Keislaman

Manusia Tidak Terusir Dari Surga, Begini Kata Quraish Shihab

3 Mins read

Manusia tidak terusir dari surga, begini kata Quraish Shihab. Agama adalah hubungan antara manusia dengan Tuhannya. Pertanyaannya adalah bagaimana lahirnya hubungan ini? Kenapa harus ada hubungan dengan Tuhan? Bagaimana ada hubungan baik yang dianjurkan oleh agama terhadap sesama manusia.

Para pakar membahas dan mempertanyakan apa sebenarnya benih agama? Kenapa orang beragama? Tentu saja argumennya bermacam-macam. Ada yang masuk akal dan ada yang tidak. Salah satu yang tidak masuk akal tetapi sangat populer yang dikemukakan oleh Freud. Ia menyelidiki agama dan mengatakan bahwa agama-agama, termasuk agama yang tertua itu menyembah leluhur.

Kenapa orang menyembah leluhur? Katanya, ini lahir dari yang namanya Oedipus Complex. Ada satu anak yang mempunyai ibu cantik, tetapi ada ayahnya. Anaknya jutuh cinta dan ingin berhubungan birahi dengan ibunya, namun sang anak melihat ada ayahnya.

Karena takut rasa cinta terhalangi, akhirnya sang ayah dibunuh oleh anaknya. Selesai membunuh ayahnya, sang anak menyesal. Ia pun menyembah bapaknya. Ini tidak masuk di akal. Orang sakit jiwa, lalu Anda jadikan dasar untuk berkata agama. Sementara orang komunis berkata bahwa agama diciptakan oleh orang-orang kaya. Katanya, “Sudah ya sabar aja, nanti di akhirat kamu akan mendapatkan surga.”

Sementara pendapat yang populer mengatakan bahwa agama lahir dari rasa takut. Satu sisi benar. Sebab, orang semakin tua maka semakin beragama. Kenapa dia beragama? Jawabannya karena takut mati. Demikian juga, semakin dekat ujian di kampus, maka para mahasiswa semakin rajin shalat berdoa agar ujiannya lulus.

Akan tetapi, kata Quraish Shihab, kalaupun itu benar, sebenarnya ada sesuatu yang lebih dalam dari rasa takut. Anda tahu! Waktu Nabi Adam berada di surga, sebelum dia diciptakan, apakah sudah dinyatakan oleh Allah bahwa dia akan diturunkan ke bumi? Sudah. Maka berarti Adam tidak terusir, melainkan disuruh turun ke bumi.

Baca...  Dari Fatalisme Menuju Kebebasan Manusia

Manusia Tidak Terusir Dari Surga

Dengan kata lain, Allah SWT menciptakan Nabi Adam AS akan tetapi sementara tinggal di surga dulu. Tujuannya supaya dia melihat bagaimana itu surga. Dia sudah kenal Tuhan. Itu sebabnya, maka Nabi Adam As. diberitahukan untuk tidak mendekati buah khuldi.

Tak hanya itu, Allah SWT. juga mengingatkan Nabi Adam As. bahwa Setan adalah musuhnya. Dalam Al-Qur’an surat Thaha ayat 117-119:

فَقُلْنَا يٰٓاٰدَمُ اِنَّ هٰذَا عَدُوٌّ لَّكَ وَلِزَوْجِكَ فَلَا يُخْرِجَنَّكُمَا مِنَ الْجَنَّةِ فَتَشْقٰى ۝١١٧

اِنَّ لَكَ اَلَّا تَجُوْعَ فِيْهَا وَلَا تَعْرٰىۙ ۝١١٨

وَاَنَّكَ لَا تَظْمَؤُا فِيْهَا وَلَا تَضْحٰى ۝١١٩

Artinya: “Kemudian Kami berfirman, “Wahai Adam, sesungguhnya (Iblis) inilah musuh bagimu dan bagi istrimu. Maka, sekali-kali jangan sampai dia mengeluarkan kamu berdua dari surga. Kelak kamu akan menderita. Sesungguhnya (ada jaminan) untukmu bahwa di sana engkau tidak akan kelaparan dan tidak akan telanjang. Sesungguhnya di sana pun engkau tidak akan merasa dahaga dan tidak akan ditimpa terik matahari.” (QS. Thaha [20]:117-119).

Di surga kamu tidak akan lapar karena makanan banyak. Demikian haus. Kamu tidak telanjang karena pakaian beraneka ragam. Kamu tidak akan disengat oleh panasnya matahari karena ada lindungan (rumah). Dalam Al-Qur’an surat Al-Waqi’ah ayat 25-26:

لَا يَسْمَعُوْنَ فِيْهَا لَغْوًا وَّلَا تَأْثِيْمًاۙ ۝٢٥

اِلَّا قِيْلًا سَلٰمًا سَلٰمًا ۝٢٦

Artinya: “Di sana mereka tidak mendengar percakapan yang sia-sia dan tidak (pula) percakapan yang menimbulkan dosa. (yang mereka dengar hanyalah) ucapan, “Salam… salam.” (Al-Waqi’ah [56]: 25-26).

Namun pada akhirnya Nabi Adam As. melanggar. Hingga Allah SWT. berfirman: “Turunlah kamu bersama istrimu ke bumi.”

Rupanya, Allah SWT. menetapkan Nabi Adam As. tinggal di surga untuk dia jadikan surga itu sebagai target melaksanakan tugasnya di bumi, seakan-akan Allah SWT. berkata ciptakanlah di bumi bayang-bayang surga. Manusia harus bekerja dengan sungguh-sungguh sehingga tersedia sandang, pangan, dan papan. Pendek kata, kebutuhan pokok manusia harus tersedia di bumi. Dan, karena di surga kedamaian, kedamaian, dan kedamaian, maka ciptakanlah di bumi ini kedamaian.

Baca...  Keadilan dalam Kepemimpinan di Surah An-Nisa Ayat 58 Berdasarkan Tafsir Al-Jalalain

Sewaktu dia turun ke bumi, ternyata belum ada agama. Di dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 38-39 Allah SWT. berfirman:

قُلْنَا اهْبِطُوْا مِنْهَا جَمِيْعًاۚ فَاِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِّنِّيْ هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ ۝٣٨

وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَكَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَآ اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَࣖ ۝٣٩

Artinya: “Kami berfirman, “Turunlah kamu semua dari surga! Lalu, jika benar-benar datang petunjuk-Ku kepadamu, siapa saja yang mengikuti petunjuk-Ku tidak ada rasa takut yang menimpa mereka dan mereka pun tidak bersedih hati. (Sementara itu,) orang-orang yang mengingkari dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah [2]: 38-39).

Sekali lagi tidak ada petunjuk? Lalu kapan datangnya? Waktu turun ke bumi Nabi Adam As. menemukan tiga hal. Pertama adalah kebenaran. Semuanya yang dilihat benar. Kedua adalah kebaikan. Semuanya adalah baik. Ketiga adalah keindahan. Misalnya, indahnya bintang-bintang dan matahari terbit.

Tanpa disadari, setelah menemukan semuanya, Nabi Adam As. menemukan kekurangan dan ketidakkekalan. Misalnya, mawar indah, namun sebentar lagi akan layu. Demikian bintang yang bagus pada siang hari ternyata hilang. Lalu Nabi Adam As. mencari apa yang paling baik, benar, indah, dan langgeng.

Ketika mencari yang baik, maka lahirlah akhlak. Ketika mengekspresikan yang indah, maka lahirlah seni. Dan ketika mencari yang benar, maka lahirlah ilmu. Katanya, “Carilah ilmu, berbuat baiklah supaya berakhlak, tampillah dengan indah supaya kamu menemukan (dan ketika itu ia menemukan Allah dan mulai berhubungan dengan Allah SWT. Dan, ketika itu juga ia teringat masa-masa indah berada di surga).”

Karena beragama, mencari yang baik, benar, dan indah maka lahir dan terciptalah peradaban. Bukankah Allah SWT. menghendaki lahirnya peradaban di muka bumi? Tetapi manusia terdiri dari jasmani dan rohani. Rohani terdiri dari akal dan jiwa. Dengan akalnya dia berpikir, dan dengan rohnya dia rindu kepada Tuhan.

Baca...  Menyingkap Tabir Kesalahpahaman: Ketika Terjemah dan Tafsir Al Qur'an Tidak Sejalan

Tak heran, jika dalam keberagamaannya dia menggunakan akalnya sekaligus rindu kepada Tuhan. Jalaluddin Ar-Rumi pernah berkata, “Sebenarnya manusia dengan ruhnya seperti seruling bambu.” Bunyi seruling bambu ia gambarkan seperti orang menangis. Kenapa dia menangis? Karena ia rindu asalnya.

Jadi, dalam membangun peradaban ini, jangan sekali-kali melepaskan ruh (peradaban sekarang terlepas dari ruh). Akhirnya, dialah yang menemukan Tuhan. Dialah yang paling benar. Dialalah yang paling indah, dan dia berusaha untuk mencontohi Tuhan. Jadi, beragama adalah upaya dalam mencontohi sifat-sifat Tuhan. Wallahu a’lam bisshawab.

149 posts

About author
Alumni PP Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo dan PP Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Penulis juga kontributor tetap di E-Harian Aula digital daily news Jatim.
Articles
Related posts
KeislamanSejarah

Perkembangan Mazhab Dalam Islam

5 Mins read
Kuliahalislam.Mazhab juga diartikan sebagai pendapat, kelompok, aliran yang bermula dari pemikiran atau ijtihad seorang Imam dalam memahami sesuatu baik filsafat, fiqih, teologi,…
KeislamanTokoh

Pemikiran Islam Al-Maududi

3 Mins read
Kuliahalislam.Abu A’la al-Maududi lahir di Hyderabad, India, 25 September 1903 dan wafat di New York, Amerika Serikat. Adalah seorang ulama dan pemikir…
KeislamanNgaji Al-Iqtishad Fi Al-I’tiqad

Gus Ulil Ngaji Al-Iqtishad fi Al-I'tiqad: Tindakan-tindakan Tuhan

4 Mins read
Gus Ulil ngaji al-iqtishad fi al-i’tiqad: tindakan-tindakan Tuhan. Kita tahu Tuhan dalam dirinya mempunyai tiga aspek yaitu dzat, sifat dan tindakan-tindakan. Demikian…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×
ArtikelJurnal

Remaja dan Krisis Identitas: Hubungan Erat dengan Aksi Kenakalan

Verified by MonsterInsights