Esai

Makna Kemuliaan Manusia dalam Perspektif Islam (3)

5 Mins read

(Sumber Gambar: Redaksi Kuliah Al-Islam)



KULIAHALISLAM.COM – Allah SWT dimulai dari
alam roh,
manusia telah
mempunyai komitmen bahwa Allah adalah Tuhannya. Fitrah yang telah ada
tersebut
tentunya setiap manusia mempunyai
kecenderungan
untuk menerima ajaran agama
dengan
baik, sehingga tugas pembentukan
fitrah
tersebut menjadi sebuah karakter yang
baik
tergantung seberapa pengarahan dan
bimbingan
yang diterimanya melalui
pendidikan
dan lingkungannya. Karena agama
mempunyai
peranan penting untuk memuliakan
dan
meninggikan derajatnya.
Adanya
satu kesatuan dalam diri
manusia
itu yaitu jasad dan jiwa maka manusia
itu
memiliki suatu keinginan untuk beragama
sebagaimana
fitrah (naluri) yang telah tertanam
pada
dirinya. Fitrah agama bagi manusia itu
adalah
suatu naluri dan ketauhidan seseorang yang telah tertanam pada diri seseorang
sejak
ditiupkan roh oleh Allah swt.

Agama merupakan keyakinan
manusia
terhadap sesuatu yang bersifat adikodrati ternyata seakan menyertai manusia dalam ruang
lingkup yang luas. Elisabeth K.
Nottingham.
Berpendapat bahwa “Agama
adalah
gejala yang bersifat universal”,
dan agama berkaitan dengan usaha-usaha manusia
untuk
mengukur kedalaman makna dari keberadaan diri sendiri dan keberadaan alam
semesta.

Masalah yang menyangkut
sikap
keagamaan ini pada umumnya bergantung pada persepsi seseorang mengenai kepercayaan
dan
keyakinan. Kepercayaan adalah proses
berpikir
yang dapat membebaskan manusia dari segala unsur-unsur yang terdapat di luar
pikirannya.
Sedangkan
keyakinan adalah proses berfikir
manusia
yang telah menggunakan kepercayaan
ajaran
agama sebagai penyempurnaan proses
dari
pencapaian kebenaran dan keyakinan yang
terdapat
diluar jangkauan berfikir manusia.3
Seseorang
yang masih percaya dengan sesuatu
yang
mistis akan membuat dirinya sangat yakin
dengan
suatu benda yang memiliki kekuatan
gaib
yang sulit untuk dipercayai oleh orang
yang
memahami ajaran agama Islam.


Makna Agama Islam

Agama Islam
adalah satu
satunya
agama yang diakui dan di terima oleh
Allah
Swt. Allah Swt tidak akan menerima
agama
selainnya, dari siapapun, dimanapun
dan
sampai kapanpun juga. Sebagaimana
Firman
Allah Swt dalam QS. Ali-Imran: 19:
3
Terjemahnya: “…Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam…”.

Agama Islam sebagai
ajaran sistem
nilai dan moral
yang menuntut manusia secara
lahir
maupun batin menuju kebahagiaan dunia
dan
akhirat telah tercantum dalam Al-Qur’an. 
Al-Qur’an merupakan wahyu
yang diturunkan
kepada
Rasulullah SAW. dengan perantara
malaikat
Jibril merupakan pedoman utama
dalam
kehidupan manusia yang kemudian
dicerminkan
oleh nabi Muhammad SAW.
dalam
kehidupannya. Ajaran yang terkandung
Al-Qur’an
mengandung perintah-perintah dan
larangan-larangan
Allah swt. yang sempurna
dan
berlaku sepanjang zaman sampai hari
kiamat.

Islam mempunyai konsep keseimbangan dalam segala hal. Ia tidak melupakan dunia untuk meraih akherat dan tidak melupakan akherat untuk meraih
dunia.
Islam memandang kehidupan manusia sebagai unit integral yang mencakup berbagai hal. Islam adalah syari’at individu, keluarga, masyarakat, Negara dan dunia.

Ajaran Agama Islam

Dalam pembicaraan
sehari-hari, istilah
agama
sering digunakan seperti agama Islam,
agama
Kristen, umat beragama, toleransi antar
umat
beragama dan sebagainya. Istilah agama
ini
tampak menyatu dengan kehidupan
masyarakat,
bahkan menjadi suatu bentuk ciri
khas
dan karakter. Hal ini menjadi salah satu
identitas
kehidupan bagi masyarakat.

Agama mengandung arti
ikatan yang
harus dipegang dan
dipatuhi oleh manusia.
Ikatan
ini mempunyai pengaruh besar terhadap
kehidupan
manusia. Ikatan itu berasal dari satu
kekuatan
yang lebih tinggi dari manusia. Satu
kekuatan
gaib yang tidak dapat ditanggkap oleh
panca
indera.

Istilah Islam berasal
dari bahasa Arab
dengan
beberapa bentuk kata jadian dari kata
kerja,
antara lain aslama, yang berarti
menyerahkan
diri dengan tulus hati atau
mengikhlaskan;
kemudian kata salima atau
salam
dapat berarti selamat, sejahtera, tempat
sejahtera,
kesejahteraan, keselamatan. Hal ini
dapat
dilihat dalam firman Allah Swt QS. AlJin [72] ayat 14, sebagai berikut: 
Terjemahnya: “Dan Sesungguhnya di antara Kami ada orang-orang
yang taat dan ada (pula) orangorang yang menyimpang dari kebenaran.
Barangsiapa yang yang taat, Maka mereka
itu
benar-benar telah memilih jalan yang
lurus.”

Ayat tersebut diatas
menggambarkan
bahwa Islam
merupakan bentuk penyerahan dan ketulusan akan kepatuhan dan ketaatan
kepada
Allah Swt. Penyerahan diri adalah
suatu
bentuk pengakuan diri untuk tunduk dan
patuh
kepada Allah, dan di dalamnya kamu mendapat ganjaran yang besar, yaitu
keselamatan
kedamaian dan kesejahteraan. 
Dengan penyerahan diri
yang
sesungguhnya akan memberikan kebebasan berkreasi dalam mencari sumber-sumber yang dapat menghantarkan kepada tujuan yang hakiki.


Konsep utama ajaran Islam ialah
Aqidah,
Ibadah dan Akhlaq ketiga konsep
utama
ini merupakan kunci pembuka dalam
mengamalkan
ajaran Islam. Islam di bangun
atas
dasar aqidah yang baik dan benar,
kemudian
ibadah menjadi isi ajaran dan akhlaq
merupakan
penampilan atau aksi dari ajaran
Islam.

Iman merupakan potensi
rohani yang
harus dibuktikan
dalam bentuk amal saleh sehingga menghasilkan potensi rohani (iman)
yang
disebut taqwa. Amal saleh itu menyangkut keserasian dan keselarasan
hubungan
sesama manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan dirinya yang
membentuk
kesalehan pribadi; hubungan manusia dengan sesama manusia yang
membentuk
kesalehan sosial (solidaritas
sosial),
dan hubungan manusia dengan alam
yang
membentuk kesalehan terhadap alam
.

Kemuliaan Manusia Dalam Islam

Islam mengajarkan bahwa manusia adalah makhluk Allah yang
disiapkan untuk mampu mengemban
amanah-Nya,
memakmurkan kehidupan di bumi dan diberi kedudukan terhormat
sebagai khalifah-Nya di bumi. Kedudukan istimewa manusia di atas bumi
berkaitan erat dengan kekuatan
pikiran
yang diberikan kepadanya untuk menalar dan menganalisa. Terlebih lagi
ia menerima pedoman dari Allah melalui
misi-misi kerasulan yang menunjukkan
jalan
yang benar. Manusia selain menjadi khalifah di bumi, pada saat yang sama
ia juga sebagai hamba Allah, ia berkuasa
di bumi bukan lantaran haknya sendiri,
melainkan
sebagai wakil Allah yang mengungguli semua makhluk lain, karenanya
ia memikul tanggungjawab dihadapan-Nya.

Oleh karena itu kegiatan
hidup manusia senantiasa diarahkan supaya
mempunyai
makna dan bernilai pengabdian (ibadah) kepada-Nya. Untuk bernilai
ibadah, manusia dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan hidupnya hendaknya selalu menjunjung tinggi pedoman-pedoman yang diberikan oleh Allah dalam
alQuran dan petunjuk-petunjuk pelaksanaannya yang diberikan oleh Rasulullah Saw dalam sunnahnya. Hlm 119,

Hakekat manusia menurut pandangan para filosof adalah sebagai berikut: pertama, manusia sebagai hewan yang berfikir (thinking animal); kedua, bahwa manusia terdapat kesatuan antara ruh dan jasad yang keduanya mesti dipelihara dan di tumbuhkembangkan oleh ilmu melalui pendidikan yang bersumber kepada Alquran dan al-Sunnah. Ia menyebut manusia sebagai makhluk berpotensi ganda pula bahkan multi kebutuhan; dan ketiga, manusia pada asalnya memilki karakter baik, sedangkan perbuatan jahat seperti korupsi itu berasal dari masyarakat atau unsur lain.

Ia lebih lanjut
mengatakan bahwa manusia yang baik dengan karakternya karena datang dari pencipta alam semesta, jika disentuh atau
bergaul dengan manusia, maka manusia itu menjadi jahat; dan keempat, Para ahli sosiologi berbeda dalam memandang manusia, mereka adalah makhluk yang tidak mampu untuk hidup sendiri. Ia harus mempunyai hubungan interdependensi baik langsung
maupun tidak langsung dengan orang lain. Dengan demikian manusia adalah makhluk social.

Manusia dalam al-Quran
terdapat 4 lafadz yaitu: pertama, Kata Insan tersebar ditemukan 65 kali dalam Alquran dengan tiga kategori. Pertama, dihubungkan dengan keistimewaan sebagai khalifah atau pemikul amanah. Kedua, insan dihubungkan dengan predisposisi negative diri manusia. Ketiga, insan dihubungkan dengan proses penciptaan manusia. Kedua, Lafadz Al-Basyar disebut dalam al-Quran sebanyak 35 kali. Manusia disebut al-basyar, karena dia cenderung perasa dan emosional sehingga perlu disabarkan dan didamaikan. Manusia sebagai basyar berkaitan dengan unsur material, yang dilambangkan manusia dengan unsur tanah. Ketiga, Lafadz al-Nas yang mengacu pada manusia sebagai makhluk sosial. Inilah manusia yang paling banyak disebut al-Qur’an 240 kali. Dan keempat, Lafadz Bani Adam disebut dalam Alquran sebanyak 7 kali.

Dalam hal ini setidaknya
ada tiga aspek yang dikaji, yaitu: Pertama, anjuran untuk berbudaya sesuai dengan ketentuan Allah, di antaranya adalah dengan berpakaian guna menutup auratnya. Kedua, mengingatkan pada keturunan Adam agar jangan terjerumus pada bujuk rayu setan yang mengajak kepada keingkaran. Ketiga, memanfaatkan semua yang ada di alam semesta dalam rangka ibadah dan mentauhidkanNya.

2363 posts

About author
http://kuliahalislam.com
Articles
Related posts
Esai

Maknai Kematian sebagai Ujian dan Nasihat

3 Mins read
Setiap manusia akan merasakan kematian, kapan dan dimanapun kematian itu menjemput hidup manusia, umur manusia juga terbatasSetiap manusia akan merasakan kematian, kapan…
ArtikelEsaiFilsafatKeislaman

Telaah Kritis Gerakan Feminisme Era Kontemporer

12 Mins read
Feminisme merupakan gerakan sosial dan politik yang berfokus pada upaya menghapuskan ketidaksetaraan gender serta memperjuangkan peningkatan posisi perempuan dalam berbagai aspek kehidupan…
Esai

Ketika Agama Berhenti di Kerudung

2 Mins read
Ketika agama berhenti di kerudung, dalam masyarakat yang kental dengan nilai-nilai agama, sering kali penampilan fisik menjadi ukuran penting dalam menilai tingkat…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights