Penulis: Devi Rofidah Celine*
Tidak selamanya kehidupan yang kita jalani selalu berjalan dengan mulus dan berjalan sesuai ekspektasi dan harapan. Waktu hidup di dunia terus berjalan cepat dengan banyak tekanan membuat kita mudah merasa cemas, itu adalah hal yang wajar dirasakan oleh manusia.
Kecemasan adalah suatu perasaan takut yang tidak terkendalikan dalam diri seseorang yang bersifat tidak jelas, hal tersebut membuat seseorang merasa terjebak dalam suatu keadaan sulit ketika akan mengambil keputusan. Perasaan cemas sering dirasakan oleh orang-orang yang hidupnya merasa terancam oleh situsi.
Berbagai macam kecemasan sebagai berikut :
- Kecemasan ada karena kita merasa berdosa atau bersalah. Misalnya, ketika seseorang melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan hati nuraninya atau keyakinannya. Seorang pelajar/mahasiswa menyontek, pada waktu pengawas ujian lewat di depannya berkeringat dingin karena takut diketahui.
- Kecemasan karena akibat melihat dan mengetahui bahaya yang mengancam dirinya. Misalnya kendaraan yang dinaiki remnya blong, disinilah timbul rasa cemas kalau terjadi hal yang tidak diinginkan seperti tabrakan beruntun dan ia sebagai penyebabnya.
- Kecemasan dalam bentuk yang kurang jelas tentang apa yang harus ditakuti tidak seimbang, bahkan yang dikhawatirkan adalah benda atau objek yang tidak berberbahaya. Kecemasan sebenarnya adalah sikap yang normal jika ada yang perlu dikhawatirkan.
Bila takut yang sangat luar biasa dan tidak sesuai terhadap obyek yang ditakuti sebenarnya patologis disebut sebagai phobia. Phobia adalah rasa takut yang sangat berlebihan terhadap sesuatu yang tidak diketahui lagi penyebabnya.
Faktor-Faktor yang Menimbulkan Kecemasan
Pertama, hereditas/bawaan. Awal munculnya kecemasan ini disebabkan karena faktor hereditas dapat diterima. Tidak dapat dipungkiri bahwa faktor ini memberikan kontribusi tertentu yang memicu timbulnya suatu kecemasan.
Kecemasan adalah satu emosi yang tidak terlepas dari pengaruh lingkungan sekitar. Di saat stimulus kecemasan berjalan lambat, maka respon individu terhadapnya sangat cepat. Sebaliknya, di saat stimulusnya berjalan cepat, maka umumnya respon individu terhadapnya sangat lambat.
Kedua, lingkungan. Lingkungan adalah suatu jaringan yang berkaitan dengan faktor eksternal dan kondisi yang melingkupinya untuk kemudian membentuk kepribadian individu dan membentuk cara merespon berbagai kondisi yang berbeda, yang di dalamnya mencakup hal-hal berikut.
Ketiga, personal. Faktor ketiga ini hendaknya tidak diremehkan dalam kajian pembahasan tentang penyebab kecemasan. Problematika yang ada dalam diri individu tidak bertanggung jawab atas respon dirinya terhadap kecemasan.
Pandangan dirinya atas problematika itulah yang justru menjadi stimulus adanya kecemasan. Terkadang satu kondisi direspon dengan banyak hal oleh manusia.
Gejala-gejala Kecemasan
Kecemasan memiliki gejala-gejala yang menyebabkan karena berbagai hal. Pertama, kecemasan merupakan gejala dari penyakit mental, dan bisa juga karena penyakit fisik. Beberapa orang yang mengalami gangguan mental, biasanya akan sering muncul ras cemas.
Kecemasan bisa timul karena gejala adanya putus asa ataupun rasa takut pada masa tua. Kecemasan juga bisa timbul dari penyakit fisik, seperti keracunan makanan ataupun gagal ginjal.
Kedua, tidak mungkin bisa dibedakan secara jelas antara kecemasan alami yang timbul dari penyebab-penyebab tematik dan kecemasan karena penyakit tanpa ada penyebabnya yang jelas.
Umumnya, kecemasan itu sendiri lebih besar daripada penyebab yang menimbulkannya atau bahkan lebih lama rentang waktunya dari stimulus yang diberikannya. Sehingga kecemasan dapat berdampak negatif pada keselarasan sosial masyarakat dan keseimbangan kejiwaan yang akhirnya menimbulkan suatu penyakit.
Ketiga, kecemasan adalah satu emosi yang harus dapat diungkapkan oleh individu, hingga dirinya mampu memahami kehadirannya dan tingkatannya. Namun, ada gejala fisik dan juga psikis yang menyertai munculnya kecemasan.
Di antara gejala fisik yang menyertai munculnya kecemasan yaitu rasa letih secara menyeluruh hingga ia merasa hilang tenaga, gangguan tidur, gangguan gerak seperti menggigil, berteriak dan gemetar, hilangnya nafsu makan dan berat badan.
Adapun di antara gejala psikis yang menyertai munculnya kecemasan yaitu khawatir dan ragu tanpa sebab yang jelas, merasa takut yang berlebihan, mudah lupa dan sulit berkonsentrasi.
Untuk mengatasi kecemasan kita butuh sebuah cara untuk menenangkan hati juga pikiran, agar kita bisa menjalankan hari-hari dengan penuh kebahagiaan dan ketenangan. Salah satunya Islam memberikan solusi pada masalah tersebut melalui terapi sholat malam.
Salat sebagai Terapi Bagi Pengidap Penyakit Kecemasan
Salat malam atau salat tahajud yaitu ibadah sunnah yang dapat dilakukan di sepertiga malam. Sebagian umat muslim sulit untuk bangun di tengah malam hari untuk melaksanakan sholat tahajud. Selain mendapatkan pahala besar bagi siapapun yang melakukannya, disisi lain juga bermanfaat bagi kesehatan juga bisa menyembuhkan berbagai penyakit.
Terapi salat memiliki pengaruh yang sangat luar biasa untuk mengatasi rasa galau, gundah, dan cemas yang bersemayan dalam diri manusia.
Dengan mengerjakan salat secara khusyuk, yakni dengan niat menghadap dan berserah diri secara total kepada Allah serta meninggalkan semua kesibukan maupun problematika kehidupan, maka rasa gundah, stres, cemas, dan galau yang senantiasa menekan kehidupan kita akan sirna, deengan itu seseorang akan merasa tenang, tentram, damai, dan bahagia.
Hubungan seseorang dengan Tuhannya ketika salat akan menghasilkan kekuatan spiritual sangat besar yang memberikan pengaruh pada perubahan penting dalam fisik dan psikisnya.
Kekuatan spiritual ini seringkali menghilangkan stres, menyingkirkan kelemahan, dan menyembuhkan berbagai penyakit. Para dokter menyebutkan adanya penyembuhan yang begitu cepat untuk beberapa jenis penyakit ketika penderitanya berada di lokasi ibadah haji maupun lokasi ibadah yang lainnya.
Terapi salat malam memiliki pengaruh yang sangat penting untuk terapi perasaan berdosa yang menyebabkan rasa gundah dan menjadi penyebab utama penyakit jiwa. Hal ini dapat terjadi karena ritual salat bisa mengampuni dosa seseorang, membersihkan jiwa dari nodanoda kesalahan, dan menimbulkan harapan mendapatkan ampunan dan ridha Allah SWT.
Maka dari itu. Laksanakan terapi salat malam dengan niat yang ikhlas agar bisa mendatangkan rasa tenang, optimis serta persepsi positif. Ada baiknya jika bisa melaksanakan dengan istiqomah. Agar hidup di dunia ini lebih bermakna dan bermanfaat untuk kehidupan yang akan mendatang yaitu kehidupan di akhirat.
*) Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.