KeislamanTafsir

Kitab Tafsir Qur’an di Indonesia

4 Mins read

Kuliahalislalm.com-Untuk memudahkan umat Islam Indonesia dalam memahami isi dan kandungan Al-qur’an usaha penerjemahan dan penafsiran Al-qur’an dengan bahasa Indonesia dilakukan baik oleh perorangan maupun kelompok. Di antara Ulama Indonesia yang telah menyusun Tafsir Al-qur’an adalah H. Oemar Bakry ( ahli tafsir, ulama dan mubaligh dari Sumatera Barat) dengan tafsir Al-Azhar dan Muhammad Quraish Shihab. Ada juga Ulama Indonesia yang mempunyai tafsir dalam bahasa daerah dan bahasa Melayu.

Kementerian Agama secara institusional telah mengadakan upaya penerjemahan dan penafsiran Al-qur’an . Kitab terjemahan dan Tafsir Al-qur’an yang ada ditulis dalam bahasa Indonesia, bahasa daerah dan bahasa Melayu secara singkat dapat menjelaskan sebagai berikut.

Pertama, Turjuman al-Mustafid, disusun oleh Syekh Abdur Rauf Singkel pada abad ke-17. Ini adalah kitab tafsir pertama yang dihasilkan di Indonesia dan berbahasa Melayu.
Kedua, At-Tafsir al-Munir li Ma’alim at-Tanzil al-Musfir ‘an Wujuh Mahasin at Ta’wil disusun oleh Nawawi bin Umar bin Arabi atau Syaikh Nawawi al-Jawi. Kitab tafsir ini diterbitkan di Mekah pada permulaan tahun 1880-an dan hingga kini sudah berapa kali dicetak ulang dan banyak beredar di Timur Tengah.

Ketiga, Tafsir an-Nur  tulis oleh Prof. Dr. T.M Hasbi ash-Shiddieqy. Kitab ini diterbitkan pertama kali pada tahun 1973 oleh penerbit Bulan Bintang, Jakarta. Tafsir ini terdiri atas 10 jilid yang memuat penafsiran Al-qur’an 30 juz. Penafsiran dilakukan secara tertib mulai dari surah pertama sampai surat terakhir. Ayat-ayat dikelompokkan sesuai persoalan yang dibicarakan lalu diikuti terjemahan dan penafsirannya. Di bagian akhir penafsiran dibuat kesimpulan.

Keempat, Al-Quran Karim dan Terjemahan Maknanya dikenal juga dengan Tafsir Qur’an Karim Bahasa Indonesia karya Prof. Dr. H. Mahmud Yunus. Tafsir ini hanya terdiri atas satu jilid namun penafsirannya mencakup 30 juz. Pertama kali pada tahun 1967 oleh penerbit PT Al-Ma’arif, Bandung dan CV Al-Hidayah, Jakarta.

Kelima, Tafsir Al-Qur’an Suci disusun oleh Prof. K.H R. Muhammad Adnan dalam bahasa Jawa. Dicetak pertama kali pada tahun 1977 dan sudah berapa kali cetak ulang. Keenam, Al-Kitab al-Mubin Tafsir Al-Qur’an disusun oleh K.H M.H.D Ramli dalam bahasa Sunda. Dicetak pertama kali oleh PT Al-Ma’arif, Bandung tahun 1974.

Ketujuh, Al-Qur’an dan Terjemahannya, disusun oleh Drs. H. Mohammad Rifa’i dan diterbitkan oleh CV Wicaksana, Semarang pada tahun 1974. Kedelapan, Tafsir Rahmat, disusun oleh H. Oemar Bakry. Kitab tafsir ini hanya satu jilid dan mulai terbit pada tahun 1981. Kitab ini dicetak ulang pada tahun 1983 dan 1984. Penafsiran dalam kitab ini dilakukan berdasarkan urutan surah dan ayat dalam Al-qur’an tanpa mengelompokkan ayat sesuai dengan masalah yang dikandungnya. Setiap surah yang akan ditafsirkan didahului oleh suatu pendahuluan yang berisi uraian tentang nama atau nama-nama lain surah tersebut, jumlah ayat, hubungan antara Surah dan pokok isi Surah. Penafsiran sudah diakhiri dengan menutup yang berisi kesimpulan mengenai kandungannya.

Kesembilan, Tafsir al-Azhar, disusun oleh Hamka, diterbitkan oleh Pustaka Panjimas pada tahun 3 dan hingga kini sudah berapa kali cetak ulang. Kitab tafsir ini terdiri atas 15 jilid dan setiap jilid berisi penafsiran 2 Juz Al-qur’an. Di setiap awal surah yang ditafsirkan diuraikan terlebih dahulu beberapa hal yang berkaitan dengan surah dan pokok isinya. Setiap ayat disertai dengan terjemahannya. Masalah pokok yang terkandung dalam ayat-ayat tertentu diuraikan dan ditafsirkan secara panjang lebar.

Kesepuluh, Az-Zikra Terjemah dan Tafsir Al-Qur’an dalam Huruf Arab dan Latin. Tafsir ini terdiri dari 6 jilid mencakup penafsiran Al-qur’an mulai dari surah pertama hingga terakhir. Dicetak pertama kali oleh Angkasa Bandung pada tahun 1987. Kesebelas, Tafsir al-Amanah yang ditulis Prof. Muhammad Quraish Shihab pada tahun 1992 oleh penerbit Pustaka Kartini, Jakarta. Dari segi isi, Tafsir al-Amanah hanya memuat penafsiran dua surah yaitu al-‘Alaq dan Al-Mudddasir. Penafsiran kedua surat ini tidak berdasarkan atas pemilihan suara-suara tertentu.

Kedua belas, Al-Qur’an dan Terjemahannya, disusun oleh Kementerian Agama. Al-qur’an dan Terjemahannya diterbitkan pertama kali sejak tahun 1971 dan telah cetak ulang beberapa kali dan Kemudian beberapa kali mengalami revisi. Pada tahun 1933 Al-quran dan Terjemahannya dicetak di Madinah atas bantuan Kerajaan Arab Saudi. Alquran dan Terjemahannya pada dasarnya berisi terjemahan ayat-ayat Al-qur’an secara berurutan dari surah pertama sampai dengan surah terakhir. Penafsiran atau penjelasan kata atau ungkapan tertentu dicantumkan dalam catatan kaki.

Pada awal setiap surah yang Terjemahkan dikemukakan pendahuluan yang menerangkan arti harfiah surah, jumlah ayat, kelompok surah, hubungan antara surah itu dan surah sebelumnya dan pokok isi Surah. Ayat yang diterjemahkan dikelompokkan menurut masalah yang terdapat di dalamnya. Pada bagian akhir surah dikemukakan penutup yang berisi kesimpulan dari kandungan Surah dan hubungannya antara suara itu dan suara sesudahnya.

Ketiga belas, Al-Qur’an dan Tafsirnya, disusun oleh tim Penyusun Tafsir Departemen Agama RI berdasarkan SK Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 90 tahun 1972. Tim ini disempurnakan pada tahun 1973 dan 1980 masing-masing berdasarkan SK Menteri Agama nomor 8 tahun 1973 dan nomor 30 tahun 1980.

Kitab tafsir ini ditulis selesai pada tahun 1980. Sampai dengan tahun 1944, kitab tafsir tersebut sudah berapa kali cetak ulang oleh Proyek  Pengadaan Kitab Suci Departemen Agama dan belakangan dicetek oleh swasta. Sebelum dicetak ulang, tafsir tersebut diteliti kembali dan diadakan penyempurnaan baik dari segi penulisan pada teks ayatnya, teks hadis yang dimuat di dalamnya, tanda-tanda baca maupun hal lainnya seperti ejaan, redaksi dan teknik tata letaknya oleh Lajnah Pentasih Mushaf Al-Qur’an, Kementerian Agama yang berada di bawah langsung oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Agama Departemen Agama RI.

Al-qur’an dan Tafsirnya terdiri atas bagian Mukadimah Al-qur’an dan tafsirnya dan jilid I sampai dengan jilid X. Muqaddimahnya berisi uraian tentang berbagai hal yang berkaitan dengan ilmu-ilmu Al-qur’an sementara 10 jilid berikutnya memuat 30 juz al-qur’an dan tafsirnya dengan masing-masing jilid memuat 3 Juz Alquran.

Sebelum menafsirkan ayat yang terdapat di dalam satu surah, dikemukakan lebih dahulu mukadimah setiap surah yang berisi uraian tentang nama surah yang bersangkutan, pokok isinya dan hubungan surah itu dengan suara sebelumnya.

Keempat belas, Tafsir Al Mishbah karya Prof. Muhammad Quraish Shihab. Al-Mishbah sendiri berasal dari bahasa arab yang berarti lampu.Tafsir al-Mishbah sendiri ditulis dengan tujuan sesuai namanya yaitu agar menjadi lampu, yang bertujuan untuk menerangi

93 posts

About author
Redaktur Kuliah Al Islam
Articles
Related posts
KeislamanOpini

Tafsir Alquran dan Interaksi Budaya: Studi atas Tafsir Al-Huda karya Bakri Syahid

2 Mins read
Tafsir Alquran merupakan sebuah hasil interpretasi manusia terhadap teks suci Alquran. Berbeda dengan Alquran yang diyakini sebagai kalam Tuhan yang bersifat mutlak…
Keislaman

Gus Ulil Teologi Asy'ariyah (3): Klaim Tentang Tindakan Tuhan

5 Mins read
Di dalam klaim ketiga ini Asy’ariyah mengatakan bahwa Tuhan bisa menimpakan penyakit kepada satu hewan yang tidak melakukan kejahatan apapun. Inilah salah…
Keislaman

Gus Ulil Teologi Asy'ariyah (2): Klaim Tentang Tindakan Tuhan

4 Mins read
Pada ngaji sebelumnya (episode 122/hal. 316, edisi Darul Minhaj) dijelaskan bahwa salah satu klaim pandangan teologis keagamaan (akidah) Asy’ariyah mengenai tindakan-tindakan Tuhan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights