(Sumber Gambar: Redaksi Kuliah Al-Islam) |
KULIAHALISLAM.COM – Allah SWT dimulai dari
alam roh, manusia telah
mempunyai komitmen bahwa Allah adalah Tuhannya. Fitrah yang telah ada tersebut
tentunya setiap manusia mempunyai kecenderungan
untuk menerima ajaran agama dengan
baik, sehingga tugas pembentukan fitrah
tersebut menjadi sebuah karakter yang baik
tergantung seberapa pengarahan dan bimbingan
yang diterimanya melalui pendidikan
dan lingkungannya. Karena agama mempunyai
peranan penting untuk memuliakan dan
meninggikan derajatnya. Adanya
satu kesatuan dalam diri manusia
itu yaitu jasad dan jiwa maka manusia itu
memiliki suatu keinginan untuk beragama sebagaimana
fitrah (naluri) yang telah tertanam pada
dirinya. Fitrah agama bagi manusia itu adalah
suatu naluri dan ketauhidan seseorang yang telah tertanam pada diri seseorang
sejak ditiupkan roh oleh Allah swt.
Agama merupakan keyakinan
manusia terhadap sesuatu yang bersifat adikodrati ternyata seakan menyertai manusia dalam ruang
lingkup yang luas. Elisabeth K. Nottingham.
Berpendapat bahwa “Agama adalah
gejala yang bersifat universal”, dan agama berkaitan dengan usaha-usaha manusia untuk
mengukur kedalaman makna dari keberadaan diri sendiri dan keberadaan alam semesta.
Masalah yang menyangkut
sikap keagamaan ini pada umumnya bergantung pada persepsi seseorang mengenai kepercayaan
dan keyakinan. Kepercayaan adalah proses
berpikir yang dapat membebaskan manusia dari segala unsur-unsur yang terdapat di luar
pikirannya. Sedangkan
keyakinan adalah proses berfikir manusia
yang telah menggunakan kepercayaan ajaran
agama sebagai penyempurnaan proses dari
pencapaian kebenaran dan keyakinan yang terdapat
diluar jangkauan berfikir manusia.3 Seseorang
yang masih percaya dengan sesuatu yang
mistis akan membuat dirinya sangat yakin dengan
suatu benda yang memiliki kekuatan gaib
yang sulit untuk dipercayai oleh orang yang
memahami ajaran agama Islam.
Makna Agama Islam
Agama Islam
adalah satu–satunya
agama yang diakui dan di terima oleh Allah
Swt. Allah Swt tidak akan menerima agama
selainnya, dari siapapun, dimanapun dan
sampai kapanpun juga. Sebagaimana Firman
Allah Swt dalam QS. Ali-Imran: 19: 3. Terjemahnya: “…Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam…”.
Agama Islam sebagai
ajaran sistem nilai dan moral
yang menuntut manusia secara lahir
maupun batin menuju kebahagiaan dunia dan
akhirat telah tercantum dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an merupakan wahyu
yang diturunkan kepada
Rasulullah SAW. dengan perantara malaikat
Jibril merupakan pedoman utama dalam
kehidupan manusia yang kemudian dicerminkan
oleh nabi Muhammad SAW. dalam
kehidupannya. Ajaran yang terkandung Al-Qur’an
mengandung perintah-perintah dan larangan-larangan
Allah swt. yang sempurna dan
berlaku sepanjang zaman sampai hari kiamat.
Islam mempunyai konsep keseimbangan dalam segala hal. Ia tidak melupakan dunia untuk meraih akherat dan tidak melupakan akherat untuk meraih
dunia. Islam memandang kehidupan manusia sebagai unit integral yang mencakup berbagai hal. Islam adalah syari’at individu, keluarga, masyarakat, Negara dan dunia.
Ajaran Agama Islam
Dalam pembicaraan
sehari-hari, istilah agama
sering digunakan seperti agama Islam, agama
Kristen, umat beragama, toleransi antar umat
beragama dan sebagainya. Istilah agama ini
tampak menyatu dengan kehidupan masyarakat,
bahkan menjadi suatu bentuk ciri khas
dan karakter. Hal ini menjadi salah satu identitas
kehidupan bagi masyarakat.
Agama mengandung arti
ikatan yang harus dipegang dan
dipatuhi oleh manusia. Ikatan
ini mempunyai pengaruh besar terhadap kehidupan
manusia. Ikatan itu berasal dari satu kekuatan
yang lebih tinggi dari manusia. Satu kekuatan
gaib yang tidak dapat ditanggkap oleh panca
indera.
Istilah Islam berasal
dari bahasa Arab dengan
beberapa bentuk kata jadian dari kata kerja,
antara lain aslama, yang berarti menyerahkan
diri dengan tulus hati atau mengikhlaskan;
kemudian kata salima atau salam
dapat berarti selamat, sejahtera, tempat sejahtera,
kesejahteraan, keselamatan. Hal ini dapat
dilihat dalam firman Allah Swt QS. AlJin [72] ayat 14, sebagai berikut: Terjemahnya: “Dan Sesungguhnya di antara Kami ada orang-orang
yang taat dan ada (pula) orangorang yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang yang taat, Maka mereka
itu benar-benar telah memilih jalan yang
lurus.”
Ayat tersebut diatas
menggambarkan bahwa Islam
merupakan bentuk penyerahan dan ketulusan akan kepatuhan dan ketaatan kepada
Allah Swt. Penyerahan diri adalah suatu
bentuk pengakuan diri untuk tunduk dan patuh
kepada Allah, dan di dalamnya kamu mendapat ganjaran yang besar, yaitu keselamatan
kedamaian dan kesejahteraan. Dengan penyerahan diri
yang sesungguhnya akan memberikan kebebasan berkreasi dalam mencari sumber-sumber yang dapat menghantarkan kepada tujuan yang hakiki.
Konsep utama ajaran Islam ialah Aqidah,
Ibadah dan Akhlaq ketiga konsep utama
ini merupakan kunci pembuka dalam mengamalkan
ajaran Islam. Islam di bangun atas
dasar aqidah yang baik dan benar, kemudian
ibadah menjadi isi ajaran dan akhlaq merupakan
penampilan atau aksi dari ajaran Islam.
Iman merupakan potensi
rohani yang harus dibuktikan
dalam bentuk amal saleh sehingga menghasilkan potensi rohani (iman) yang
disebut taqwa. Amal saleh itu menyangkut keserasian dan keselarasan hubungan
sesama manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan dirinya yang membentuk
kesalehan pribadi; hubungan manusia dengan sesama manusia yang membentuk
kesalehan sosial (solidaritas sosial),
dan hubungan manusia dengan alam yang
membentuk kesalehan terhadap alam.
Kemuliaan Manusia Dalam Islam
Islam mengajarkan bahwa manusia adalah makhluk Allah yang
disiapkan untuk mampu mengemban amanah-Nya,
memakmurkan kehidupan di bumi dan diberi kedudukan terhormat sebagai khalifah-Nya di bumi. Kedudukan istimewa manusia di atas bumi
berkaitan erat dengan kekuatan pikiran
yang diberikan kepadanya untuk menalar dan menganalisa. Terlebih lagi ia menerima pedoman dari Allah melalui
misi-misi kerasulan yang menunjukkan jalan
yang benar. Manusia selain menjadi khalifah di bumi, pada saat yang sama ia juga sebagai hamba Allah, ia berkuasa
di bumi bukan lantaran haknya sendiri, melainkan
sebagai wakil Allah yang mengungguli semua makhluk lain, karenanya ia memikul tanggungjawab dihadapan-Nya.
Oleh karena itu kegiatan
hidup manusia senantiasa diarahkan supaya mempunyai
makna dan bernilai pengabdian (ibadah) kepada-Nya. Untuk bernilai ibadah, manusia dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan hidupnya hendaknya selalu menjunjung tinggi pedoman-pedoman yang diberikan oleh Allah dalam
alQuran dan petunjuk-petunjuk pelaksanaannya yang diberikan oleh Rasulullah Saw dalam sunnahnya. Hlm 119,
Hakekat manusia menurut pandangan para filosof adalah sebagai berikut: pertama, manusia sebagai hewan yang berfikir (thinking animal); kedua, bahwa manusia terdapat kesatuan antara ruh dan jasad yang keduanya mesti dipelihara dan di tumbuhkembangkan oleh ilmu melalui pendidikan yang bersumber kepada Alquran dan al-Sunnah. Ia menyebut manusia sebagai makhluk berpotensi ganda pula bahkan multi kebutuhan; dan ketiga, manusia pada asalnya memilki karakter baik, sedangkan perbuatan jahat seperti korupsi itu berasal dari masyarakat atau unsur lain.
Ia lebih lanjut
mengatakan bahwa manusia yang baik dengan karakternya karena datang dari pencipta alam semesta, jika disentuh atau
bergaul dengan manusia, maka manusia itu menjadi jahat; dan keempat, Para ahli sosiologi berbeda dalam memandang manusia, mereka adalah makhluk yang tidak mampu untuk hidup sendiri. Ia harus mempunyai hubungan interdependensi baik langsung
maupun tidak langsung dengan orang lain. Dengan demikian manusia adalah makhluk social.
Manusia dalam al-Quran
terdapat 4 lafadz yaitu: pertama, Kata Insan tersebar ditemukan 65 kali dalam Alquran dengan tiga kategori. Pertama, dihubungkan dengan keistimewaan sebagai khalifah atau pemikul amanah. Kedua, insan dihubungkan dengan predisposisi negative diri manusia. Ketiga, insan dihubungkan dengan proses penciptaan manusia. Kedua, Lafadz Al-Basyar disebut dalam al-Quran sebanyak 35 kali. Manusia disebut al-basyar, karena dia cenderung perasa dan emosional sehingga perlu disabarkan dan didamaikan. Manusia sebagai basyar berkaitan dengan unsur material, yang dilambangkan manusia dengan unsur tanah. Ketiga, Lafadz al-Nas yang mengacu pada manusia sebagai makhluk sosial. Inilah manusia yang paling banyak disebut al-Qur’an 240 kali. Dan keempat, Lafadz Bani Adam disebut dalam Alquran sebanyak 7 kali.
Dalam hal ini setidaknya
ada tiga aspek yang dikaji, yaitu: Pertama, anjuran untuk berbudaya sesuai dengan ketentuan Allah, di antaranya adalah dengan berpakaian guna menutup auratnya. Kedua, mengingatkan pada keturunan Adam agar jangan terjerumus pada bujuk rayu setan yang mengajak kepada keingkaran. Ketiga, memanfaatkan semua yang ada di alam semesta dalam rangka ibadah dan mentauhidkanNya.