Esai

Makna Sukses Dunia Akhirat Dalam Perspektif Islam (2)

7 Mins read

(Sumber Gambar: Redaksi Kuliah Al-Islam)

KULIAHALISLAM.COM – Setiap orang pasti tidak ingin hidupnya gagal apalagi diliputi kesengsaraan dan penderitaan, sehingga segala rencana dan usaha yang akan dilaksanakan berharap akan meraih kesuksesan, namun tidak sedikit hambatan dan godaan yang menghadang di tengah perjalanan hidup ini. Dengan demikian ummat Islam setiap saat memohon untuk ditunjukkan jalan yang lurus bahkan berjuang untuk mengakhiri nafas ini dengan kalimat tauhid la ilaha illallah. Permohonan tersebut bukan berarti tidak ditemukannya kebenaran, akan tetapi melihat kenyataan dalam perjalanan hidup ini tidak sedikit orang tahu ini benar tapi tidak dilakukan bahkan yang benar itu dianggap salah. Terlalu sering disaksikan orang yang mengkorup harta rakyat adalah mereka yang sudah sarjana dan bukan orang miskin. Yang lebih banyak andilnya dalam merusak lingkungan hidup adalah yang ahli urusan pengelolaan sumber daya alam. Jika ini berlanjut berarti akan dilanda kegagalan dan kehancuran.

Ternyata kesuksesan tidak ditentukan oleh keberhasilan menempuh jenjang pendidikan dan jabatan yang tinggi atau melimpahnya harta yang dimiliki, namun ada faktor-faktor lain yang perlu ditelusuri khususnya ajaran Islam yang menyiapkan konsep (manhaj) hidup dalam keberuntungan terlebih ajaran pokoknya sebelum mendirikan shalat lima waktu salah satu ajakannya segera meraih kesuksesan dan keberuntungan (حي على الفلاح). Kesuksesan biasanya diukur melalui kaca mata materi, kekuasaan dan kekayaan. Padahal Firaun dan Qarun telah dijadikan pelajaran bagi orang yang berpikir dan mau mengambil pelajaran seperti di kisahkan dalam al-Qur’an.

Dalam konteks agama Islam, kesuksesan dapat di maknai dengan pencapaian kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta selamat dari siksa api neraka seperti penutup doa yang sering dibaca. (ربنا آتنا فى الدنیا حسنة وفى الآخرة حسنة وقنا عذاب النار). Petunjuk Rasulullah pun juga memberikan arahan bahwa doa yang paling afdhal adalahͿ الحمد dan sepintas lalu kalimat tahmid ini nampaknya “bukan doa” akan tetapi pujian. Dari sini nampak bahwa diharapkan hidupnya ummat nabi Muhammad SAW selalu dalam keadaan yang menyenangkan dan selalu mengucapkan pujian kepada Allah SWT, sekalipun mengalami kesulitan dan cobaan.

Kesuksesan dalam ajaran Islam identik dengan kebaikan dan ketakwaan, kebaikan dalam arti hubungan dengan sesama makhluk terutama sesama manusia dan ketakwaan dalam arti hubungan baik dengan Allah SWT. (إن أكثر أسباب السعادة الأبدیة إنما ھو جمع بین تقوى الله وحسن الخلق). “Sesungguhnya sebab-sebab yang paling banyak mengantar kepada kebahagian (kesuksesan) abadi hanyalah keselarasan antara bertakwa kepada Allah dan akhlak yang baik.” Karena itu, dalam islam pada dasarnya kesuksesan seseorang ketika dia mampu memahami setiap aktivitas ibadah secara istiqamah, selalu mendekat dan berfikir setiap ciptaannya dan berbuat kebaikan pada sesama.

Sukses Kehidupan Dalam Islam

Islam menghendaki pemeluknya agar menjadi manusia unggulan dan mampu menarik perhatian orang (berdakwah), karena memiliki kelebihan mulai dari pakaian, style dan perbuatannya, hingga akan menjadi qudwah hasanah (panutan yang baik) yang pantas menjadi pembawa risalah untuk seluruh lapisan masyarakat. Dengan demikian Islam sangat memperhatikan pemeliharaan jasmani, akal, dan rohani. Kesehatan jasmani dan rohani merupakan dua kebutuhan yang harus dimiliki oleh setiap orang. Kesehatan jasmani tidak cukup mengantar kepada kesuksesan dan kebahagiaan tanpa dibarengi dengan kesehatan rohani.

Baca...  Kritik Okdisidentalisme terhadap Hegemoni Industri Film Barat: Representasi, Dominasi Budaya, dan Orientalisasi

Demikian juga sebaliknya kesehatan rohani tidak cukup, jika tidak diimbangi dengan kesehatan jasmani, sehingga keduanya harus dijaga dan dikembangkan secara selaras. Disamping itu, kesuksesan bukan hanya terukur pada masa hidup di dunia ini, akan tetapi juga akan mempersiapkan kesuksesan di akhirat kelak. Untuk mendapatkan hal tersebut tentunya memerlukan perjuangan dan pengorbanan. Orang sukses kuncinya proaktif, bukan reaktif. Kesempatan digunakan sebaik-baiknya membekali diri dengan ketakwaan, tidak hanya berleha-leha membuang kesempatan. Suatu saat Imam Ahmad ditanya, “Kapan seseorang hamba bisa istirahat?” Beliau menjawab, “Ketika kakinya menginjak surga.”

Setiap waktu menjadi momentum untuk berprestasi besar, kesibukan hanya dalam kebaikan. Jika tidak demikian, maka bisa berubah menjadi kesibukan dalam keburukan. Orang sukses tentunya dekat terhadap Pencipta, Allah SWT dan dekat terhadap sesama makhluk. Kedekatan terhadap Allah ditandai dengan selalu mengingat-Nya serta sibuk mengabdi kepada-Nya. Kedekatan sesama makhluk ditandai dengan membagi-bagikan manfaat dan saling menyayangi bukan untuk menyusahkan, apalagi menyakiti atau menzolimi. Dengan pola hidup seperti itu akan tercipta kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Allah SWT menyatakan dalam firman-Nya surah Yunus: 62-64: 62. “Ingatlah, Sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. 63. “(yaitu) orangorang yang beriman dan mereka selalu bertakwa”. 64. “Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan} di akhirat. tidak ada perobahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. yang demikian itu adalah kemenangan yang besar.” Wali-wali Allah adalah mereka yang pantas dan dijanjikan oleh Allah untuk mendapatkan berita gembira (kesuksesan) di dunia dan di akhirat. Para wali Allah yang dimaksud adalah orang yang senantiasa taat tanpa dicampuri oleh kemaksiatan serta dilindungi oleh Allah SWT dengan menjaganya untuk terus menerus dalam ketaatan.

Kesalehan merupakan simbol kebahagiaan bahkan ketiadaan orang saleh selalu di rindukan, dicari dan minimal berdoa untuk mendapatkannya. Dan ini dibuktikan oleh rasa kegembiraan orang dalam menyambut kelahiran seorang bayi serta doa orang tuanya agar anaknya kelak menjadi anak yang saleh berguna bagi bangsa, negara dan agama. Jika orang saleh meninggal dunia dan meninggalkan banyak kebaikan, tentunya akan ditangisi oleh orang-orang yang ditinggalkan terutama orang yang pernah menerima kebaikannya. Sebaliknya orang yang meninggal dunia dan meninggalkan banyak keburukan tentunya hidupnya akan sengsara dan menyengsarakan orang lain, dengarkan aja komentar orang yang ditinggalkan ketika mendengarkan berita bahwa dia sudah meninggal dunia; “syukur dia sudah mati dan tidak ada lagi orang yang menyakiti aku”.

Jadi takaran kesuksesan dalam ajaran Islam tidak tergantung pada ukuran materi semata, akan tetapi sangat ditentukan oleh hubungan baiknya dengan Allah Azza wa Jall dan hubungan baiknya dengan sesama manusia sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Tahukah kalian orang yang paling banyak masuk ke dalam syorga? Orang yang bertakwa dan berakhlak mulia.” Untuk menjadi orang yang bertakwa dan berperilaku biak terhadap sesama manusia harus mendudukkan posisi diri sebagai hamba yang sebenarnya.

Imam Ja’far ash-Shadiq R.A. Ketika menjelaskan hakekat penghambaan, beliau mengatakan bahwa ada tiga perkara untuk hal itu: 1). Jangan menganggap apa yang telah diberikan oleh Allah sebagai miliknya. 2). Jangan mengatur diri semau-maunya. 3). Hendaklah selalu menyibukkan dirinya dengan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi apa yang dilarang-Nya.

Baca...  Perlunya Membaca Ulang Konsep Toleransi Ala Gus Dur!

Sukses Perspektif Mufasir Islam

Berdasarkan pada pembahasan yang telah diuraikan mengenai penafsiran QS Al-Ashr menurut para hukama tafsir, maka penulis dapat memberikan kesimpulan dari hasil penilitian ini, yaitu: Penafsiran para ulama tafsir tentang surah Al-Ashr yaitu; dalam tafsir Quraish Shihab yang mengkutip penafsiran Imam Syafi‟I, mengatakan surah ini sebagai salah satu surat yang paling sempurna petunjuknya yaitu; mengingatkan betapa pentingnya waktu, yang dimana kandungan ayat ini berkebalikan dengan kandungan surah At-Takasur yang menjelaskan betapa sombongnnya manusia yang kebanyakan darinya berlomba-lomba menumpuk harta serta menghabiskan waktunya hanya untuk hal tersebut sehingga mereka lalai akan tujuan utama dari kehidupan ini. Dan juga mengkutip pendapat Al-Maraghi, bliau berpendapat bahwa surah yang lalu menggambarkan sifat manusia (At-Takasur) yang mengikuti hawa nafsunya sehingga terjerumus ke dalam kebinasaan, sedangkan surat al-Ashr berbicara tentang sifat manusia yang menghiasi dirinya dengan sifat-sifat terpuji.

Dan menurut M. Quraish Shihab sendiri yaitu bagaimana manusia untuk mengkonsep waktunya sebaik mungkin, karena waktu merupakan modal utama manusia. Apabila waktu tidak di isi dengan baik maka ia akan berlalu begitu saja; ia akan hilang. Dan ketika itu jangankan keuntungan yang di dapat modal pun tak akan kembali. Dalam Tafsir Sayyid Quthub, didalam tafsirnya beliau mengatakan, dalam surah yang kecil ini tergambar suatu peraturan hidup yang sempurna bagi manusia sebagaimana yang dikehendaki islam. Ia meletakkan suatu konstitusi islam dalam kehidupan seorang muslim, tentang hakikat dan tujuan hidupnya yang meliputi kewajiban dan tugas-tugasnya.

Sedangkan dalam penafsiran Imam Jalaluddin As-Suyuthi yang dimaksud dengan wal- Ashr yaitu demi masa atau zaman yang dimulai dengan tergelincirnya matahari dan di akhiri dengan terbenamnya matahari, yaitu pada waktu ashar. Manusia tidak termasuk dari orang yang merugi jika ia saling menasihati dalam kebenaran, menjalankan amal ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Konsep sukses dari ketiga penafsir ini yaitu sama-sama mengkonsep tentang pentingnya waktu, supaya digunakan kepada hal-hal yang bernilai positif. Karena waktu sangatlah penting, waktu tidak akan menunggu, akan terus berputar tanpa henti. Dan waktu tidak akan kembali, sehingga selama mempunyai waktu pergunakanlah waktu untuk beriman, beramal shaleh, menasihati tentang kesabaran dan menasihati tantang kebenaran.

Pengertian Sukses

Sukses menurut bahasa
adalah beruntung. Sedangkan menurut Andrea Molloy, sukses adalah merombak keyakinan-keyakinan negatif kemudian menyelaraskan sikap baru ada dengan visi kesuksesan. 
Apakah hanya dengan pengertian seperti ini kita bisa dikatakan sukses?. Penulis rasa jika hanya dengan ini yang dikatakan sukses maka hanya segelintir orang saja di dunia yang akan meraih kesuksesan, dan jika kesuksesan dilihat dari segi karir, maka hanya orang-orang yang bisa memenangkan sebuah pemilihan presiden, mentri dan lain sebagainya yang telah memperoleh kesuksesan. Makna sukses jauh lebih besar dari tinjauan yang telah diuraikan di atas oleh penulis. Setelah penulis baca dan mempelajari tentang kesuksesan bukan hanya diukur dengan harta, jabatan dan kekuasaan saja. Akan tetapi jika kita merubah pola pikir kita tentang pengertian sukses maka kita bisa berfikir bahwa sukses adalah seseorang yang berhasil jika orang tersebut telah memberikan manfaat kepada orang lain atau kehadirannya sangat dibutuhkan terhadap lingkungan sekitar, sedangkan sukses menurut Allah adalah sukses dalam menyeimbangkan antara urusan dunia dan urusan di akhirat. Sukses adalah akibat dari runtutan hal-hal yang ada di dalam sebuah bagan yaitu: sukses, effective, habbits dan action. Dari mulai action positif, kemudian menjadi kebiasaan dan kebiasaan itu terus-menerus akan
menjadikan kita manusia yang efektif dan sukses akan
segera datang sesuai dengan yang kita inginkan.

Baca...  Memahami Islam Agama Kemanusiaan

Istilah-istilah Sukses

1. Sukses dunia

Sukses dunia merupakan
kesuksesan yang bersifat sementara bisa dilihat atau hanya bersifat materi; misalnya harta kekayaan, kedudukan, jabatan, kekuasaan, pekerjaan yang baik, keluarga yang baik serta pendidikan yang baik. Seperti kekayaan yang dititipkan kepada qarun selama hidup di dunia, dia dianugrahi harta yang melimpah tetapi dia tidak pernah mensyukuri dan bahkam dia bersifat buruk, dia memiliki sifat sombong, kikir dan takabbur. Sehingga Allah menghukunya dengan ditenggelamkan harta qarun kedalam tanah. Sukses dunia merupakan kessuksesan dan kebahagiaan yang hanya dapat dinikmati di dunia saja, tidak dengan ketenangan hati serta ridha Allah.

2. Sukses akhirat

Kesuksesan akhirat yaitu
segalamacam bentuk kenikmatan yang diterima oleh manusia di akhirat, yang dikarenakan perbuatan baiknnya selama hidup di dunia. Sehingga selama hidup di dunia, hidupnya diridhai oleh Allah SWT. Dalam artian hidup di dunia belum tentu merasakan kesenangan atau menikmati harta yang melimpah. Misal seseorang yang memang meyakini bahwa rezeki mereka telah diatur oleh Allah, dan ia hanya berusaha yang terbaik akan tetapi Allah yang menentukannya.

3. Sukses dunia akhirat

Sukses dunia akhirat
merupakan suatu kebahagiaan yang dicapai oleh seseorang yang mana di kehidupan dunia, hidupnya di ridhoi oleh Allah dan di akhirat ditempatkan di surganya Allah. Seperti suksesnya rosulullah yang kehidupan di dunia, beliau dicintai oleh Allah dan di akhirat ditempatkan di surga-Nya Allah yaitu surga firdaus, surga yang diciptakan oleh Allah dari emas. Calon penghuninya diterjemahkan dalam surat 23/Al-Mukminun ayat 1-11, adalah orang-orang yang
amanat dan menepati janjinya, orang-orang yang berpaling dari pekerjaan sia-sia, dan orang-orang yang meminta undangannya, kecuali kepada istri-istri mereka.

Faktor-faktor Kesuksesan

1). Putus
Asa. 
2). Lupa Terhadap Sang
Pencipta. 
3). Sabar dalam Suka Maupun
Duka. 
4). Perbanyak bersedekah. 5). Keyakinan Bahwa Allah
akan Memenuhi. 
6). Kebaikan perantara
dari Sukses. 
7). Keteguhan Hati. 8). Mengatur Waktu atau
Mengkonsep Waktu.

Karena itu, dalam islam pada dasarnya kesuksesan seseorang ketika dia mampu memahami setiap aktivitas ibadah secara istiqamah, selalu mendekat dan berfikir setiap ciptaannya dan berbuat kebaikan pada sesama. Bahwa sukses adalah seseorang yang berhasil jika orang tersebut telah memberikan manfaat kepada orang lain atau kehadirannya sangat dibutuhkan terhadap lingkungan sekitar, sedangkan sukses menurut Allah adalah sukses dalam menyeimbangkan antara urusan dunia dan urusan di akhirat. Sukses adalah akibat dari runtutan hal-hal yang ada di dalam sebuah bagan yaitu: sukses, effective, habbits dan action. Dari mulai action positif, kemudian menjadi kebiasaan dan kebiasaan itu terus-menerus akan menjadikan kita manusia yang efektif dan sukses akan segera datang sesuai dengan yang kita inginkan.

2364 posts

About author
Merupakan media berbasis online (paltform digital) yang menyebarkan topik-topik tentang wawasan agama Islam, umat Islam, dinamika dunia Islam era kontemporer. Maupun membahas tentang keluarga, tokoh-tokoh agama dan dunia, dinamika masyarakat Indonesia dan warga kemanusiaan universal.
Articles
Related posts
Esai

Persepsi Warga Dalam Pemilukada 2024

4 Mins read
KULIAHALISLAM.COM – Pemilihan Umum Kepala Daerah di Indonesia 2024 (Pemilukada) digelar secara serentak untuk daerah-daerah yang masa jabatan kepala daerahnya berakhir pada…
Esai

Memaknai Kekuasaan Memberdayakan Warga

6 Mins read
KULIAHALISLAM.COM – Indonesia merupakan negara hukum yang mempunyai ciri khas tersendiri yang berbeda dengan negara hukum yang diterapkan di berbagai negara. Hanya…
Esai

Pilkada 2024; Gejolak Demokratis Era Digital

5 Mins read
KULIAHALISLAM.COM- Pemilihan Umum kepemimpinan Daerah (Pemilukada) adalah sebagai proses mekanisme secara demokratis dalam menelaah memilah dan memilih seorang Paslon pemimpin dan kepemimpinan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights