FilsafatPendidikan

Masa Depan Pendidikan Islam Indonesia dari Problematika Pendidikan Islam

5 Mins read

Pendidikan Agama Islam selain sebagai sebuah disiplin ilmu dalam bidang pendidikan juga merupakan peran bagi tercapainya tujuan pendidikan itu sendiri. Karena penekanan pendidikan agama Islam bukan hanya pada internalisasi nilainilai teori saja tetapi mencangkup tatanan aplikatif yang lebih berpengaruh terhadap interaksi sosial.

Individu yang berkecimpung didalam Pendidikan Agama Islam pun tidak kalah penting perannya dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Mereka adalah para pemberi kabar gembira dan para pemberi peringatan, mereka adalah agen-agen pemerintah dalam mewujudkan tujuan pendidikan khusunya yang berkaitan dengan pembentukan watak yang menjadikan manusia beriman, bertakwa, berakhlak mulia, demokratis dan bertanggung jawab.

Para pendidik agama Islam harus mewarnai hidup dan kehidupan ini dengan nilai- nilai ilahi, nilai-nilai tuhan, nilai-nilai sang pencipta alam semesta, baik didalam kehidupannya ataupun kehidupan orang-orang disekitarnya, baik dilingkungan sekolah, keluarga ataupun Masyarakat, (Candra, 2018).

Problematika Pendidikan Agama Islam tidak bisa terlepas dari ruang lingkup pendidikan itu sendiri. Ruang lingkup pendidikan ada tiga yaitu sekolah, rumah dan lingkungan. Disetiap ruang lingkup pendidikan pasti ada problematikanya masing-masing dan berpengaruh terhadap proses pendidikan diruang lingkup lainnya.

Semua problematika di setiap runag lingkup harus dicari solusinya agar setip proses Pendidikan Agama Islam di setiap ruang lingkupnya bisa berjan maksiamal dan saling beriringan, apabila hanya satu ruang lingkup saja yang menjadi pembahasan dan dicari solusinya maka prosen Pendidikan Agama Islam di ruanng lingkup yang lain akan kurang maksimal.

Ini semua adalah tugas setiap individu muslim khususnya yang berkecimpung di dunia Pendidikan Agama Islam baik di sebuah institusi ataupun dilingkungan masyarakatnya. problematika Pendidikan Agama Islam terbagi menjadi tiga, problematika Pendidikan Agama Islam di sekolah, Problematika Pendidikan Agama Islam di rumah dan problematika Pendidikan Agama Islam di lingkungan masyarakat.

  1. Problematika Pendidikan Agama Islam di Sekolah

Problematika peserta didik, Sebagian besar peserta didik masih beranggapan dan memandang bahwa Pendidikan Agama Islam hanya sebatas formalitas saja (Imtima, 2009). Hanya sebatas disiplin ilmu yang diajarkan untuk mendapatkan standar nilai yang ditentukan.

Hanya sebatas ritual dan segi-segi formalitas dalam agama, seolah-olah apa yang disebut agama adalah seperangkat gerakan dan bacaan-bacaan serta doa-doa dalam ritual sembahyang dan ibadah. Dalam agama Islam ritual itu terumuskan dalam rukun Islam.

Tentu saja pandangan seperti ini tidak salah secara mutlak tetapi jelas amat tidak memadai untuk menjadi pandangan yang baik, terutama terhadap Pendidikan Agama Islam. tindakan ritual dan segi-segi formalitas agama, baru mempunyai makna hakiki jika mampu mengantarkan seseorang kepada tujuannya yang hakiki pula, yaitu kedekatan kepada sang pencipta sehingga memiliki kesiapan emosional dan spiritual dalam menjalani kehidupannya di dunia.

Baca...  Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU) Siapkan Pengusaha Muhammadiyah Masuk Jajaran Orang Terkaya di Indonesia

Wujud kedekatan kepada sang pencipta itulah yang akan terwujudkan dalam berbagai sikap dan perilaku yang terpuji (akhlaqul karimah), sehingga bisa memberi manfaat dan kebaikan terhadap semua. Solusinya Mengajarkan penerapan nilainilai praktik agama dalam kehidupan sehari- hari dan menekankan nilai- nilai agama dalam setiap kegiatan yang dilakukan, bekerjasama dengan pihak keluarga dirumah dan lingkungan masyarakat.

Problematika pendidik, Para pakar pendidikan di Indonesia menilai bahwa salah satu sebab utama kegagalan pendidikan adalah karena lemahnya kualitas pendidik. Padahal salah satu syarat mutlak keberhasilan pendidikan adalah kualitas pendidik yang baik.

Rasulullah adalah suri tauladan dan contoh pendidik yang baik terutama dalam Pendidikan Agama Islam. Karena itu semua pendidik muslim yang terlibat dalam Pendidikan Agama Islam baik sebagai sebuah disiplin ilmu, institusi ataupun jalan hidup haruslah menjadikan Rasulullah sebagai contoh dalam mendidik dan dalam menjalankan kesehariannya sebagai seoran pendidik agama Islam Seperti yang telah disabdakan Rasulullah bahwa hari ini harus lebih baik dari kemarin, dan besok harus lebih baik dari hari ini itulah perinsip setiap pendidik muslim, (Mulyasa,2009).

Jadi problematika pendidik agama Islam adalah belum mengamalkan nilai ajaran-ajaran agama secara menyeluruh dimulai dari bangun tidur sampai tertidur lagi, belum mengembangkan potensi dirinya dengan baik, solusinya Meningkatkan kualitas diri dengan terus mengembangkan potensi yang dimiliki dengan cara berperan serta dalam setiap pengembangan dan penerapan praktik agama di lingkungan masyarakat sehingga benar-benar bisa menjadi pendidik yang sebenarnya, meneladani Rasulullah SAW.

  1. Problematika Pendidikan Agama Islam di Rumah

Penerapan pendidikan dirumah sangat tergantung kepada para pemegang peran yang dominan yaitu orang tua yang didalam Al-Quran dikatakan sebagai penegak hukum Allah dalam lingkungan keluarga.(Abdurrahmanh. 122).

Terutama ayah sebagai kepala rumah tangga. Sebagai pemegang kepeminpinan dalam keluarga seorang ayah haruslah dapat membentuk lingkungan keluarganya dengan baik, terutama dalam menerapkan nilai-nilai agama Islam, inilah yang dikatakan sebagai penegak hukum Allah.

Apabila peran seorang ayah sudah maksimal dalam membentuk lingkuang keluarga yang baik maka sudah dapat dipastikan bahwa problematika Pendidikan Agama Islam dalam ruang lingkup keluarga akan dapat terselesaikan. Apalagi ada rekan yang membantunya yaitu ibu sebagai pendidik pertama bagi sang anak.

Baca...  Krisis Ormas Islam dalam Perbedaan Sudut Pandang 

Semakin sempurnalah apabila kedua individu ini bekerjasama dalam membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Tetapi dalam realitanya masih banyak orang tua yang kurang perduli dengan penerapan pendidikan agama anaknya dirumah karena mereka lupa peran mereka sebagai penegak hukum Allah.

Masih ada orang tua yang lebih mementingkan nilai kognitif anak dalam bidang disiplin ilmu eksak dibanding penerapan niainilai agama. Padahal apabila dikaji lebih dalam peran utama orang tua dirumah adalah pembentukan kepribadian dan akhlak yang baik bagi anak. Solusinya Menjalin komunikasi yang baik dengan sekolah dan lingkungan masyarakat terutama dalam penerapan- penerapan praktik nilai-nilai agama Islam.

  1. Problematika Pendidikan Agama Islam di Masyarakat

Penerapan Pendidikan Agama Islam dalam masyarakat adalah tanggung

jawab seluruh masyarakat khususnya para tokoh masyarakat dan tokoh agama.

Masjid sebagai pusat penerapan Pendidikan Agama Islam harus dimanfaatkan

semaksimal mungkin (Abdurrahman,h. 131). Apabila penerapan agama Islam berjalan dengan maksimal ditenagah-tengah masyarakat, baik dilingkuan masyarakat tinggal maupun di lingkungan perpolitikan negara atau lingkungan pemerintah, pastilah akan memberikan rasa aman, nyaman, damai dan tentram dalam setiap individu masyarakat.

Karena semua individu masyarakat melaksanakan ajaran agamanya dengan baik, terutama agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. Keberhasilan pendidikan agama adalah merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, keluarga dan masyarakat.

Dalam undang-undang tentang pendidikan, terdapat perbedaan definisi istilah pendidikan agama pendidikan keagamaan, Posisi pendidikan Islam di dalam undang- undang cukup strategi dan kuat. Hal ini dapat dilihat di Pasal 30 (1) Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional (Sisdiknas) dikatakan bahwa “pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh pemerintah dan/atau kelompok masyarakat dari pemeluk agama sesuai dengan peraturan perundang- undangan” [UU RI No.20/2003, pasal 30 (1)].

Pasal ini menunjukkan legalitas eksistensi pendidikan agama Islam adalah kuat dan dijamin oleh konstitusi negara.(Nurfitriyani,2016). Solusinya Masjid sebagai pusat pendidikan meberikan kajiankajian tentang ajaran agama, peran dan tanggung jawab manusia yang harus saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran.

Pemikiran Ibnu Khaldun tentang pendidikan Islam menekankan pentingnya memahami ilmu pengetahuan secara menyeluruh, mengintegrasikan ilmu agama dan ilmu umum, serta mengembangkan karakter dan moral individu. Baginya, pendidikan bukan hanya sekadar transfer pengetahuan, tetapi juga proses pembentukan karakter yang utuh, yang melibatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Ibnu Khaldun juga menyoroti pentingnya metodologi pengajaran yang adaptif dan holistik, yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan konteks zaman (Novita, 2022). Ibnu Khaldun menganggap pendidikan tidak hanya sebagai transfer pengetahuan tetapi juga sebagai proses pembentukan karakter.

Baca...  Peran dan Tujuan Filsafat Pendidikan Islam

Pendidikan harus mengembangkan kemampuan intelektual seseorang sekaligus memperkuat moralitas dan etika, agar individu dapat berkontribusi positif bagi masyarakat (Maarif, 1996).

Pemikiran-pemikiran Ibnu Khaldun ini tidak hanya memberikan landasan teoritis yang kuat dalam berbagai disiplin ilmu, tetapi juga tetap relevan dalam konteks modern. Kontribusinya dalam memahami dinamika sosial, historis, dan peradaban menjadi sumber inspirasi bagi studi ilmiah dan pemikiran kritis hingga saat ini.

Database yang mengorganisir informasi tentang pemikiran Ibnu Khaldun mengenai pendidikan Islam dan relevansinya dengan pendidikan Islam kontemporer (Hardanti, 2021).

Pendidikan Agama Islam di Indonesia menghadapi tantangan di tiga lingkup utama: sekolah, rumah, dan masyarakat. Solusi yang efektif memerlukan kolaborasi antara guru, orang tua, tokoh masyarakat, dan pemerintah. Penting untuk mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari, memperkuat peran orang tua, dan memaksimalkan fungsi masjid sebagai pusat pendidikan.

Dengan pendekatan holistik dan kerja sama semua pihak, Pendidikan Agama Islam dapat mencapai tujuannya dalam membentuk generasi yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia. Pemikiran Ibnu Khaldun tentang integrasi ilmu agama dan umum serta pembentukan karakter juga relevan untuk dijadikan landasan dalam pengembangan pendidikan Islam di Indonesia.

Daftar Pustaka

An-nahlawi, Abdurrahman, Ushul At-Tarbiyah Al-Islamiyyah Wa Asalibaha Fil Bait Wal Madrosah Wal Mujtama’, (Damaskus: Darul Fkri, 1979).

Candra, Yunof ; ISTIGHNA, Problematika Pendidikan Agama Islam  Vol. 1, No 1, Januari 2018.

Hardanti, B. W. (2021). Tiga fase sejarah berdasarkan pemikiran Ibnu Khaldun dalam sejarah Indonesia. Historiography: Journal of Indonesian History and Education, 1(2), 178–192.

Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian 3 : Pendidikan Disiplin Ilmu, (PT. IMTIMA, 2009).

Maarif, A. S. (1996). Ibn Khaldun dalam pandangan penulis barat dan timur. Gema Insani.

Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung:Rosada, 2009) Rohiat, Manajemen Sekolah, Teori Dasar dan Peraktik, (Bandung: Refika Aditama, 2010).

Novita, R. S. A. (2022). Konsep Dasar Pendidikan Perspektif Ibnu Khaldun Dan Ki Hajar Dewantara Serta Relevansinya Dengan Pendidikan Islam Kontemporer Di Indonesia. IAIN Ponorogo.

Nurfitriyani, Problematika Pendidikan Agama Islam di Sekolah,pada tanggal 18 April 2016.

Oleh: Soraya Khoirun Nisa’, Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta, Program Studi Pendidikan Agama Islam.

Dosen Pengampu : Bp. Danur Putut Permadi.M.Ag.

1 posts

About author
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta
Articles
Related posts
Filsafat

Netralitas Ilmu dalam Filsafat Ilmu

21 Mins read
Nur Fadilah1, Aisyah Afifah Rahma2 Abstrak Dalam tulisan ini akan membahas secara sederhana mengenai bagaimana cara menguji netralitas ilmu pengetahuan dalam filsafat…
Filsafat

Marlina Pembunuh dalam Empat Babak: Melacak Good Will Immanuel Kant Pada Tindakan Tokoh Marlina

4 Mins read
Mahakarya insan perfilman Indonesia mulai bertendensi ke arah yang baik. Marlina, adalah salah satu film yang sewindu yang lalu menghiasi layar kaca…
Filsafat

Persepsi Syiah dalam Shiffin dan Karbala: Filsafat George Berkeley Memandang Sejarah Perang Ahlul Bait

4 Mins read
Hari raya Idul Adha, artinya kian dekat dengan bulan Muharram, yang merupakan bulan tahun baru Islam. Pada hari Asyura yang jatuh pada…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×
Berita

Dekat Ibu Kota, Warga Duafa Di Jonggol Belum Tersentuh Program Kurban, Lazismu dan TelePerformance Indonesia Salurkan 1 Ekor Sapi

Verified by MonsterInsights