni dan Syiah.
Islam masuk ke Yaman pada tahun 9
Hijriah/630 Masehi.Pada masa sebelum Islam dan sesudahnya sampai pertengahan
abad ke-20, wilayah Yaman merupakan suatu negara.Sejak pertengahan abad ke-20
di negeri ini berdiri dua negara yaitu Yaman Selatan dan Yaman Utara.
Kedua negara
ini baru bersatu kembali tanggal 21 Mei 1990 Masehi. Yaman Utara menjadi sebuah negara
setelah keruntuhan Kekaisaran
Utsmaniyah pada November 1918. Aden, di Yaman
Selatan, diperintah sebagai bagian dari India Britania, dan pada
1937, menjadi koloni Inggris dalam
haknya sendiri.
Sebagian besar Yaman Selatan menjadi protektorat Inggris, secara efektif di
bawah kekuasaan kolonial. Dalam salah satu dari beberapa konflik proksi dari Perang Dingin, pemberontakan Yaman Selatan (dengan
dukungan dan bekingan Uni Soviet) berujung
pada pemberontakan antar dua partai nasionalis, menyebabkan Britania Raya mula-mula
menyatukan kawasan tersebut dan pada 1967 menarik diri dari bekas koloninya.
Yaman Sebelum Islam
Yaman sudah terkenal sudah terkenal sejak zaman sebelum Masehi.
Ribuan tahun sebelum masehi di wilayah Yaman sudah berdiri kerajaan-kerajaan.
Yaman mempunyai peradaban yang tinggi nilainya pada zaman itu.Kota-kota
dibangun dan lahan dibuat berintegerasi. Wilayah Arab Selatan ini berkembang
dan makmur karena ia terletak di sepanjang rute perdagangan penting di Timur
dan Barat dan menjadi incaran bangsa-bangsa terkuat di dunia saat itu.
Kerajaan pertama di wilayah Yaman adalah Mada’in.
Pemerintahan kerajaan berlangsung selama lebih dari 10 abad dan berakhir tahun
850 SM. Kerajaan Mada’in berpusat di Baraqisy. Selain itu terdapat juga
Kerajaan Qibtan di Hadramaut yang berpusat di Tamna.
Kerajaan lainnya adalah
Kerajaan Saba (955-115 SM), yang aman dan sejahtera seperti digambarkan
Al-Qur’an : “Sesungguhnya pada kaum Saba ada tanda-tanda kekuasaan Tuhan di
tempat kediaman mereka dikatakan ; makanlah olehmu rezeki yang dianugrahkan
Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. Negerimu adalah negeri yang baik dan
Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Pengampun.”
Negeri Saba terkenal dengan
Bendungan Ma’arib yang kemudian hancur dan mengakibatkan banjir besar. Kerajaan
ini kemudian menguasai Kerajaan Ma’in dan Qitban (Hadramaut).
Pada tahun 115 SM hingga abad ke-3, Yaman dikuasai Kerajaan
Himyar I, yang berpusat di Dofar, Oman. Kerajaan Himyar I digantikan oleh
Himyar II yang juga berpusat Dofar. Kerajaan ini menganut agama Yahudi dan
kemudian Kristen pada masa Raja Constantine II (361-337). Pada selanjutnya Yaman dikuasai tentara
Habsyi, tetapi Oman dapat mengusir mereka atas bantuan bangsa Persia. Persia
menguasai Yaman hingga datangnya Islam.
Islam di Yaman
Islam masuk ke Yaman pada masa Nabi Muhammad Shallallahu
alaihi wasallam yaitu ketika Nabi
Muhammad Shallallahu alaihi wasallam mengirim surat-surat dakwah kepada para
raja-raja dan para pemimpin suku di Semenanjung Arabia dan sekitarnya (9 H/630
M). Surat ke Yaman dibawa oleh sahabat Nabi Muhammad shallallahu alaihi
wasallam yaitu Ayyas bin Abi Rabiah al-Makhzumi. Surat ini ditujukan kepada
Al-Harits Masruh, dan Nu’aim bin Abdul Kulal di Himyar.
Surat dakwah ini diterima dengan baik. Meraka dan keluarganya
masuk Islam, kemudian Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam mengutus para
sahabatnya membawa surat kepada Bazan, penguasa Kerajaan Yaman yang diangkat
oleh Persia untuk memerintah Yaman dan mengontrol kerajaan-kerajaan kabilah. Setelah
menerima surat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam, Bazan membenarkan
kerasulan dan kenabian Muhammad shallallahu alaihi wasallam serta menayatakan
dirinya masuk Islam tahun 10 Hijriah.
Walaupun penguasa Persia memaksa penduduk Yaman agar tidak
masuk Islam, pada tahun 09 Hijriah yang dikenal dengan “Tahun Perutusan” datang
satu rombongan dari berbagai kabilah ke Madinah. Kabilah-kabilah tersebut
diantaranya adalah Kindah, Hamdan, Khaulan, an-Nakha’, as-Sadf, Azruh dan
Juhaynah.
Rombongan yang terdiri dari 80 orang itu berada di bawah pimpinan Asy’asy
dari Kerajaan Kindah yang merupakan kerajaan terpenting pada saat itu. Mereka
menghadap Rasulullah Muhammad
shallallahu alaihi wasallam untuk menyatakan keislaman mereka. Sejak
peristiwa ini, Islam berkembang pesat di Yaman.
Untuk mengajarkan Islam kepada penduduk Yaman, Nabi Muhammad
shallallahu alaihi wasallam mengutus Abu Ubaidah bin Jarrah dan Ali bin Abu
Thalib sebagai hakim di San’a. Mereka kemudian digantikan oleh Mu’az bin Jabbal
sehingga Islam makin luas di Yaman.
Setelah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi
wasallam wafat dan pada masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq, di Yaman timbul
kaum pemberontak. Mereka murtad dan enggan membayar zakat. Pemberontakan ini
ditumpas oleh tentara Islam di bawah pimpinan Ikrimah bin Abu Jahl setelah
mereka berhasil menumpas golongan yang sama di Oman.
Dua tahun setelahnya wafatnya Nabi Muhammad shallallahu
alaihi wasallam, seluruh wilayah Yaman dibebaskan oleh tentara Islam dari
penguasaan bangsa persia. Pada masa Khalifah Abu Bakar Assidiq, seluruh Yaman
dipersatukan di bawah dua Wali (Gubernur). Abdullah bin Abi Rabiah menjadi
Gubernur di al-Janad dan Yu’la bin Munyah at-Tamimi di San’a termasuk Hadramaut.
Pada masa Khalifah Umar bin Khattab, mulanya kedua Wali ini tetap menjabat.
Pada masa Khalifah Ali bin Abu Thalib, seluruh Yaman
diperintah oleh satu Wali yakni Ubaidullah bin Abbas. Pada masa Dinasti Umayyah
dan Dinasti Abasiyah, Yaman diperintah oleh seorang Gunbernur. Tetapi sejak
masa pemerintahan Khalifah al-Ma’mun (813-833), di Yaman timbul dinasti-dinasti
kecil di empat kota sebagai pusat pemerintahan dari berbagai kabilah yaitu
Zabid dan San’a (Yaman Utara) dan Aden (Yaman Selatan). Kerajaan-kerajaan ini
sebagian menamakan diri Al-Imarah (keemiran), as-salatin (kesultanan) dan
al-imamah (kepemimpinan).
Sejak tahun 151-1918 di Yaman menjadi bagian wilayah
kekuasaan pemerintahan Dinasti Turki Usmani terutama daerah-daerah pantai dan
pelabuhan Aden. Daerah pendalaman dikuasai oleh negera-negara keemiran.
Sejak
tahun 1882-1914 daerah pendalaman dikuasai oleh Inggris (Proktektorat Arabia
Selatan). Pada tahun 1839, pelabuhan Aden jatuh ke tangan Inggris setelah
penduduk kota Aden menghancurkan kapal Inggris. Pelabuhan ini penting bagi
Inggris sebagai tempat singgah kapal-kapalnya yang hendak berlayar ke India
melalui terusan Suez dan Laut Merah.
Perjanjian Lausanne 1923 membebaskan Yaman dari pengusaan
Turki. Pada tahun 1937. Aden bagian dari Britsh India, ketika menjadi koloni
Inggris. Pada tahun 1959, enam keemiratan dalam proktektorat membentuk Federasi
Amir-Amir Arab Selatan kemudian pada tahun 1926 diubah Federasi Arabia Selatan.
Antara 1963-1966, Aden yang dengan dibantu oleh federasi berperang melawan
Inggris untuk memperoleh kemerdekaan di bawah kordinasi Front Pembebasan
Nasional, organisasi perkumpulan kaum Nasionalis Arab di Aden. Perang ini
mendapat dukungan dari Mesir.
Pada tanggal 30 November 1967, pasukan Inggris menarik diri
dari Front Pembebasan Nasional membentuk permerintahan dan memproklamasikan
federasi itu menjadi negara merdeka. Adapun Yaman Utara telah merdeka pada
tahun 1918 dari penguasa Turki. Tetapi pada tahun 1926, Perjanjian Mekah
menempatkan negara itu di bawah proteksi Arab Saudi. Pada tahun 1934
persetujuan Arab Saudi dan Inggris menetapkan perbatasan Yaman Selatan dan
Utara.
Pada tahun 1958-1961, Yaman (San’a) bergabung dengan Mesir
dan Suriah dalam Unitred Arab Republic. Pada tahun 1962, setelah kematian Imam
Ahmad, kaum Republik Pro-Nasser (pemimpin Mesir) melancarkan perang sipil
menentang pendukung-pendukung Dinasti Rasyid yang didukung oleh Arab Saudi.
Mereka berhasil membentuk negara republik pada tanggal 27 September 1962.
Tanggal ini ditetapkan sebagai hari raya kemerdekaan negera itu. Konstitusi
1970 menetapkan suatu kabinet yang diketuai oleh Perdana Menteri dan Dewan
Republik yang dipimpin Dewan Legislatif.
Pada tahun 1974, para pemimpin militer mencabut konstitusi
dan membubarkan parlemen. Sejak itu Yaman (San’a) diperintah oleh Dewan
Militer. Pada tahun 1970-an pernah ada usaha-usaha kedua negera untuk bersatu
menjadi satu negara.Penyatuan ini secara resmi baru berhasil tahun 1990. Pada
tahun 1979 terjadi perang terbuka antara kedua negara.
Dengan dukungan Liga
Arab pada tahun itu juga berhasil ditandatangani sebuah persetujuan menyatukan
negara Yaman. Penyatuan Yaman ini secara resmi disahkan pada tanggal 21 Mei
1990.Orang-orang Arab Yaman telah berjasa besar untuk mempertahankan keutuhan
Islam di wilayah itu. Mereka juga dikenal sebagai penyebar Islam keberbagai
negeri. Baik sebagai Ulama maupun sebagai pedagang, mereka banyak terdapat
antara lain di negara-negara Afrika, India, Pakistan, Malaysia dan Indonesia.