Esai

Memaknai Hari Raya Idul Adha Era Modernitas

3 Mins read

KULIAHALISLAM.COM – Hari ini, tepatnya hari Jum’at tanggal 6 Juni 2025, warga negara yang beragama Islam dan umat Islam di seluruh wilayah Indonesia dan umat Islam diberbagai wilayah negara di dunia akan bersama-sama untuk menyelenggarakan perayaan hari Raya Idul Adha 1446 Hijriyah. Tepatnya pada tanggal 10 Dzulhijah kalender Islam. Karena itu, momentum perayaan hari Raya Idul Adha adalah para dasarnya untuk melaksanakan perintah ajaran dari agama Islam melalui keteladanan dari kisah-kisah mulia inspiratif yang dicontohkan oleh para nabi-nabi dalam Islam, agar diteruskan dan diamalkan oleh seluruh umat Islam di seluruh dunia dalam aktivitas kehidupan sehari-hari beragama, bermasyarakat dan bernegara.

Hari Raya Idul Adha atau hari Raya Idul Kurban adalah bagian dari rangkaian satu kesatuan internalisasi perintah ajaran dan pedoman hidup yang mulia kepada umat-nya agar mampu merawat, mewarisi, menjiwai dan mengimplementasi dalam aktivitas kehidupan sehari-hari umat beragama dan bermasyarakat yang bermanfaat secara berkesinambungan.

Tidak hanya sebatas untuk ritual simbolik belaka yang dilakukan setiap setahun sekali, tidak hanya sekadar perintah kewajiban untuk menggugurkan kewajiban setiap umat insani, tidak hanya serangkaian agenda musiman aktivitas dalam momen hari raya besar islami.

Tetapi, lebih dari itu adalah bahwa hari Raya Idul Adha sebagai momentum yang tepat untuk mengingatkan kepada umat Islam di seluruh dunia dalam rangka untuk mengingat perintah kewajiban dari Tuhan Allah SWT, dan merajut satu kesatuan ajaran integrasi agama islam, agar umat Islam mampu memetik Ibrahim pelajaran, dan juga untuk meneladani kisah-kisah inspiratif mulia dalam Al-Qur’an, as-sunah dan Islam, makna dakwah, dan hikmah kemuliaan dalam aktivitas kehidupan.

Makna Hari Raya Idul Adha

Hari Raya Idul Adha, atau hari raya kurban, yang juga dikenal sebagai hari raya ibadah haji bagi umat Islam di seluruh dunia yang akan selalu menyelenggarakan ibadah haji di Mekkah dan Madinah. Hari Raya Idul Adha adalah bagian dari hari raya besar perayaan umat Islam dalam memaknai kandungan manfaat, dan hikmah yang termuat perintah ajaran didalamnya.

Baca...  Orang-Orang Musyrikun Dalam Islam

Karena itu, dalam konteks praktik hari raya idul Adha atau hari raya kurban, terkait dengan proses pelaksanaan penyembelihan hewan kurban tersebut masih terdapat pro kontra, perdebatan yang memicu perselisihan dan antar umat Islam, sesama anggota keluarga, para tetangga kerabat di lingkungan sekitarnya.

 

Sebab, dalam pelaksanaan penyembelihan hewan kurban itu, orang-orang yang berhajat hanya lebih mengutamakan kepentingan keluarga inti, kerabat dekat dan tetangga. Juga, seringkali berlagak sombong meremehkan dan mengabaikan kondisi para kaum fakir miskin dan lemah tak berdaya juga yang terlantarkan. Mentang-mentang karena berpunya mampu untuk berhajat melakukan penyembelihan hewan kurban pada momen mulia tersebut. Tanpa memerhatikan kondisi orang warga yang hidup fakir miskin dan kelompok mustadafin.

Apalagi, orang-orang yang mempunyai hajat untuk berkurban, menyembelih hewan kurban, dan pelaksanaan yang berkaitan dengan makna kurban pada hari raya idul Adha tersebut, karena orang-orang yang berhajat untuk berkurban menyembelih hewan qurban itu dalam pendistribusian daging hewan kurban masih sebatas lebih mengutamakan kepentingan anggota keluarga inti dan kerabat dekat, dan para tetangga di lingkungan sekitar.

Sedangkan, orang-orang yang hidup dalam fakir miskin, kelompok mustadafin, dan kaum papa lemah tak berdaya, dan terlantarkan kerapkali sulit untuk mendapatkan akses daging hewan kurban, mendapat banyak jatah pembagian daging kurban, dan sebagainya.

Lebih-lebih, orang-orang yang fakir miskin itu harus bergerak keliling kampung sekitar dan rumah-rumah orang yang berpunya, seperti pengemis, yang ingin mencari gading kurban, meminta dan mengemis didepan rumah-rumah warga berpunya/kata raya yang berhajat untuk melakukan penyembelihan hewan kurban.

Refleksi Praksis Idul Adha

Hari raya idul Adha yang dikenal sebagai hari raya Kurban, orang-orang yang berhajat dalam melakukan penyembelihan hewan kurban dalam praktik pelaksanaannya cenderung lebih mengutamakan kepentingan keluarga inti, orang-orang terdekat, kerabat tetangga dan lingkungan sekitarnya. Orang-orang kara raya itu malah mengambil bagian daging daging yang baik, sehat dan mantap, dengan porsi jatah yang besar, lalu diberikan kepada kaum tetangga sekitar hanya sedikit bagian sisa saja. Bahkan, tidaklah heran orang-orang kaum fakir miskin itu hanya bisa berharap cemas, menanti pemberian mendapat bagian daging kurban.

Baca...  Senjata Rasional Melawan Radikalisme dan Sekularisme di Era Modern

Hari Raya Idul Kurban yang pada dasarnya adalah sebagai momentum segolongan orang-orang yang kaya raya, yang berpunya dermawan untuk senantiasa meningkatkan kualitas kedermawanan dalam memberikan kebutuhan bantuan daging hewan kurban, dan material lainnya yang sasaran tujuan utamanya adalah kepada kaum fakir miskin, mustadafin lemah papa tak berdaya, dan terlantarkan. Agar orang-orang yang tergolong kaum mustadafin tersebut bisa bangkit sehat dan kuat menjalani aktivitas, menikmati akses pemberian bantuan daging kurban, layanan sosial dan silaturahim. Selain itu, makna yang utama terkait dengan perayaan hari idul Adha adalah bagaimana pemahaman makna idul adha, kurban, hari raya dan ibadah haji tersebut menjadi suatu satu kesatuan yang saling integral, saling terkait, terhubung dan melengkapi setiap rangkaian ibadah yang terus terhubung satu sama lain mewujudkan harmonisasi kebajikan yang sangat bermanfaat dari aspek keimanan tauhid menjadi ketakwaan sosial, dari aspek ritualistik terejawantahkan dalam layanan sosial, dari aspek personal individual menjadi langkah nyata pembedayaan sosial, dari aspek ranah orang-orang yang kaya-raya menjadi sarana membantu orang-orang yang fakir miskin papa.

68 posts

About author
Alumni Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Malang. Penulis adalah Redaktur Pelaksana Kuliah Al-Islam
Articles
Related posts
ArtikelEsai

Bingkai Asa Dakwah dari Sudut Ibukota

2 Mins read
Pada Selasa malam, 10 Juni 2025 lalu menjadi tonggak sejarah bagi pengembangan strategi dakwah masyarakat kosmopolitan. Terbentuknya Formatur Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM)…
Esai

Keselarasan Pesan Agama dan Bangsa (Serpihan Gagasan Sukidi PhD)

12 Mins read
KULIAHALISLAM.COM – Bulan ramadhan hari ini datang ditengah keprihatinan kemanusiaan. Bangsa kita sedang menghadapi berbagai cobaan, kebinekaan kita terkoyak, fondasi negara kita…
Esai

Jadilah Diri Sendiri: Membangun Kepercayaan Diri

3 Mins read
Percaya diri adalah sikap yang memungkinkan mereka yang memahami kebutuhan mereka sendiri, memahami batasan mereka, dan berani menjadi orang yang berbeda. Dengan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights