Berita

KKN 22 Desa Branang: Refleksi Deep Ecology dari Camp di Bedengan

3 Mins read

KULIAHALISLAM.COM, MALANG – Udara segar pegunungan Malang menyambut kami ketika mobil rombongan memasuki kawasan Bedengan pada sore hari tanggal 19 Juli 2025. Setelah berminggu-minggu terjebak dalam rutinitas program kerja di desa, akhirnya kami mendapat kesempatan untuk melepas penat melalui kegiatan camp selama dua hari.

Namun, apa yang awalnya hanya dianggap sebagai liburan biasa, ternyata memberikan pengalaman mendalam tentang hubungan manusia dengan alam yang sejalan dengan konsep deep ecology yang dikembangkan oleh filsuf Norwegia, Arne Naess.

Ketika pertama kali menginjakkan kaki di area perkemahan, hal yang langsung terasa adalah keheningan yang berbeda dari hiruk pikuk kehidupan sehari-hari. Suara burung berkicau, angin berdesir di antara pepohonan, dan gemericik air sungai kecil menciptakan simfoni alam yang menenangkan jiwa.

Tanpa disadari, kami mulai memperlambat langkah, menurunkan suara, seolah menghormati ruang sakral yang telah kami masuki. Inilah yang oleh Arne Naess disebut sebagai “ecological self” – kesadaran bahwa diri kita tidak terpisah dari alam, melainkan bagian integral dari keseluruhan sistem kehidupan.

Arne Naess, melalui teori deep ecology-nya, mengkritik pandangan antroposentris yang menempatkan manusia sebagai pusat alam semesta. Sebaliknya, ia menawarkan perspektif biosentris yang mengakui nilai intrinsik semua makhluk hidup. Selama dua hari di Bedengan, konsep ini tidak lagi terasa abstrak.

Ketika kami mendirikan tenda di bawah pohon besar yang sudah berusia puluhan tahun, ada rasa hormat yang tumbuh secara alami. Pohon itu bukan sekadar objek yang bisa kami manfaatkan, tetapi entitas yang memiliki hak untuk ada dan berkembang.

Malam pertama memberikan pengalaman yang tak terlupakan. Duduk mengelilingi api unggun sambil memandang langit berbintang yang jarang terlihat di perkotaan, kami merasakan apa yang Naess sebut sebagai “self-realization in the ecological sense”.

Baca...  SUMU Sulawesi Ambil Peran Sukseskan Pilar Dakwah Ekonomi Muhammadiyah

Bintang-bintang yang berkelap-kelip mengingatkan betapa kecilnya eksistensi manusia dalam tatanan alam semesta yang luas. Namun, perasaan kecil ini bukan membuat rendah diri, melainkan menumbuhkan kerendahan hati dan rasa syukur yang mendalam.

Kegiatan menyusuri jalan setapak pada hari kedua semakin memperkuat pemahaman tentang prinsip deep ecology. Saat menyusuri jalur setapak yang berkelok-kelok, kami belajar untuk tidak terburu-buru menaklukkan jalur, tetapi menikmati setiap langkah dengan penuh kesadaran. Setiap bebatuan, setiap tanaman liar, setiap serangga yang kami temui memiliki cerita dan perannya masing-masing dalam ekosistem.

Naess menekankan bahwa dalam deep ecology, semua bentuk kehidupan memiliki hak yang sama untuk hidup dan berkembang. Prinsip ini terasa nyata ketika kami harus berhati-hati agar tidak menginjak semut yang sedang berbaris membawa makanan, atau ketika kami memilih untuk tidak memetik bunga liar meski terlihat indah.

Yang menarik, interaksi antaranggota kelompok juga berubah selama camp ini. Jauh dari gangguan teknologi dan rutinitas formal, hubungan menjadi lebih otentik dan mendalam. Kami berbagi makanan dengan lebih ikhlas, saling membantu mendirikan tenda tanpa diminta, dan mendengarkan cerita satu sama lain dengan penuh perhatian.

Ini mencerminkan salah satu aspek penting dari deep ecology, yaitu pemahaman bahwa individualitas manusia pada dasarnya terhubung dengan komunitas yang lebih luas, baik komunitas manusia maupun komunitas ekologis.

Siang terakhir di Bedengan, saat kami bersiap-siap untuk kembali ke kehidupan “normal”, ada perasaan berat yang sulit dijelaskan. Bukan sekadar berat karena liburan berakhir, tetapi berat karena harus meninggalkan cara hidup yang terasa lebih otentik dan bermakna.

Membersihkan area perkemahan hingga tidak meninggalkan jejak sama sekali bukan lagi sekadar kewajiban, tetapi bentuk rasa terima kasih kepada alam yang telah menerima kami dengan terbuka.

Baca...  Refleksi Kemenangan Paslon MAN-FERI Dalam Pilkada Kota Bima 2024

Perjalanan pulang memberikan waktu untuk merefleksikan pengalaman dua hari tersebut. Deep ecology bukan hanya teori filosofis yang dipelajari di bangku kuliah, tetapi cara hidup yang bisa dipraktikkan dalam keseharian.

Camp di Bedengan mengajarkan bahwa untuk memahami alam, kita tidak perlu menjadi ahli biologi atau pecinta alam yang ekstrem. Cukup dengan membuka hati, memperlambat langkah, dan mendengarkan dengan penuh perhatian, kita bisa merasakan keterkaitan mendalam antara diri kita dengan seluruh kehidupan di planet ini.

Ketika mobil memasuki area perkotaan dengan polusi dan kebisingannya, kontras yang tajam membuat kami semakin menghargai pengalaman di Bedengan. Namun, tantangannya adalah bagaimana menerapkan insight dari deep ecology dalam kehidupan sehari-hari yang penuh dengan tuntutan dan keterbatasan.

Naess sendiri menekankan bahwa deep ecology bukan tentang meninggalkan peradaban dan kembali ke hutan, tetapi tentang mengubah cara pandang dan gaya hidup kita menjadi lebih sadar lingkungan.

Camp di Bedengan membuktikan bahwa kadang kita perlu melangkah keluar dari zona nyaman dan rutinitas untuk mendapatkan perspektif baru tentang kehidupan. Dua hari yang awalnya hanya dianggap sebagai liburan sederhana ternyata memberikan pemahaman mendalam tentang filosofi deep ecology Arne Naess.

Lebih dari itu, pengalaman ini mengingatkan bahwa alam bukan sekadar sumber daya yang bisa dieksploitasi, tetapi rumah bersama yang perlu dijaga dan dihormati.

Sebagai generasi muda yang akan mewarisi bumi ini, sudah saatnya kita tidak hanya memahami teori deep ecology secara intelektual, tetapi juga mengalaminya secara langsung dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

3 posts

About author
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Articles
Related posts
Berita

Yayasan Tarbiyatul Islam Walisongo Hentikan Sementara Program MBG karena Masalah Kualitas dan Keamanan Makanan

1 Mins read
Yayasan Tarbiyatul Islam Walisongo, Banyuanyar Tengah, memutuskan untuk menghentikan sementara pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Keputusan ini diambil setelah ditemukan sejumlah…
Berita

Nushafest 2025: Festival Ekonomi Syariah Nusantara Hadirkan Ribuan Peserta dan Tokoh Nasional

1 Mins read
Jakarta, 27 September 2025 – Nusantara Sharia Finance Festival (Nushafest) 2025 resmi diselenggarakan di Graha Nandhika Sucofindo, Jakarta, pada Sabtu (27/9). Dengan…
Berita

Nushafest 2025: Pakar hingga Tokoh Nasional Dorong Generasi Muda Kuasai Investasi Syariah

2 Mins read
Jakarta, 27 September 2025 – Perubahan digital yang begitu cepat membuka peluang sekaligus tantangan baru dalam dunia investasi. Bagaimana umat Islam merespons…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×
Berita

Gebrak! Mahasiswa KKN 103 UINSA Beraksi untuk Hidup Bersih dan Sehat Lewat Sosialisasi dan Demonstrasi di Desa Kedungasri Lamongan

Verified by MonsterInsights