Artikel

Makna Puasa: Dari Syariat ke Hakikat

7 Mins read
(Sumber Gambar: Redaksi Kuliah Al-Islam)


KULIAHALISLAM.COMPuasa
merupakan salah satu 5 rukun yang membangun Islam. Puasa adalah suatu ibadah
atau ritual yang lazim ada di hampir semua agama yang ada. Puasa dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia mengartikan puasa dengan tidak makan dan tidak minum
dengan sengaja (terutama yang berhubungan dengan keagamaan).  Ada juga yang menyebut  puasa diserap dari bahasa Sanskerta
Upawasa yang berarti cara atau  metode  mendekatkan 
diri kepada Tuhan. Dalam Islam puasa disebut dengan shoum atau jamaknya
shiyam  yang berarti menahan  diri, 
mencegah,  dan  menjauhkan 
diri  dari  sesuatu. Adapun  secara istilah  puas diartikan dengan menahan diri makan,
minum, berhubungan dengan istri, serta hal-hal yang dapat  membatalkannya  mulai 
dari  terbit  matahari 
sampai  matahari  sampai 
terbenam.

Hakikat puasa bagi umat
Islam adalah untuk keselamatan. Mereka melakukan puasa Ramadhan, dimana pada
bulan ini dosa-dosa mereka habis dibakar. Labib MZ mengatakan, “disebut
Ramadhan karena ia dapat membakar dosa-dosa dengan memperbanyak amal sholeh.
Ramadhan artinya panas terik matahari”
. Menurut umat islam pada bulan Ramadhan
inilah dosa-dosa mereka habis dibakar, dengan demikian mereka dapat memperoleh
keselamatan.

Dalam Islam, puasa
berarti menahan lapar dan dahaga juga mengendalikan diri terhadap hawa nafsu. Menurut
Islam, puasa sebagai upaya untuk mendekatkan diri seseorang kepada Allah S.W.T
dan bertaqwa kepada-Nya. Motivasi puasa bagi umat Islam adalah sesuai dengan
ajaran Nabi Muhammad S.A.W dengan aturan kitab suci AlQuran. Motivasi puasa
yang benar yaitu harus memuliakan Allah S.W.T. “Mengerjakan ibadah puasa
Ramadhan yang baik kita diharuskan mencontoh cara Rasullullah S.A.W, dalam
Berpuasa. Puasa banyak disalah gunakan oleh umat Islam sebagai ritual agama
saja, hal ini menyebabkan makna puasa menjadi berubah”. Perintah puasa bagi
umat Islam terdapat di Kitab Suci Alquran Surat Al Baqarah ayat 183. Arief
Wibowo, dkk menjelaskan “Ibadah puasa adalah perintah langsung dari Allah dan
nabi Muhammad mendirikan ibadah puasa dalam dirinya untuk diikuti oleh umat
Islam”.

A. Syarat wajib puasa:

1. beragama islam/muslim
yang mukkalaf, mukallaf adalah seorang yang sudah baligh dan berakal

2. berakal, dewasa, sehat
dan mampu. Tidak diwajibkan berpuasa bagi yang tidak berakal, gila atau anak
kecil.

2. Islam dan disertai
dengan niat puasa

3. suci dari haid, nifas,
tidak sakit dan

4. dalam kondisi tetap, tidak
berada dalam perjalanan (musafir).

B. Syarat Sah puasa

1. Beragama Islam

2. Niat

3. Suci dari Haidh dan
Nifas

4. Pada Hari Yang
Dibolehkan

Adapun yang membatalkan
puasa adalah makan minum yang disengaja,
bersetubuh
dengan disengaja, mengeluarkan mani, muntah dengan sengaja,
berbekam, disuntik dengan cairan, debu
halus dan tebal (pekat), bercelak,
memutuskan
niat, menyelam, sengaja berlama dalam junub dan orang yang sengaja
berbohong kepada Allah dan Rasul.

Rukun puasa:

a. Niat. Sebagaimana
firman Allah SWT, yang artinya:
“padahal
mereka hanya
diperintahkan
menyembah Allah dengan ikhlas mena’atinya, semata mata karena
(menjalankan).”(QS. al-Bayyinah: 5).

Baca...  Ilmu Munasabah Dalam Ilmu Al-Qur'an

b. Menahan diri dari
segala hal yang membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar
hingga terbenam matahari. Sebagaimana
disebutkan dalam QS Al-Baqarah ayat
187
yang artinya: “…makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan)
antara benang putih dan benang hitam,
yaitu fajar. Kemudian sempurnakan puasa sampai (datang) malam.

Makna Puasa

Puasa dalam bahasa arab
disebut ٌمْوَص, yang berasal dari kata ٌَماَص–ٌٌمْوُصَي–ٌٌموَص–ٌٌُ
     ماَيِصٌو yang
berarti menahan diri dari sesuatu, diam, berhenti, atau berada di suatu tempat.
Sedangkan 
secara  terminologi  puasa 
didefinisikan  sebagai  menahan 
diri  dari  sesuatu 
yang membatalkan  sejak  matahari 
terbit  hingga  matahari 
terbenam  dengan  niat 
dan  syarat tertentu.

Dalam al-Quran surah
al-Baqarah: 183 dijelaskan tentang puasa, sebagai berikut:
Hai  orang-orang 
yang  beriman,  diwajibkan 
atas  kamu  berpuasa sebagaimana  diwajibkan 
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa
.
Puasa
telah dilakukan sejak zaman dulu, tidak hanya oleh umat Islam saja, tapi oleh
umat beragama yang lain, dengan cara masing-masing yang dipercayainya. Dengan
puasa kita bisa sehat
secara
jasmani dan rohani. Puasa merupakan ibadah yang memiliki keistimewaan dibandingkan
dengan  ibadah-ibadah  yang 
lain,  seperti  dituntutnya 
pelaku  untuk  benar-benar 
ikhlas  melakukannya,  karena ibadah 
puasa  boleh  dikatakan 
sebagai  ibadah  yang 
sifatnya  rahasia,  maka 
puasa  hanya  dapat dilaksanakan  dengan 
baik  oleh  orang-orang 
yang  beriman  saja. 
Kata puasa yang dipergunakan untuk menyebutkan arti dari al-Shaum  dalam rukun 
Islam  keempat  ini 
dalam  Bahasa  Arab disebut ,صوم صيام
yang berarti puasa.Dalam Bahasa Arab dan
al-Qur’an puasa disebut shaum atau shiyam yang berarti menahan diri dari
sesuatu dan meninggalkan sesuatu atau mengendalikan diri.

Secara terminologi,
pengertian puasa banyak dikemukakan oleh para ahli, di antaranya oleh:1.1) Abi
Abdillah Muhammad bin Qasim al-Syafi’i “Puasa 
menurut  syara’  adalah 
menahan  diri  dari 
segala  sesuatu  yang 
dapat membatalkannya seperti keinginan untuk bersetubuh, dan keinginan
perut untuk makan semata-mata karena taat (patuh) kepada Tuhan dengan niat yang
telah ditentukan seperti niat puasa Ramadlan, puasa kifarat atau puasa nadzar
pada waktu siang hari mulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari
sehingga puasanya dapat diterima kecuali pada hari raya, hari-hari tasyrik dan
hari syak, dan dilakukan oleh seorang muslim yang berakal (tamyiz), suci dari
haid, nifas, suci dari wiladah (melahirkan) serta tidak ayan dan mabuk pada
siang hari”.

Baca...  Strategi Mbah Kiai Bisri Musthofa: "Kulakan" Doa dan Melariskan Kitab

2.Menurut Abi Yahya
Zakaria al-Anshari:
“Puasa
menurut istilah syara’ (terminologi) yaitu menahan diri dari segala sesuatu
yang dapat membatalkannya sesuai dengan tata cara yang telah ditentukan”.

3.Imam  Taqiyuddin Abu  Bakar 
bin  Muhammad  al-Husaini mengartikan  puasa 
sebagai berikut: “Puasa menurut syara’ adalah menahan diri dari sesuatu
yang telah ditentukan bagi seseorang yang telah ditentukan pula pada waktu
tertentu dengan beberapa syarat”

4.Imam Muhammad bin
Ismail al-Kahlani
“Menahan
diri dari makan, minum  dan  hubungan 
seksual  dan  lain-lain 
yang  telah diperintahkan  menahan 
diri  dari  padanya 
sepanjang  hari  menurut 
cara  yang  telah disyaratkan. Disertai pula menahan diri
dari perkataan sia-sia (membuat), perkataan yang merangsang   (porno),  
perkataan-perkataan   lainnya   baik  
yang   haram   maupun  
yang makruh pada waktu yang telah di syariatkan, disertai pula memohon
diri dari perkataan-perkataan 
lainnya  baik  yang 
haram  maupun  yang 
makruh  pada  waktu 
yang  telah ditetapkan dan menurut
syara’ yang telah ditentukan”.

Dari beberapa  definisi 
di  atas  maka 
dapat  ditarik  pengertian 
bahwa  puasa  (shiyam) adalah suatu substansi ibadah kepada
Allah Swt. yang memiliki syarat dan rukun tertentu dengan jalan menahan diri
dari segala keinginan syahwat, perut, dan dari segala sesuatu yang masuk ke
dalam kerongkongan, baik berupa makanan, minuman, obat dan semacamnya, sejak
terbit fajar hingga terbenam matahari yang dilakukan oleh muslim yang berakal,
tidak haid, dan tidak pula nifas
yang dilakukan dengan yakin dan
disertai dengan
niat. Perintah puasa
bagi umat Islam diwajibkan oleh Allah SWT. 
Pada bulan yang mulia yaitu bulan Ramadhan
karena di bulan Ramadhan itulah  diturunkan 
al-Qur’an kepada umat manusia melalui Nabi besar Muhammad SAW.

Para sufi memberikan
pengertian yang lebih luas mengenai puasa. Menurut para sufi,  puasa 
adalah  menahan  diri 
dari  makan,  minum, 
dan  bersetubuh  sejak 
matahari  terbit hingga maghrib
karena mengharap ridha Allah dan untuk menyiapkan diri untuk bertakwa
kepada-Nya,   dengan   cara  
memperhatikan   Allah   dan  
mendidik   nafsu   sepanjang  
hari menurut  cara  yang 
disyariatkan,  disertai  pula 
menahan  diri  dari 
perkataan  yang  sia-sia, perkataan  yang 
mengundang  fitnah,  serta 
perkataan  yang  diharamkan 
dan  dimakruhkan menurut syarat-syarat
yang telah ditentukan dan waktu yang telah ditetapkan.8Dari pengertian tersebut
dapat disimpulkan bahwa puasa adalah menahan diri dari makan, minum,  dan 
bersetubuh,  serta  godaan 
nafsu  untuk  berbuat 
buruk  atau  maksiat 
sejak matahari terbit hingga matahari terbenam karena semata-mata
mengharap ridha Allah.

Baca...  Gerakan Pemikiran Reformis Muhammad Abduh Ulama Yang Berpengaruh Abad Ini

Para sufi terutama al-Ghazali
membagi puasa menjadi tiga, yaitu: 1.Puasa 
Umum,  yaitu  mencegah 
perut  dan  kemaluan 
dari  syahwat  dan 
hawa nafsu, sebagaimana puasa pada umunya. 2.Puasa Khusus, yaitu mencegah
seluruh anggota badan mulai dari pendengaran, lidah, penglihatan, tangan, kaki,
dan anggota badan lainnya dari perbuatan dosa dan hal-hal yang dapat
mendatangkan murka Allah.3.Puasa sangat khusus, yaitu puasanya hati dari
keinginan-keinginan yang rendah dan kotor, juga bersifat duniawi, memikirkan
hal-hal yang bersifat duniawi, serta menahan  
hati   dari   segala  
ingatan   selain   Allah  
dan   hal-hal   yang  
dapat menyampaikan kepada-Nya. Tujuan puasa tidak serta  merta 
hanya  menahan  diri 
dari  haus  dan 
lapar,  namun menahan diri syahwat
dan bujukan hawa nafsu. Jadi, orang yang berpuasa sudah semestinya meninggalkan
perbuatan ghibah
atau  menggunjing, 
menghasut,  berdusta,  dan 
memandang dengan syahwat. Rasulullah
bersabda:
“Lima hal yang dapat membatalkan puasa, yaitu: dusta, menggunjing, menghasut,
sumpah palsu, dan memandang disertai syahwat.”
Jadi, orang yang
 melakukan
kelima  perbuatan  tersebut 
ketika  puasa,  maka 
nilai  dan  tujuan puasanya menjadi batal.

Kesimpulan

Puasa adalah menahan diri
dari makan, minum, dan bersetubuh, serta godaan nafsu untuk berbuat buruk atau maksiat
sejak matahari terbit hingga matahari terbenam karena
semata-mata mengharap ridha Allah. Berpuasa
merupakan metode Islam dalam rukunnya untuk memberikan
kekuatan kepada manusia untuk berbuat
mulia dengan pendidikannya,
berkepedulian
social yang tinggi dan peka dalam menghubungkan setiap
ibadah dengan kecintaannya kepada Allah
Swt. Berpuasa juga diwajibkan
kepada
orang-orang sebelum ummat Nabi Muhammad Saw. Hal tersebut
bertujuan untuk mendukung program
penuhanan seorang manusia kepada Allah Swt., (sehingga menjadi hamba-Nya) untuk
mengingatkan dirinya
bahwa
ia adalah makhluk yang tidak luput dari lupa dan salah. Kelupaan dan
kesalahan akan melahirkan kerakusan dan
kesombongan sehingga menciptakan
kerusakan
di bumi.

Oleh karena itu, puasa
diwajibkan dan ditempatkan puasa tersbut di masa
Nabi
Muhammad Saw., di bulan yang mulia, yaitu ramadhan agar kemuliaan
juga akan bersarang di diri seorang hamba
Allah Swt. Ramadhan adalah bulan 
diturunkan oleh Allah
Al-Quran (kumpulan teks kewahyuan-Nya) dengan
ramdhan
yang bermakna terik dan panas secara kontekstual bulan yang penuh
dengan pendidikan maka dihadirkan
pendidikan kewahyuan untuk panggilan
keimanan
dan pemantapan keyakinan serta munculnya kecintaan seorang
hamba kepada Allah Swt.

2366 posts

About author
Merupakan media berbasis online (paltform digital) yang menyebarkan topik-topik tentang wawasan agama Islam, umat Islam, dinamika dunia Islam era kontemporer. Maupun membahas tentang keluarga, tokoh-tokoh agama dan dunia, dinamika masyarakat Indonesia dan warga kemanusiaan universal.
Articles
Related posts
Artikel

Tidak Bisa Mengetik di Word karena "Selection is Locked", Ini Solusinya!

2 Mins read
Kompak – Salah satu masalah yang sering ditemui pengguna Microsoft Word adalah pesan “Selection is Locked” yang muncul saat mencoba mengetik atau…
Artikel

Ingin Rumah Lebih Sejuk? Coba Roster Jogja dari AM Roster

4 Mins read
Mendapatkan rumah yang sejuk merupakan impian bagi setiap orang, terutama di negara tropis seperti Indonesia. Salah satu cara untuk menciptakan suhu udara…
Artikel

Sekolah Bisnis Online dan Konsultan Feasibility Study: Meningkatkan Kualitas Bisnis di Era Digital

4 Mins read
Pendahuluan Di era digital yang terus berkembang, memulai dan mengelola bisnis bukan lagi hal yang sulit. Teknologi internet memberikan akses ke berbagai…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights