(Sumber Gambar: Redaksi Kuliah Al-Islam) |
Manusia-manusia terbawa arus nafsu syahwat sesaat membuat jatuh kedalam lembah kezaliman, kehinaan dan keterpurukan yang membuat rusak hancurnya nilai martabat diri. Terkadang, merasa diri suci semuci, tidak bernoda, tidak bersalah, tidak berbuat buruk, dihadapan interaksi sosial sambil menebar kabar buruk sangka, praduga fitnah tentang orang lain sesama kawan dan sekitarnya. Pun, menggunakan tangan-tangan, cara-cara orang lain, hanya untuk memuluskan nafsu jahatnya untuk menyerang, membunuh, memojokkan dan menjatuhkan martabat sesama manusia.
Manusia-manusia yang mendaku diri penting itu, melihat, memantau, menilai, dan menjudge orang-orang biasa, orang-orang fakir lemah tak berdaya dan bukan siapa-siapa. Begitupun, orang-orang yang sederhana merasa biasa tadi, tidak peduli atas penilaian, memberi stempel atau stigmatisasi juga tuduhan serampangan pada orang-orang yang menilai itu.
Bercerminlah pada firman Allah SWT, ayat-ayat semesta Tuhan. Bukan karena kita manusia paling baik, paling suci, tetapi kita berusaha meraih kemuliaan, berbuat kebajikan dan menebar manfaat bagi manusia sekitar. Berbuatlah pada manusia-manusia yang fakir miskin, lemah tak berdaya dan hidup terusir terpinggirkan. Bukan karena manusia paling berpunya, harta dermawan dan berkuasa tetapi kita berupaya untuk merasakan denyut nadi warga lemah, keluhan, jeritan hingga aspirasi dalam hidup bermasyarakat sekitarnya.
Berkaryalah pada sesuai potensi, minat bakat, keahlian ilmu pengetahuan dan ketrampilan serta wawasan yang kamu miliki. Bukan karena kita manusia paling talenta berbakat, tetapi kita bertranformasi mencipta kebajikan-kebajikan, kedamaian dan kemajuan juga menggunakan setiap gerak-gerak langkah berkembang dengan segala sesuatu yang bermanfaat bagi diri sendiri, sesama manusia, agama dan lainnya.
Dengan demikian, manusia-manusia perlu memiliki akal fikiran murni jernih, mulia, dan manusiawi dalam hidup ini agar kita selalu memandang manusia lainnya secara wajar, empati dan tolong menolong, saling merangkul dan memberdayakan antar sesama manusia. Manusia-manusia perlu untuk mengasah akal fikiran, meningkatkan kualitas Ilmu-ilmu pengetahuan dan wawasan keislaman pun kemanusiaan universal dalam hidup ini agar kita selalu menjadi manusia atau warga yang kritis, radikal, cerdas, kreatif dan solutif dalam menghadapi setiap problematika fenomena yang terjadi menimpa agama, ditengah warga.
Mengasah Potensi Diri
Manusia-manusia merasakan kebahagiaan saat senantiasa menggali potensi, minat dan keahlian dalam diri untuk terus belajar, berkarya, berkhidmat memberi kontribusi kebajikan dalam kehidupan beragama bermasyarakat dan bernegara. Manusia-manusia senantiasa ciptakan karya-karya buku, ensiklopedia, dan dakwah hikmah islami buat oase jiwaraga dari segala cobaan, tantangan dan gejolak pergolakan yang kamu hadapi. Juga, ciptakan karya-karya produk material atau potensi ruhani buat pondasi hidup yang tak terhindari. Pun, ciptakan dan lakukan segala sesuatu yang bisa menghidupkan jiwa rasa, gelisah inspirasi dari setiap problematika ubah menjadi sesuatu yang bermakna.
Manusia-manusia menjalani hidup didunia sangat singkat, sementara dan fatamorgana. Umur usia manusia-manusia sangat singkat dan pendek, badan bisa lemah lunglai dan tak berdaya. namun, yang utama itu manusia-manusia bisa gunakan segala setiap tarikan nafas, selama nafas masih dikandung badan, selama masih hidup udara segar, memandang dan menjelajahi fenomena alam semesta dan gerak-gerik manusia.
Dalam hidup, teruslah beribadah kepada Allah SWT seraya memohon ampunan petunjuk, pedoman dan perlindungan kasih sayang darinya. Teruslah belajar ilmu pengetahuan dan wawasan keilmuan yang kamu senangi kuasai, lalu jiwa hayati refleksi dan amalkan. Teruslah bekerja ciptakan karya-karya kreatif, dan cerdas, lalu sumbangsih gagasan dan gerakan agar manfaat mencerahkan.
Dalam hidup, manusia-manusia yang baik, dan benar, bermanfaat dan bernilai ibadah kepada Allah SWT, Tuhan maha pengasih dan penyayang, maha kuasa pengampun dan maha bijaksana. Bukanlah siapa yang banyak-banyak harta tahta dan kuasa yang kamu kumpulkan. Bukanlah siapa yang gagah perkasa, melimpah bintang tahta di dada, sambil berjalan membusungkan dada dihadapan sesama manusia. Bukanlah siapa yang ganteng cantik, putih hitam, tinggi kecil, tua muda, klan keluarga penguasa atau manusia jelata.
Menghidupkan akal budi untuk selalu bersyukur bahagia gembira memandang fenomena peristiwa segala ciptaan Allah SWT dan kejadian di sekitarnya. Mengasah jiwa raga hati nurani untuk selalu bergairah antusias dan peduli melihat warga keluh kesah, derita sengsara fakir miskin, tak berdaya dan terbelakang. Membangun pusat-pusat riset inovasi keunggulan, kemajuan dan kemuliaan dalam aspek pendidikan, agama, sosial dan budaya bagi warga berdampak manfaat sekitar.
Setiap tantangan dan kesulitan yang kita hadapi datang bersama dengan peluang untuk tumbuh dan menemukan solusi. Dengan ketekunan, kreativitas, dan keberanian, kita dapat mengatasi penderitaan dan menemukan kebahagiaan serta kedamaian. Dunia ini menyediakan banyak cara untuk bangkit dan berkembang, asalkan kita mau mencari dan memanfaatkannya.